🏆 Novel Lomba Anak Genius 2023 🏆
Kisah seorang anak genius bernama Aaron Lee yang piatu sejak bayinya.
Dia dibesarkan dalam keluarga kaya yang memiliki tambang minyak, ayahnya yang bernama Lee Ryder adalah pria tertampan yang termasuk dari sembilan pria terkaya didunia.
Aaron Lee besar bersama seorang pengasuh yang masih muda bernama Margot Evans, gadis yatim-piatu yang diambil oleh keluarga Lee Ryder dari panti asuhan saat dia masih anak-anak.
Margot Evans menjadi bagian keluarga Lee Ryder yang diberi tugas kepercayaan untuk menemani Aaron Lee.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Bab 7
Hari ini, Margot Evans harus menyiapkan diri untuk belajar menyetir mobil setelah selesai melakukan rutinitasnya sebagai pengasuh Aaron Lee.
"Kamu akan berlatih Margot ?", tanya Aaron Lee dari sofa dia duduk.
"Iya, ini sudah jadwalku untuk latihan menyetir mobil bersama ayahmu", sahut Margot.
Margot merapikan buku-buku pelajaran milik Aaron Lee ketika ada di kamar bocah lima tahun itu.
"Apakah kamu lelah belajar menyetir mobil ?", tanya Aaron Lee.
"Sebenarnya aku bosan melakukannya karena aku tidak mahir-mahir mengemudikan mobil dengan cepat", jawab Margot.
"Mungkin kamu kurang berpengalaman", ucap Aaron Lee.
"Hai... Bagaimana kamu tahu dengan arti kata berpengalaman, anak kecil ?", kata Margot.
Margot berlari ke arah Aaron Lee sambil menggelitik perut bocah laki-laki itu dengan gemasnya.
"Ternyata kamu belajar lebih cepat, ya !?'', ucap Margot.
Aaron Lee tertawa keras ketika Margot menggelitik perut mungilnya.
"Menggemaskan...", kata Margot seraya mencubit kedua pipi bocah kecil itu.
Margot memeluk Aaron Lee erat-erat.
"Baiklah, aku harus belajar menyetir mobil sekarang", ucap Margot.
Gadis muda itu beranjak berdiri seraya merapikan kemejanya.
"Coba, aku boleh ikut denganmu, Margot...", kata Aaron Lee.
"Tapi sayangnya ayahmu tidak akan mengijinkannya karena kamu harus belajar, Aaron Lee", sahut Margot.
"Aku bosan belajar", ucap Aaron Lee.
"Tidak boleh bosan belajar karena pendidikan itu sangat penting", kata Margot.
"Bisakah kamu membujuk ayahku untuk mengijinkan aku ikut kalian ?", ucap Aaron Lee.
"Mmm..., aku tidak terlalu yakin akan hal itu karena ayahmu tidak akan mengijinkannya", jawab Margot.
"Ayah terlalu berlebihan...", ucap bocah lima tahun itu.
"Bagaimana jika setelah aku berlatih, kamu tunjukkan padaku programmu itu ?", lanjut Margot.
"Apakah kamu ingin melihat hasilnya, Margot ?", tanya Aaron Lee.
Kedua mata bocah kecil itu tampak bersinar-sinar ketika Margot menanyakan tentang kelanjutan program miliknya yang dia buat.
"Tentu, aku ingin melihat hasil program robotmu itu. Mungkin saja ada gunanya", kata Margot.
"Woah !!! Aku akan menunjukkannya padamu setelah kamu pulang !", ucap Aaron Lee bersemangat.
"Baiklah, aku rasa ayahmu sudah menungguku di luar. Dan kamu tahu ayahmu jika kita terlambat...", kata Margot.
"Dia pasti marah", sahut Aaron Lee.
"Hmmm, iya ! Dan pastinya ayahmu akan menghukumku lebih keras berlatih menyetir mobil", kata Margot.
Keduanya tertawa lepas ketika mereka membicarakan Lee Ryder.
Margot berjalan ke arah pintu kamar Aaron Lee lalu meraih pegangan pintu.
"Aku pergi dulu dan jangan lupa belajar", ucap Margot seraya mengedipkan matanya.
"Baik !", sahut Aaron Lee.
Bocah lima tahun itu mengarahkan jempol kanannya ke arah depan sambil tersenyum.
Margot pergi meninggalkan kamar Aaron Lee yang berada di lantai atas.
Seperti biasanya dia harus memanaskan mobil sebelum berlatih menyetir mobil.
Terdengar suara deru mesin mobil dihidupkan dari halaman rumah.
BRUM... BRUM... BRUM...
Asap knalpot mobil mulai mengepul keluar dan menyebar.
Tampak pria berambut perak itu berjalan ke arah mobil dimana Margot berada disana.
Lee Ryder sendiri seperti biasanya akan dengan senang hati mengganggu Margot Evans.
Menyindirnya atau membuat Margot Evans kesal.
"Hai, gadis manja !", sapa Lee Ryder.
Lee Ryder melongokkan kepalanya ke dalam mobil seraya menatap Margot.
"Apa kamu sudah siap untuk belajar ? Bukankah kamu paling lelah ?", sindir Lee Ryder.
