NovelToon NovelToon
ISTRI DADAKAN MAS SANTRI

ISTRI DADAKAN MAS SANTRI

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / Poligami / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Pernikahan rahasia
Popularitas:691
Nilai: 5
Nama Author: Miss Flou

Arshaka Beyazid Aksara, pemuda taat agama yang harus merelakan hatinya melepas Ning Nadheera Adzillatul Ilma, cinta pertamanya, calon istrinya, putri pimpinan pondok pesantren tempat ia menimba ilmu. Mengikhlaskan hati untuk menerima takdir yang digariskan olehNya. Berkali-kali merestock kesabaran yang luar biasa untuk mendidik Sandra, istri nakalnya tersebut yang kerap kali meminta cerai.
Prinsipnya yang berdiri tegak bahwa pernikahan adalah hal yang sakral, sekeras Sandra meminta cerai, sekeras dia mempertahankan pernikahannya.
Namun bagaimana jika Sandra sengaja menyeleweng dengan lelaki lain hanya untuk bercerai dengan Arshaka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Flou, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MARI BELAJAR MENCINTAI

Sandra terdiam mendengar pertanyaan yang Arshaka lontarkan. Mata yang tadinya enggan menatap, kini ia bawa—menilik hitam bola mata Arshaka dengan tatapannya yang redup.

Pun Arshaka kian menutup mulutnya, menunggu Sandra menjawab. Ia sebenarnya tidak ingin menanyakan hal tersebut dalam keadaan Sandra sedang sakit. Akan tetapi Arshakn tidak ingin menyia-nyiakan sesuatu yang ada di depan mata. Belum tentu setelah kembali sehat, Sandra bisa nurut seperti ini.

“Kenapa?”

“Agar tidak ada yang menghalangi sesuatu yang sedang saya usahakan darimu.”

“Usahakan apa?”

“Segala sesuatu yang baik untukmu. Apalagi?” tanya Arshaka menaikkan sebelah alisnya.

“Aku pusing nggak mau ditanya-tanya!” Sandra membuang pandangan ke arah lain.

“Saya butuh kejujuran kamu Sandra,” cakap Arshaka menuntut jawaban.

“Iya ada, kenapa?” tanyanya membuat Arshaka terdiam beberapa saat.

“Siapa lelakinya?”

“Kenapa laki-laki selalu egois? Lagi sakit aja tetep dituntut?’

Arshaka tersenyum gemas. Perempuan itu makhluk yang sangat unik dan begitu sulit untuk ditebak. “Baik, lupakan pertanyaan saya. Tidurlah beberapa menit sembari menunggu bubur masak. Mbak Ayu bilang kamu tidak tidur sama sekali.”

“Jangan mengharapkan apapun dari aku. Aku bukan perempuan yang bisa jadi istri yang baik,” celetuk Sandra berkata pelan.

“Saya akan mendidik kamu.”

“Aku pembangkang.”

“Kalau begitu, kita sama. Saya juga pembangkang.”

Sandra memutar bola matanya malas. “Manut begitu sama orang tua. Pembangkangnya dari mana?!”

Arshaka menarik sudut bibirnya tipis. “Pembangkang, melawan ego wanita yang sangat tinggi dan tidak mau kalah. Sebab itu kita sering berdebat setiap saat. Padahal ada waktu yang tepat untuk berdebat dengan kaum hawa.”

Sandra mengernyitkan dahi.

“Ada kalimatnya seperti ini ‘Jangan mendebat wanita yang sedang marah, tunggu saja sampai tenang. Dan jangan mendebati wanita ketika ia tenang, nanti dia bisa marah.’ Itu waktunya.”

Ia tersenyum saat Sandra menahan diri untuk tidak tertawa, terlihat dari sudut bibirnya yang berkedut-kedut. Arshaka akui bahwa Sandra itu cantik, wajah baby face, pas untuk tinggi tubuhnya yang bogel. Untuk ukurannya, Sandra terlalu imut juga menjadi pemeran yang jahat.

“Tertawa saja kalau mau,” sindirnya dan Sandra pun berpaling muka.

“Tahu hewan apa yang jika manusia terkena air liurnya dia harus mencuci bagian yang terkena air liur hewan tersebut sebanyak tujuh kali, yang salah satu bilasannya harus menggunakan tanah?” tanyanya dibalas anggukan Sandra.

“Apa?”

“Anjing.”

“Benar. Tapi kalau mulut dan perilaku manusia yang melukai hati, air mana yang bisa mencucinya? Bahkan air mata yang menabur luka pun tidak mampu menghapusnya.”

Ucapan Arshaka membuat Sandra terdiam. Entah seketika dia tersadar sebab biasanya jika orang sedang sakit, lalu ia dijejali dengan sesuatu yang sifatnya membangun, maka otaknya akan memberikan respon baik dengan cepat. Atau justru ia diam sebab hal lain.

“Nyindir aku?”

Maka tergelak lah Arshaka untuk pertama kalinya di hadapan Sandra yang lantas terpaku. Tidak ada yang benar pandangan lelaki di depan wanita terkecuali wanita itu sendiri turut memandangnya.

“Tidak, saya hanya memberikan sedikit wejangan agar kamu lebih bisa mengontrol mulut dan sikap kamu, Sandra,” kekehnya mencubit gemas hidung sang istri.

Sandra mendecak. “Kamu nyakitin aku. Inget, setetes air mata perempuan, seribu dosa buat kamu.” Tak ingin kalah, ia ikut menyindir dengan pengetahuannya yang setipis tissue.

