NovelToon NovelToon
OBSIDIAN BLOOM

OBSIDIAN BLOOM

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Antagonis / Romansa / Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:798
Nilai: 5
Nama Author: Dgweny

Ia adalah Elena Von Helberg, si Antagonis yang ditakdirkan mati.

dan Ia adalah Risa Adelia, pembaca novel yang terperangkap dalam tubuhnya.

Dalam plot asli, Duke Lucien De Martel adalah monster yang terobsesi pada wanita lain. Tapi kini, Kutukan Obsidian Duke hanya mengakui satu jiwa: Elena. Perubahan takdir ini memberinya hidup, tetapi juga membawanya ke dalam pusaran cinta posesif yang lebih berbahaya dari kematian.

Diapit oleh Lucien yang mengikatnya dengan kegilaan dan Commander Darius Sterling yang menawarkan kebebasan dan perlindungan, Risa harus memilih.
Setiap tarikan napasnya adalah perlawanan terhadap takdir yang telah digariskan.

Lucien mencintainya sampai batas kehancuran. Dan Elena, si gadis yang seharusnya mati, perlahan-lahan mulai membalas kegilaan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dgweny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Kamar Tidur Berhias Bunga

Bab 3: Kamar Tidur Berhias Bunga

(Duke Lucien De Martel & Lady Elena Von Helberg)

Duke Lucien De Martel telah pergi ke Dewan Kerajaan, tetapi kehadirannya tetap terasa. Ruangan mewah itu, yang dipenuhi perabotan berat dan kain sutra jacquard yang mahal, terasa lebih seperti sangkar berharga daripada kamar tidur. Aroma maskulin dingin Lucien masih tertinggal di udara, aroma yang kini identik dengan kepemilikan.

Risa, yang kini sepenuhnya harus mengakui dirinya adalah Elena, merangkak kembali ke ranjang. Dia membiarkan tubuhnya tenggelam dalam kelembutan bantal dan selimut, memikirkan kembali ancaman Lucien.

Hadiah yang mematahkan rantai masa lalu.

Kata-kata itu bergema dengan janji kekejaman khas tokoh utama pria dark romance. Jika Lucien benar-benar akan "membalas dendam" pada keluarga Von Helberg demi Elena, itu akan menjadi titik balik yang monumental.

Risa harus mengesampingkan rasa takutnya dan mulai berpikir secara rasional. Ia adalah seorang mahasiswi yang terbiasa menganalisis struktur. Sekarang, ia menganalisis struktur novel yang rusak.

Plot Awal: Lucien mencintai Serafina. Elena berusaha membunuh Serafina. Lucien membunuh Elena.

Plot Baru: Lucien mencintai Elena (karena Kutukan Obsidian). Elena berusaha menghindari Lucien. Lucien mengunci Elena dan ingin menikahinya.

Yang paling penting, Serafina Lowe – Protagonis Wanita Asli (OFL) – telah diabaikan.

"Serafina... dia pasti masih ada di Ibu Kota," gumam Risa. Dalam novel, Serafina adalah seorang gadis lugu dari pedesaan yang datang ke Ibu Kota untuk mencari nafkah dan tanpa sengaja menarik perhatian Lucien. Cinta Lucien adalah obsesi, tetapi cinta Serafina adalah cahaya yang melunakkan hatinya.

Risa harus mencari tahu apa yang terjadi pada Serafina. Jika Lucien meninggalkannya, Serafina mungkin akan menjadi kekuatan yang tidak terduga dalam plot baru ini. Dia mungkin berbalik membenci Elena (Risa) karena "mencuri" Lucien, atau, lebih baik, dia mungkin menemukan Male Lead lain—mungkin Darius Sterling, yang di plot asli adalah SML Serafina.

Kepala Risa berdenyut nyeri saat ia mencoba memilah-milah memori yang kacau itu. Ia membutuhkan distraksi, atau ia akan gila karena menganalisis skenario pembunuhan dan pernikahan paksa secara bersamaan.