Margot hanya menoleh sekilas tanpa menjawabnya.
"Ada apa denganmu ? Jangan cemberut nanti cepat tua !", goda Lee Ryder.
Margot semakin kesal mendengar ucapan Lee Ryder yang selalu mengganggunya.
"Kita berlatih sekarang !", ucap Lee Ryder.
Lee Ryder membuka pintu mobil lalu masuk ke dalam dan duduk di sebelah kursi pengemudi.
Dia menutup pintu mobil dengan cepat.
"Ayo, latihan !", perintahnya kepada Margot.
Margot yang duduk di sebelahnya menoleh ke arah Lee Ryder termenung.
"Apa yang kamu lihat ?" tanya Lee Ryder.
Margot tidak menjawabnya dan hanya diam menatap lurus Lee Ryder.
"Hai, gadis jelek !", ucap Lee Ryder keras.
Tangan Lee Ryder mengarah ke depan Margot lalu menggoyangkannya.
"Astaga ! Dia melamun !?", kata Lee Ryder.
Lee Ryder mendekatkan wajahnya ke wajah Margot Evans seraya berkata.
"Kamu ingin dicium, ya ?", ucap Lee Ryder.
Margot sontak terkejut mendengar ucapan Lee Ryder.
Lamunan gadis cantik itu langsung buyar saat Lee Ryder memandanginya sangat dekat.
"A--apa !?", sahut Margot lalu menjauh dari pandangan Lee Ryder.
Dia mengalihkan pikirannya ke arah setir kemudi.
"Kita berangkat sekarang ?", tanya Margot berpura-pura tidak peduli.
"Ayo, jalan !", sahut Lee Ryder.
Margot kembali menatap pria tampan itu.
"Apa lagi ? Ayo, jalankan mobilnya ! Apalagi yang kamu tunggu ?", ucap Lee Ryder.
"Ehk, i--iya...", jawab Margot.
"Dan jangan lupa pasang sabuk pengamannya !", ucap Lee Ryder mengingatkan.
"Oh, iya, iya...", sahut gadis cantik itu dengan tangan sedikit bergetar.
Margot mulai mengemudikan mobil dengan menginjak pedal gas pelan-pelan ke arah depan.
Mobil berhasil melaju meski sedikit tersendat-sendat ketika Margot mengemudikannya.
Meninggalkan halaman rumah milik Lee Ryder, pergi menjauh pelan lalu menghilang dari pandangan.
"Putar setirnya lebih cepat !", perintah Lee Ryder.
Ketika mobil hendak berbelok di tikungan jalan.
"B--baik...", sahut Margot.
"Konsentrasi ! Jangan bengong !", kata Lee Ryder.
Margot berusaha keras mengikuti intruksi dari Lee Ryder saat berlatih di jalanan berbelok.
Lee Ryder sengaja membawa gadis cantik itu untuk mengemudikan mobil ke jalan penuh gang dengan tujuan agar Margot cepat belajar.
"Putar kemudinya dengan cepat ! Bagaimana kamu bisa menghindari mobil lain jika di jalan raya nanti !?", ucap Lee Ryder.
Margot berusaha mengikuti instruksi Lee Ryder tetapi dia masih kurang mahir untuk menyetir mobil yang dia kendarai.
"Injak pedal gasnya lebih keras !", kata Lee Ryder.
"I--iya...", sahut Margot agak gugup.
"Arahkan pandanganmu lurus ke depan ! Dan perhatikan kaca spion mobil !", perintah Lee Ryder.
Lee Ryder memajukan badannya untuk memperbaiki letak kaca spion mobil bagian depan.
"Apa aku juga harus melihat kaca spion yang ada diluar mobil ?", tanya Margot.
"Tentu ! Bukankah aku telah mengajarkannya !? Lalu kenapa masih bertanya lagi ???", sahut Lee Ryder.
Margot menuruti perintah Lee Ryder dan mobil melaju cepat keluar gang menuju ke arah jalan raya.
Mobil bergerak cepat sepanjang jalan, mereka mulai memasuki jalan raya yang sepi di luar pusat kota.
"Agak cepat !!! Injak pedal gasnya !!!", kata Lee Ryder cukup keras.
Margot tersentak ketika mendengar perintah Lee Ryder tanpa dia sadari, gadis muda itu menginjak pedal gas cukup kencang.
Mobilpun melaju cepat di jalanan menuju luar kota.
Berulangkali Lee Ryder mengingatkan kepada gadis berusia tujuh belas tahun itu untuk berkonsentrasi saat mengemudikan mobil.
Margot berusaha semaksimal mungkin mengikuti intruksi yang diberikan oleh Lee Ryder kepadanya meski dia tampak kesulitan saat menyetir.
Pada saat latihan di hari ini, Margot Evans tanpa sengaja menginjak gas mobil cukup kencang sehingga dia tidak sengaja menabrak pembatas jalan.
BRAK !
Terdengar suara mobil yang cukup keras ketika menabrak pembatas jalan.
Mobil langsung berhenti total berjalan ketika depan mobil tepat berada di pembatas jalan yang disamping jalan merupakan jalan landai menurun yang sangat terjal.