NovelToon NovelToon
Pernikahan (Bukan) Impian

Pernikahan (Bukan) Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Ibu Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hana Ame

Alina berkali kali patah hati yang dibuat sendiri. Meski dia paham kesalahannya yang terlalu idealis memilih pasangan. Wajar karena ia cantik dan cerdas serta dari keluarga terpandang. Namun tetap saja dia harus menikah. Karena tuntutan keluarga. Bagaimana akhir keputusannya? Mampukah ia menerima takdirNya? Apalagi setelah ia sadari cinta yang sesungguhnya setelah sosok itu tiada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Ame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Bidadari, Pengajian Sebelum Akad

Hari-hari pun berlalu, mengalir seperti sungai yang tak mungkin berbalik arah. Pernikahan Alina semakin dekat, dan di setiap helaan napasnya, ia mulai merasakan ketenangan yang perlahan-lahan menggantikan keraguan. Tidak ada lagi ruang untuk mundur, karena di dalam hatinya, ia telah berdamai dengan takdir yang kini tengah ia jalani.

Ia tahu, keputusannya mungkin bukan yang paling sempurna di mata ibunya. Namun, lebih dari segalanya, ia ingin meyakinkan bahwa dirinya akan baik-baik saja. Ia tak ingin ibunya terus terbebani oleh kekhawatiran, tak ingin ada penyesalan yang membayangi sisa usia beliau.

Maka, jika kebahagiaan harus diperjuangkan, Alina akan berusaha sekuat mungkin. Ia akan menjalaninya dengan penuh keyakinan, bukan hanya demi dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang yang ia cintai. Karena baginya, kebahagiaan bukan sekadar tentang siapa yang menemani, melainkan tentang seberapa besar hati menerima dan seberapa tulus langkah dijalani.

Malam itu suasana kamar Alina terasa syahdu. Hanya ada lampu temaram yang menerangi ruangan, memberi kesan hangat di malam yang penuh haru. Di tengah keheningan, Bu Anik duduk di tepi ranjang, menatap putrinya yang sedang merapikan kerudung. Wajahnya menyiratkan banyak rasa—antara bahagia, haru, dan sedikit sedih.

Bu Anik menghela napas panjang, suaranya lembut tapi penuh perasaan. “Besok kamu benar-benar jadi pengantin, Nak... Rasanya baru kemarin Ibu menggendongmu, mengusap rambutmu saat kau menangis di tengah malam. Sekarang, kamu sudah menjadi seorang istri… secepat itu waktu berlalu.”

Alina yang sedang menghadap kaca rias, menengok sambil tersenyum kecil, berusaha menahan air matanya,“Ibu masih bisa mengusap rambutku kapan saja… aku tetap anakmu, Bu. Aku tidak pergi jauh.”

Bu Anik mendekat mengulurkan tangan dan mengelus tangan Alina, suaranya bergetar,“Tapi tetap saja, kamu akan menjadi milik seseorang... Ada laki-laki yang kini bertanggung jawab atasmu. Ibu hanya bisa berdoa semoga dia benar-benar menjagamu dengan baik.”

Alina pun menunduk, menggenggam tangan ibunya erat, “Aku tahu, Bu... Ibu pasti berat melepas aku. Aku pun tidak pernah membayangkan akan menikah secepat ini. Tapi... aku yakin, ini jalan yang harus aku tempuh. Aku ingin Ibu bahagia, aku ingin Ibu bisa lebih tenang melihat aku bersandar pada seseorang.”

Sejenak, keduanya terdiam. Hanya suara embusan napas yang terdengar. Lalu, perlahan, air mata yang sejak tadi tertahan akhirnya jatuh di pipi Bu Anik.

Bu Anik mengusap air matanya, lalu tersenyum lembut,“Ibu hanya ingin kamu bahagia, Alina... Jangan biarkan dirimu merasa sendirian, jangan menanggung semuanya sendiri. Jika ada yang mengganjal di hatimu nanti, pulanglah. Ibu akan selalu ada.”

Alina mendongak dan menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca, lalu berlutut di hadapan ibunya, menggenggam kedua tangan beliau erat,“Bu... terima kasih untuk segalanya. Untuk setiap doa yang Ibu panjatkan, untuk setiap tetes air mata yang Ibu sembunyikan demi aku... Aku tak akan pernah bisa membalas semua kasih sayang Ibu.”

Bu Anik menarik Alina ke dalam pelukannya. Keduanya terisak, melebur dalam kehangatan yang tak terucapkan. Malam itu, dalam diam, mereka saling menguatkan. Sebab besok, akan ada perjalanan baru yang harus Alina jalani, dan Bu Anik harus merelakan putrinya melangkah menuju babak kehidupan yang baru.

Tiba tiba Rudy datang dan mengetuk pintu kamar, "Ibu..... Bu.... Masih di dalam ya ?"

"Yaa Rudy sebentar...." Bu Anik bergegas menghapus air matanya.

Alina mengulurkan tissue sambil berteriak, "Sebentar Dek, ada apa ?"

"Itu tamu tamunya udah pada dateng Mba. Aku suruh masuk ya."

"Ya Dek. Mba bentar lagi keluar." Alina pun menggenggam tangan ibunya untuk keluar bersama sama menyambut para tamu yang akan mengikuti pengajian malam itu.

Sementara itu Roy dan anak anak sedang bersiap siap berangkat ke rumah Alina.

1
Queen's
hii, ijin promosi ya kak,

cek profil aku ada cerita terbaru judulnya

THE EVIL TWINS

atau langsung tulis aja judulnya di pencarian, jangan lupa mampir dan favorit kan juga ya.

terima kasih
Mít ướt
Jleb banget ceritanya!
Kavaurei
Nangkring terus
BillyBlizz
Aduh thor, saya udah kecanduan dengan ceritanya, makin cepat update-nya ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!