zahratunnisa, gadis berparas ayu yang sedang menempuh pendidikan di Dubai sebuah musibah menimpanya, hingga akhirnya terdampar di amerika.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ewie_srt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tiga puluh tiga
"aku akan ke dubai lusa, apakah ada hal lain yang ingin kamu sampaikan padaku?" tanya ethan siang itu, saat mereka makan siang.
Zahra mengangkat kepalanya, kunyahannya terhenti sesaat. Sorot matanya menatap heran pria yang sedang menatapnya balik.
"apakah harus tuan langsung yang pergi kesana?"
"ya.." angguk ethan tenang,
"sepertinya aku mengenal pangeranmu itu!"
Zahra memicingkan matanya tak suka, ada nada mengejek dari ucapan pria itu. Apalagi di bibir pria itu tersungging senyuman tipis,
"mengapa anda baik sekali pada saya tuan?,saya pikir tuan hanya akan mengirim orang lain untuk mengusut masalah ini!" mata indah zahra mengerjab-erjab indah, menghadirkan debaran tak beraturan di dada ethan
"aku tak punya maksud apapun padamu zahra, jangan ke ge-eran!" nada suara ethan berubah datar, ia ingin menyembunyikan kegugupannya karena tatapan mata indah milik zahra itu.
"saya tidak ke ge-ran tuan, saya hanya merasa anda terlalu baik!"
"ehem.." ethan berdehem pelan, memecah rasa yang sempat mencengkeram hatinya sesaat tadi. Mata elangnya terlihat tidak perduli, walau sesekali ia mencuri pandang pada zahra yang sudah menekuri santapannya kembali.
"saya tak tahu bagaimana cara membalas budi baik tuan pada saya" bisik zahra lirih, ia tak berani menatap ethan. Ia takut pria itu tahu isi hatinya, namun mata elang ethan tak berkedip sama sekali, dekik indah di pipi zahra menghipnotisnya.
"tuan ethan.." panggil zahra mendongakkan kepalanya tiba-tiba, menyentakkan ethan dari tatapan kagumnya itu,
Kerjaban mata zahra, suara gadis itu yang tiba-tiba ceria, menciptakan getaran di hati ethan. Dengan cepat ethan melengos, membuang pandangannya ke arah lain. Ethan menyerapahi hatinya yang sedang tak karuan,
'apa yang terjadi denganku ini?'benaknya berpikir keras,
"bolehkah saya merapikan ruang baca anda tuan?" tanya zahra dengan tatapan penuh harap, binar matanya terlihat berpendar indah. Lagi-lagi ethan membuang mukanya, sungguh ia tak menyadari mengapa dirinya bisa segitu gugupnya dengan tatapan mata zahra.
"ehem.."dehemnya terdengar parau,
"terserah kamu!"
Senyum manis zahra mengembang indah, mata besarnya mengerjab penuh terima kasih.
"bo..bolehkah saya membaca buku-buku anda tuan?" suara zahra yang bergetar gugup, entah mengapa terdengar indah di telinga ethan yang semakin terpesona, jantung pria itu semakin kencang berdetak tak beraturan. Susah payah ethan menahan ekpresi di wajahnya, akhirnya ia hanya mengangguk seraya meninggalkan zahra sendirian di meja makan.
Ethan mengernyitkan keningnya heran sungguh rasa aneh ini semakin menjadi aneh saja belakangan ini, setiap hari rasanya ia ingin selalu melihat wajah zahra.
'apakah aku menyukainya' tersentak ethan berhenti melangkah, memegangi dadanya yang masih berdebar tak menentu itu.
Wajah tampan pria itu terlihat tak ragu, kerutan di dahinya semakin menebal.
"hhhhhhhhh.." desahnya berat, ia menutup pintu ruang kerjanya, dengan sedikit tak bersemangat, kebingungan melandanya tanpa jeda dan ampun.
Sementara zahra, sepeninggalan pria itu dari ruang makan, terlihat ceria. Terbayang sudah dalam benaknya, buku-buku dalam ruang baca ethan.
"aku akan menghabiskan isi perpustakaan itu" gumamnya sembari merapikan meja makan, terdengar senandung riang dari mulutnya,
Sangking bahagianya zahra, gadis itu tak menyadari kedatangan seseorang di belakangnya,
"sepertinya kamu sedang senang yah zahra?"
