Bagi Lea Richard pria paling brengsek dan menyebalkan di dunia adalah Bara Klopper. Tapi kenapa hatinya justru mencintai pria itu? Pria yang sudah memiliki seorang istri yang sangat cantik bernama Arneta.
Sedangkan bagi Bara Klopper wanita yang selalu membuat hati dan tubuhnya panas hanyalah Lea Richard, bagi Bara wanita yang bernama Lea Richard adalah miliknya! Tidak ada yang boleh memiliki Lea selain dirinya.
"Kau harus mau menjadi istriku!" Bara Klopper.
"Aku tidak sudih menjadi istri keduamu!" Lea Richard.
Akankah hubungan keduanya yang sempat menjauh selama beberapa bulan itu akan kembali terjalin? Ataukah akan berpisah untuk ke-dua kalinya dan untuk selamanya?
Follow Ig ~ mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
"Kau..." Arneta hendak melayangkan tamparan di pipi Lea, namun tangannya ditahan oleh seseorang.
"Jangan pernah menyentuh wanitaku!" Bara menghempaskan tangan Arneta dengan kasar.
"Ba-Bara." Arneta terkejut saat melihat keberadaan suaminya.
Begitu pun dengan Lea yang terkejut saat Bara langsung menarik tangannya untuk berdiri dari tempat tersebut.
"Dengar Arneta! Sekali lagi kau berbuat kasar pada Lea, aku tidak akan segan-segan menceraikanmu." Ucap Bara dengan tegas.
"Bara Klopper, apa kau yakin ingin menceraikanku dan kehilangan seluruh kekayaan Tuan Klopper?"
"Of course." Bara menarik tangan Lea untuk keluar dari restoran tersebut.
"Tunggu Bara!" Arneta menahan langkah Lea dan suaminya. "Kau tidak boleh seperti ini Bara, aku ini istrimu dan anak kita sebentar lagi akan lahir. Kau tega meninggalkan aku hanya demi wanita murahan ini." Arneta menangis sembari mengusap perutnya yang besar. "Permainan dimulai." Gumamnya dalam hati.
"Kau, jaga bicaramu!" Bara mencengkram lengan Arneta.
"Ah.. Bara you hurt me." Arneta menjerit kesakitan, membuat semua pengunjung di restoran tersebut menatap kearah mereka. "You hurt me just because of that cheap woman." Ucap Arneta dengan isak tangis dibibirnya, akhirnya niat untuk mempermalukan Lea di depan umum sudah tercapai. Dengan begini wanita itu akan memikirkan dua kali untuk menerima tawaran Bara menjadi istri kedua pria itu.
"Kau gila Arneta." Umpat Bara dengan kasar, melihat sandiwara yang tengah dilakukan Arneta. Karena jelas-jelas ia hanya mencengkram tangan wanita itu tanpa menggunakan tenaga sama sekali.
"Lea I beg you to leave my husband." Mohon Arneta tanpa mempedulikan perkataan Bara, ia semakin menangis dengan kencang saat tahu ada pengunjung yang merekam kejadian tersebut. "Look this woman wants to steal my husband." Teriak Arneta menunjuk pada Lea.
Membuat Lea terdiam karena seluruh mata para pengunjung restoran kini menatapnya dengan tajam.
"Not true, she's a crazy woman." Bara menunjuk Arneta, dan dengan segera membawa Lea pergi dari restoran tersebut tanpa mempedulikan Arneta yang berteriak memanggil namanya.
*
*
"Ini semua gara-gara kau." Ucap Lea setelah mereka berada di dalam mobil, sembari memukul pria itu dengan sekuat tenaga. "Oh my God, bagaimana kalau keluargaku tahu semua kejadian tadi?"
"Bukankah itu bagus, jadi kita akan menikah tanpa harus menjelaskan apa pun pada mereka." Sahut Bara dengan santai.
"Bara..." Lea mendengus kesal sembari memalingkan wajahnya kearah jendela mobil, ia benar-benar merasa bodoh sudah terjebak diantara Bara dan Arneta.
"Bagaimana? Kau sudah lihat bukan betapa liciknya Arneta. Dia sengaja mempermalukan mu untuk membuat kau mundur." Ucap Bara dengan menghela napasnya. "Itu sebabnya aku butuh kau untuk menghadapi wanita itu, agar tidak bertindak lebih jauh dengan mempengaruhi kakek tua itu."
"Ish, kau itu ternyata suami-suami takut istri hingga meminta bantuan ku untuk menghadapi Arneta." Sindir Lea.
"Oh come on, aku ini pria sejati yang tidak akan menyakiti seorang wanita yang sedang hamil." Bara mencoba menggoda Lea dengan merangkul wanita itu kedalam pelukannya. "Bagaimana? Apa kau mau menikah denganku?" Bara menatap Lea dengan intens.
"Baiklah karena Arneta sudah membuat aku malu, apa salahnya mewujudkan apa yang dituduhkannya tadi." Sebenarnya Lea sempat ragu menerima tawaran Bara, tapi setelah melihat kelakuan Arneta membuat sisi liarnya ingin membalas perbuatan wanita licik itu dengan menjadikan semua tuduhannya menjadi nyata. Seperti sebuah ungkapan yang mengatakan sudah terlanjur basah kenapa tidak mandi sekalian, Karena Lea yakin kejadian tadi pasti seluruh keluarganya akan tahu.
"Jadi kau mau menikah denganku?" Bara menatap Lea tak percaya.
"Ya, aku mau menikah denganmu. Tapi ada beberapa syarat yang harus kau setujui." Lea menatap Bara dengan senyum tipis dibibirnya.
Sementara yang ditatap hanya bisa menelan salivanya dengan susah, karena Bara yakin wanitanya itu akan memberikan syarat yang berat untuknya.