“Sehelai rambutmu yang terlihat oleh lelaki lain selain mahram kamu, balasannya adalah tujuh puluh ribu tahun di neraka, dan mendekatkan saya pada tempat menyeramkan itu.”

“Tapi kan ....” Sandra tidak menyelesaikannya ketika jari telunjuk Arshaka bersemayam di depan bibirnya.

“Manfaatkan waktu untuk istirahat jika bisa. Tidurlah sejenak, jika tidak bisa, tidak usah banyak bicara lagi,” tuturnya sembari merapikan rambut Sandra yang tergerai acak di leher lalu ia semakin meninggikan selimut untuk menutupi tubuh istrinya hingga perpotongan leher.

“Nggak usah peluk-peluk.”

“Yakin?” tanya Arshaka memastikan. Ia hanya ingin memberi kenyamanan pada Sandra. Jika gadis itu nyaman maka akan ia lanjutkan, jika tidak maka dia lepaskan.

Pertanyaannya tidak dijawab oleh Sandra. Namun, melihat sinar mata tak rela dari istrinya membuat Arshaka kembali menarik sudut bibirnya sedikit lebih lebar, hanya sedikit. Lantas, yang selanjutnya Arshaka lakukan adalah membenarkan posisi keduanya agar tidak memberatkan Sandra. Kemudian dia rengkuh tubuh kecil itu dengan penuh perasaan walau masih harus dipaksakan.

Sandra merasakan kenyamanan yang luar biasa dalam pelukan Arshaka kali ini. Hingga dirinya tanpa sadar melingkarkan tangan kanan ke tubuh Arshaka . Sementara tangan kirinya sejak tadi terus bertautan dengan pemuda tersebut.

“Apa yang membuatmu menjadi perempuan sangat keras kepala jika patuh seperti ini kamu terlihat semakin cantik, Sandra,” puji Arshaka dalam hati sembari mengusap kening istrinya yang perlahan terpejam.

“Nggak usah sentuh-sentuh.”

“Tapi kamu peluk saya,” balas Arshaka membuat Sandra tersadar, ia langsung menarik tangannya dan bergeser menjauh dari Arshaka .

Kekehan kecil terlolos dari bibir Arshaka yang merasa lucu dengan tingkah Sandra. Pada awal pernikahan dia benar tidak menerima Sandra sehingga sikap ketus dan dingin masih ia tonjolkan. Namun, ketika gelap malam tiba ia pandangi wajah Sandra yang terlelap, hatinya bergetar. Terbesit rasa takut di hati kepada Tuhan, sehingga ia memantapkan hati untuk menerima Sandra, apalagi setelah mendengar isak tangis gadis itu ketika ia membentaknya.

“Bantu saya untuk mencintainya, Tuhan.”

Ingin ia bawa lagi Sandra dalam dekapnya. Namun, gadis itu langsung menjauh. “Diem, Kak. Udah nggak usah peluk-peluk lagi. Gerah.”

“Oke.” Arshaka membebaskan Sandra, menarik tangan kanan dari bawah leher istrinya lalu ia mendudukkan tubuh di tepi ranjang.

“Emang nggak ada laki-laki yang ngertiin perempuan.”

Langsung saja Arshaka menyentil kening Sandra dengan perasaan sangat gemas. “Mau dipeluk atau tidak?”

“Nggak.”

“Ya sudah.”

“Tuh ‘kan!”

“Kenapa lagi? Saya cuma memenuhi inginmu saja.”

“Ck! Sana pergi!”

“Iya saya pergi.”

“Kak Arshaka !” Sandra memekik pelan.

“Apa, Sri?” Arshaka mengulum bibirnya begitu pupil mata Sandra melotot. “Saya milik kamu, tidak usah ragu dan gengsi kalau mau minta sesuatu dari saya.”

“Tau ah!”

Arshaka terkekeh-kekeh. Ia sedikit melipat sarung yang dikenakan lalu kembali masuk ke selimut, bersandar pada head board dan membawa Sandra masuk ke dalam pelukannya.

“Bersikaplah seperti ini setiap hari,” bisik Arshaka lalu mencium ubun-ubun Sandra bersamaan dengan doa dan harap yang dia lantunkan.

“Ogah. Cinta juga nggak.”

"Mari belajar untuk saling mencintai, Sandra," cakap Arshaka menatap ke dalam manik mata Sandra.

Kalimat itu terdengar seperti omong kosong andai itu didengar oleh Arvhisa. Perasaan Arshaka pada Nadheera terlampau besar dan belajar untuk mencintai perempuan lain adalah bentuk penyiksaan paling kejam terhadap diri.

Sandra mendongakkan kepala, menilik wajah Arshaka dari bawah. “Apa yang bikin kamu kukuh pertahanin pernikahan ini?” tanya Sandra lalu membulatkan mata ketika Arshaka mengecup bibirnya yang pecah-pecah.

1
Marlina Selian
haha lucu banget
Marlina Selian
lanjut thoor tetap semagat 🥰🥰🥰🥰
Marlina Selian
ikutan hayut dalam cerita ya hati ku teriris jugak
윤기 :3
Gila aja nih cerita, bikin gue baper dan seneng banget!
Miss Flou: Hallo, terima kasih sudah mampir, Kak. Semoga betah ya di sini sampe ending🥰
total 1 replies
Miss Flou
Annyeong, selamat datang😍
Ini novel pertama saya, semoga kalian suka ya. Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar, Sayangku🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!