Diki Arya Wijaya harus menelan pil pahit saat matanya melihat istrinya masuk ke dalam kamar hotel bersama laki laki lain yang ia tak kenal, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang di lakukan istrinya dengan laki laki itu di dalam sana membuat ia ingin membunuh keduanya saat itu juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jero rina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Pukul lima sore Diki dan Tomi pun keluar dari kantor dengan ke adaan kantor yang sudah sepi yang tersisa hanya satpam yang masih berjaga.
"Kita mau kemana?" tanya Tomi yang sudah duduk di balik kemudi.
"Kita ke restoran melati." jawab Diki dan Tomi pun langsung melajukan mobilnya ke restoran yang di maksud.
.
Di lain tempat Dian kini tengah di maki maki oleh rentenir karna belum bisa membayar hutang almarhum ibunya.
Tak ada yang bisa Dian lakukan selain meminta tempo karna belum gajihan karna gajihnya baru keluar Minggu depan.
"Maaf Bu, kasih saya waktu Minggu depan, saya janji kalo gajih saya sudah keluar saya akan langsung bayar ke rumah ibu." ucap Dian memelas.
"Selalu kamu kaya gini, saya tidak mau tau ya kalo sampe Minggu depan kamu tidak bayar saya sita rumah kamu, beserta seluruh barang barang nya." ucap Bu Marta marah.
"Gak bisa gitu dong Bu, kan hutang saya juga tinggal setengah kenapa rumah saya disita" jawab Dian tak terima rumahnya mau di sita.
"Sertifikat rumah kamu ada sama saya jadi terserah saya dong mau saya gimana
selama kamu belum bisa bayar lunas hutang kamu maka rumah kamu akan saya sita, dan saya kasih waktu sampe seminggu kalo tidak jangan harap kami bisa kembali lagi kerumah ini." ucap ibu Marta dan pergi dari hadapan Dian tanpa perduli teriakan Dian yang tak terima keputusan ibu Marta.
Ibu Marta adalah lintah darat di kampung Dian, ibu Dian terpaksa meminjam uang padanya karna harus membayar biaya rumah sakit Dina yang waktu itu harus di operasi karna tabrak lari dengan menjadikan sertifikat rumahnya sebagai jaminan, namun setelah Dian keluar dari rumah sakit dua bulannya ibu Dian yang mengalami musibah ibu Dian jatuh dari tangga saat sedang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah majikannya dan mengakibatkan tidak bisa berjalan lagi karna tidak ada biaya untuk biaya operasi dan kini hanya tinggal di rumah saja.
Kejadian bertubi tubi di alami Dian setelah kepergian ayahnya, dulu ayah Dian memiliki restoran tempat ia bekerja tapi karna bangkrut akhirnya restoran itu pun di jual, setelah itu nenek Dian pun pergi juga untuk selamanya menyusul ayahnya dan meninggalkan hutang yang cukup banyak yang membuat uang hasil jual restoran itu di pake hingga habis makanya saat Dina kecelakaan ibunya terpaksa menggadaikan sertifikat rumah.
"Aku harus apa.." ucap Dian lirih setelah kepergian Bu Marta dari rumahnya.
Dian pun masuk kedalam rumahnya dan melihat tatapan ibunya yang sayu karna tak bisa membatu apa kena keadaannya yang seperti itu.
"Nak maafkan ibu tidak bisa bantu kamu cari uang." ucap ibu ayu menangis.
"Ibu gak usah pikirkan itu, cukup ibu sehat sudah menjadi semangat buat aku, kalo gitu aku ke kamar dulu ya Bu, oh ya minta Dina panggil aku kalo sudah datang beli makan." ucap Dian dan di anggukin ibunya.
Dian pun merebahkan tubuhnya di kasur dan menatap langit langit memikirkan apa yang harus ia lakukan agar bisa mendapatkan uang, kalo kasbon itu gak mungkin karna istri bosnya itu sangat pelit, kalo pinjam sama Leo pasti di kasih karna Leo anak dari orang kaya, tapi ia sangat malas berhubungan dengan laki laki itu.
.
Bersambung.....
Mak othor tunggu ya kunjungan nya..