Ia bangkit, berjalan ke meja rias. Di atasnya, Lisette telah meletakkan beberapa buku yang ia minta: buku-buku yang menyangkut sejarah Utara dan Legenda Kutukan Obsidian.

Risa memilih buku yang paling tebal dan membawanya kembali ke ranjang.

Ia menghabiskan beberapa jam berikutnya untuk membaca, melupakan rasa sakit fisiknya dan menyelam ke dalam mitologi Utara.

Kutukan Obsidian (Obsidian Curse):

Menurut legenda, kutukan itu berasal dari seorang Duke De Martel kuno yang mengkhianati perjanjian kuno dengan roh es untuk mendapatkan kekuasaan tak terbatas. Sebagai gantinya, ia dikutuk untuk hanya memiliki satu obsesi sepanjang hidupnya. Jika obsesi itu menolaknya atau mati, Duke itu akan menjadi gila dan berubah menjadi monster es yang mematikan.

Hal yang membuat Risa terkejut adalah sub-teksnya: “Kutukan hanya dapat dialihkan jika objek obsesi pertama mati atau secara sukarela menolaknya, membiarkan jiwa yang lebih kuat mengambil alih fokus Obsidian.”

Atau secara sukarela menolaknya.

Risa mengingat memori Elena asli. Elena sangat membenci Serafina, dan dia tidak pernah secara eksplisit menolak Lucien karena dia menginginkan kekuasaan. Tapi di saat-saat terakhir sebelum transmigrasi, Elena asli dipenuhi kebencian, bukan hanya pada Serafina, tetapi pada Lucien yang akan membunuhnya.

Mungkinkah penolakan yang paling keras dan jujur—penolakan di ambang kematian—dari Elena asli, bertepatan dengan masuknya Risa, telah dianggap oleh Kutukan Obsidian sebagai "jiwa yang lebih kuat" yang mengambil alih fokus?

Risa menghela napas. Ini adalah spekulasi yang terlalu fantastis, tetapi ini adalah satu-satunya penjelasan untuk kegilaan Lucien saat ini.

Ia harus mengendalikan Kutukan itu, bukan melawan Lucien. Melawan Lucien secara fisik atau terbuka adalah bunuh diri. Mengendalikan obsesi Lucien adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan kembali kebebasannya, atau setidaknya, memastikan ia tidak berakhir mati di tangan cinta yang gila.

Tiba-tiba, Lisette masuk, wajahnya kembali pucat.

"Yang Mulia," bisiknya, suaranya dipenuhi ketakutan yang tulus. "Duke... dia kembali. Dan dia membawa... Ayahmu."

Jantung Risa mencelos. "Ayahku? Duke Von Helberg? Tapi... dia bilang dia akan membawakan hadiah. Bukan... bukan Ayahku?"

"Duke Lucien... dia membawa Duke Von Helberg. Diikat, Yang Mulia. Di gerbang. Dan dia menuntut agar Anda menemuinya di ruang tamu utama."

Risa harus menunjukkan ketenangan dan keangkuhan Elena, meskipun di dalam hatinya ia adalah Risa yang panik. Lisette dengan cepat membantunya mengenakan jubah tidur beludru hitam yang paling tebal dan menutupi bekas luka di pelipisnya dengan sedikit bedak.

Saat Risa berjalan menuruni tangga utama Sarang Gagak, setiap langkah terasa berat. Ruangan utama luas, didominasi oleh perapian besar dan bayangan yang bergerak-gerak.

Di tengah ruangan, berdiri Duke Lucien. Dia masih mengenakan pakaian luar yang ia kenakan saat pergi, tetapi jubahnya terbuka, memperlihatkan mantel hitam dan kemeja sutra di bawahnya. Dia terlihat lelah, tetapi matanya yang merah-gelap berkobar.