Zahra menoleh terkejut, memutar tubuhnya, ia tersenyum canggung mengangguk sopan pada temannya ethan itu.
"tuan luke..!"
"no.." geleng luke cepat, raut wajah tampannya terlihat tak suka,
"hanya luke, tanpa tuan" ralat pria itu seraya mengibaskan telunjuknya tak setuju
Zahra tersenyum lucu, senyumnya terlihat ramah.
"tuan ethan ada di ruang kerjanya"
Luke juga tersenyum, ia mengangguk. Tanpa mengalihkan perhatiannya dari zahra yang pamit ijin ke kamarnya,
"heummm, gadis yang cantik" gumamnya pelan,
"siapa?"
Luke tersentak kaget, menoleh. Ethan yang berdiri di sampingnya menatap ke arah ia menatap tadi.
"kamu bikin kaget saja" gerutu luke sembari melangkah menuju ruang kerja ethan.
"bagaimana rencana kita ke dubai lusa? "
Ethan yang melangkah di samping luke, hanya menunjukkan jempolnya,
"paspormu aman?"
Lagi-lagi ethan hanya menunjukkan jempolnya, pria itu menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa malas.
"siapa yang kamu bilang cantik tadi?"
Luke menoleh, mengamati wajah ethan yang terlihat penasaran.
"ethan..!"
Ethan hanya mengangkat kedua alisnya, tanpa menjawab.
"apakah kamu mengijinkan aku mendekati zahra?" tanya luke lembut, wajah tampan pria berkaca mata itu terlihat serius.
Ethan terperanjat, pertanyaan luke barusan mengingatkannya tentang perasaan temannya itu pada zahra.
Ethan tak menjawab, sejujurnya ia tak ingin luke mendekati zahra, namun ethan bingung jawaban apa yang bisa ia berikan untuk luke.
"kamu menyukai zahra?, ethan!"
Lagi wajah ethan tercengang, luke selalu mampu memahami hatinya dengan baik, ia tak tahu apakah dirinya menyukai zahra atau tidak. Namun ethan tak menyukai kenyataan bahwa luke memiliki perasaan untuk zahra,
"kalau kamu menyukainya ethan, aku akan mundur, aku tak ingin berebut wanita denganmu. Kamu itu sahabat sekaligus saudaraku" tatap luke tanpa berkedip, pria itu mengamati wajah ethan yang berubah. Namun sahabatnya itu hanya diam,
"walau zahra tipeku, tapi kamu jauh lebih berharga bagiku ethan!"
Ethan hanya menatap, mulutnya masih terdiam. Ia tak tahu jawaban apa yang bisa ia berikan pada luke.
Baginya luke juga sahabat sekaligus saudara, namun ia juga berat mengijinkan pria itu mendekati zahra.
"ethan.."
"terserah kamu saja luke!" jawab ethan, ia tersenyum, walau senyum itu terlihat sangat ragu.
Luke mengangguk senang,
"terima kasih"
'maaf ethan, kamu harus secepatnya menyadari hati dan perasaanmu' sambungnya dalam hati.
Ethan memandangi wajah sumringah sahabatnya itu, dan entah mengapa ada rasa sakit yang menusuk dadanya. Ada rasa tak ikhlas, namun ethan berusaha mengabaikannya. Jika memang luke tulus menyukai zahra, bukankah itu bagus, sahabatnya mencintai gadis yang ia selamatkan dan sepertinya yang ia perduli in juga.
"tok..tok.."
Suara ketukan di pintu, mengagetkan keduanya bersamaan mereka meminta untuk masuk.
Zahra masuk, membawa napan berisi teh hangat. Gadis itu meletakkan di atas meja dengan perlahan, di bawah tatapan mata elang kedua pria yang memandanginya.
"silahkan.." zahra tersenyum mempersilahkan keduanya untuk minum, ia berlalu setelah mengangguk sopan pada ethan dan luke.
"kamu yakin ethan?" tanya luke memastikan, kepalanya menoleh ke arah ethan yang menatap ke arah zahra yang telah menutup pintu.
Ethan tergeragap, ia melengos jengah menyadari bahwa luke memperhatikannya.
Bersambung..