Di hadapan Lucien, di lututnya, adalah Duke Von Helberg—Ayah Elena. Ayahnya yang sombong dan dingin, yang selalu memperlakukannya seperti aset politik, kini terikat dengan rantai tipis dan dipermalukan. Di tangannya, Lucien memegang Pedang Vengeance yang legendaris, ujungnya menancap di lantai marmer, tepat di antara kaki Ayah Elena.

"Elena, Cintaku," sapa Lucien, suaranya merdu, tetapi memiliki kualitas predator yang dingin. "Kau terlambat. Tapi tak apa, pembalasan harus dinikmati perlahan."

Duke Von Helberg mendongak, matanya dipenuhi kebencian dan rasa malu yang mendalam. "Elena! Dasar anak tidak tahu terima kasih! Apa yang kamu lakukan? Suruh monster ini melepaskanku!"

Lucien menendang punggung Ayah Elena, gerakan yang dingin dan kasar. "Diam. Aku tidak mengizinkan kotoran itu berbicara di hadapan calon Duchess-ku."

Lucien berjalan ke arah Risa/Elena, mengambil tangannya dan menciumnya. Gerakan itu adalah kontras yang mengerikan: kelembutan penuh hasrat pada Risa, dan kekejaman absolut pada Ayahnya.

"Dia telah mengirim dua surat ke Dewan, Elena," bisik Lucien ke telinganya, seolah-olah mereka hanya berdua. "Dia menuntut agar kamu dihukum karena telah mempermalukan nama Von Helberg. Dia ingin aku melepaskanmu agar dia sendiri yang dapat membunuhmu untuk 'menjaga kehormatan'."

Risa merasakan kebencian Elena asli terhadap ayahnya yang egois. Risa sendiri merasa muak.

"Dia tidak peduli padaku," kata Risa, suaranya dingin, meniru nada Elena.

"Tentu saja tidak," Lucien setuju, matanya bersinar. "Tapi aku peduli. Dan aku tidak mengizinkan siapa pun menyakitimu, termasuk darah dagingmu sendiri."

Lucien melepaskan tangan Elena dan kembali ke hadapan Duke Von Helberg.

"Aku membawanya padamu, Sayang," kata Lucien, menoleh ke Elena. "Dia adalah rantai terakhir yang mengikatmu pada kehidupan yang penuh penghinaan. Rantai yang membuatmu mencoba bunuh diri dengan sabotase. Aku mematahkannya untukmu."

Lucien menghunus pedangnya, Vengeance. Bilah obsidiannya berkilauan di bawah cahaya lilin, memancarkan aura dingin dan mematikan.

"Pilih, Elena," suara Lucien nyaris berbisik, tetapi bergema mematikan di seluruh ruangan. "Apa hukuman untuk pria yang berani menuntut kematian calon Duchess De Martel?"

Duke Von Helberg memohon, "Elena, jangan! Aku ayahmu! Kau adalah darah dagingku!"

Risa merasa mual. Membunuh. Tentu saja, Lucien akan menawarkan pilihan gila ini. Ini adalah Obsidian Curse—obsesi yang menuntut pembalasan ekstrem demi objek cintanya.

Jika Risa memilih kematian, dia akan menjadi sama dengan Elena asli: kejam dan berdarah dingin. Lucien akan semakin terobsesi, melihatnya sebagai wanita yang paling cocok berdiri di sisinya.

Jika Risa membebaskannya, Lucien mungkin marah. Dia mungkin merasa Elena masih memiliki ikatan dengan masa lalunya dan menolaknya.

Risa melangkah maju, menjauh dari bayangan Lucien. Ia harus memilih jalan yang tidak terduga, jalan yang menunjukkan bahwa ia tidak sekejam Ayahnya, tetapi juga tidak selemah Serafina.

"Duke Lucien," katanya, suaranya sedikit bergetar, tetapi penuh tekad. "Aku tidak ingin darahnya."

Lucien mengangkat alisnya, tampak terkejut. Pertama kalinya, plotnya menyimpang dari yang Lucien harapkan.

"Kau ingin memaafkannya? Setelah semua yang ia lakukan padamu? Dia ingin kau mati, Elena."

"Membiarkannya mati adalah kemudahan," jawab Risa, memelototi Ayahnya. "Dia adalah ayahku, dan aku akan memberinya belas kasihan."

Risa berjalan mendekat, mengambil sikap yang angkuh dan mengintimidasi.

"Hukuman yang pantas," Risa melanjutkan, menatap Ayahnya. "Bukan kematian, melainkan kehancuran. Hilangkan gelarnya, ambil tanahnya, sita asetnya. Usir dia dari Ibu Kota. Biarkan dia hidup dalam kemiskinan dan rasa malu yang mendalam. Itu akan menjadi pembalasan yang jauh lebih menyakitkan daripada kematian yang cepat."

Lucien terdiam. Seluruh ruangan terasa tegang. Duke Von Helberg terengah-engah, mengetahui bahwa kehinaan abadi lebih buruk daripada kematian bangsawan.

Kemudian, Lucien tersenyum. Senyumnya kali ini bukan senyum dingin, tetapi senyum kebanggaan.

"Brilian, Sayang," katanya, nada suaranya dipenuhi kekaguman yang nyaris gila. "Pembalasanmu sempurna. Kejam, dingin, tetapi dihiasi dengan lapisan belas kasihan yang palsu. Kamu benar-benar... milikku."

Lucien mengangguk pada pengawal yang berdiri di bayangan. "Laksanakan perintah Duchess. Ambil gelarnya, biarkan dia hidup dalam kehinaan dan tanpa sepeser pun uang."

Saat Duke Von Helberg diseret pergi, kutukan dan air mata dari pria yang hancur itu, ia bersumpah akan membalas dendam pada Elena.

Lucien kembali kepada Elena, kegilaan dan obsesi di matanya mencapai puncaknya. Dia menarik Elena ke pelukannya, memeluknya begitu erat hingga Risa hampir tidak bisa bernapas.

"Itulah yang aku cintai darimu," bisik Lucien, ciuman di rambutnya. "Sisi gelapmu. Kau tidak suci seperti Serafina Lowe. Kau gelap, kejam, dan elegan. Kau adalah Obsidian Bloom-ku."

Risa menyadari, dengan rasa takut yang dingin, bahwa ia telah menyelamatkan dirinya dari Ayahnya, tetapi ia telah mengunci dirinya lebih dalam ke dalam sangkar Lucien. Ia telah berhasil memanipulasi obsesi itu, tetapi itu berarti ia harus terus-menerus berakting sebagai wanita gelap yang dicintai Lucien.

"Sekarang," kata Lucien, melepaskannya, matanya memanas. "Mari kita lupakan kekejaman. Kamar ini terasa dingin. Temani aku di kamarku. Kita akan merayakan pembalasanmu ini."

Risa tahu ini adalah undangan yang tidak bisa ditolak. Lucien mengamuk dengan obsesinya, dan penolakannya sekarang dapat memicu sisi monsternya.

"Aku akan mengikutimu, Duke," jawab Risa, nadanya patuh, tetapi matanya dipenuhi tekad. Aku harus segera melarikan diri, atau kegilaan ini akan menenggelamkanku.

Ia mengikuti Lucien ke kamar utama, menuju takdir yang dipenuhi bahaya, gairah gelap, dan potensi kehancuran.

Bersambung...

1
shookiebu👽
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
Dgweny: makasihhh banyak
total 1 replies
Bell_Fernandez
Plot yang rumit, namun brilian.
Dgweny: makasih banyak
total 1 replies
Tae Kook
Jangan biarkan kami menunggu lama-lama, update please~~
Dgweny: siapp , di tunggu update selanjutnya yaaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!