NovelToon NovelToon
NERD Bertahan Hidup Di Dunia Yang Hancur Dengan Sistem Player Store

NERD Bertahan Hidup Di Dunia Yang Hancur Dengan Sistem Player Store

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sistem / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Hari Kiamat / Evolusi dan Mutasi
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: orpmy

Gadis kutu buku tiba-tiba mendapatkan sistem play store yang menyatakan jika update bumi akan segera terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon orpmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Preman Berseragam

Esok harinya, langit sangat cerah, bahkan terlalu cerah hingga membuat panas menyengat.

Sebelumnya, malam begitu dingin hingga tidak heran jika ada puluhan penghuni hotel yang tewas akibat hipotermia. Namun, saat matahari terbit, semuanya berubah menjadi panas, bahkan cukup kuat untuk menguapkan air banjir.

Cuaca ekstrem bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi para penghuni hotel. Persediaan makanan semakin menipis, udara yang pengap dan bau toilet yang menyengat semakin memperburuk keadaan.

Yang terparah adalah tidak adanya air bersih. Di luar memang ada banyak air banjir, tetapi tidak ada seorang pun yang berani meminumnya karena takut terinfeksi dan berubah menjadi mutan.

Di tengah kesulitan yang dialami orang lain, Sekar menikmati harinya dengan sangat nyaman di penthouse-nya.

AC menghembuskan udara yang sejuk, air bersih mengalir deras dari keran yang bersumber dari kolam air tak terbatas Minecraft, dan makanan segar disajikan oleh para koki kucing.

"Hmm~ tumis kangkung dan jamur ini enak. Dimakan bareng nasi pulen raja cupang, uwenake pol, rek!"

Gadis itu bersama dua clone-nya sangat menikmati kemewahan yang saat ini sulit dimiliki orang lain.

Ding! Dong!

Dengan sendok di mulutnya, Sekar terkejut saat mendengar bunyi bel pintu rumahnya. Ia mengabaikannya dan memilih melanjutkan sarapannya. Namun, suara berisik dari bel pintu semakin mengganggunya.

Scarlett meringis karena tidak sengaja menggigit lidahnya, sementara Crow hampir bangkit sambil membawa katana.

Namun, Sekar segera menenangkan diri, menurunkan ego dan emosinya, membuat kedua clone kembali tenang.

"Tck, menyebalkan sekali." Dengan decakan lidah, ia mengotak-atik komputer yang ia ambil dari inventory.

"Rasakan ini." Dengan senyum jahil, ia berniat memberikan pelajaran kepada orang yang telah mengganggunya.

Sesaat kemudian, terdengar suara listrik statis dan jeritan seseorang dari pintu depan. Seakan bel pintu telah rusak, suara mengganggu itu pun tidak lagi terdengar.

Ketiganya kembali sarapan dengan tenang. Namun, tidak berlangsung lama sebelum suara gedoran keras terdengar dari pintu masuk.

Sekar menghela napas panjang.

"Haaah... aku menyerah," ucapnya, lalu mendorong laptop ke arah Scarlett.

Sambil terus menikmati makanannya, gadis itu membuka sistem kamera pemantauan untuk melihat siapa tamu yang datang.

***

Udara yang semakin panas membuat banyak orang mulai tumbang akibat dehidrasi. Di luar, air banjir yang semula keruh kini perlahan tampak lebih jernih karena menggenang tanpa arus.

Pemandangan air yang tampak bersih itu menggoda beberapa penghuni hotel yang sudah tak tahan dengan hawa panas. Mereka akhirnya memutuskan untuk melompat ke dalam air. Namun, keputusan itu justru berujung tragis.

Semua orang yang melompat ke dalam air akan bermutasi, berubah menjadi monster.

Di sisi lain, Elliot menatap dingin salah satu anak buahnya yang tewas tersengat listrik setelah mencoba membunyikan bel pintu penthouse.

"Kita tidak punya pilihan lain. Dobrak pintunya!" perintahnya tegas.

Puluhan polisi yang mendampinginya segera mengambil alat pendobrak yang berupa sebuah batang besi besar yang begitu berat hingga membutuhkan empat pria dewasa untuk mengangkatnya. Mereka lalu mulai berusaha menjebol pintu.

Di antara mereka, Roshana, yang turut serta dalam penggerebekan, merasa sedikit sayang jika pintu penthouse sampai dirusak. Biaya perbaikan hotel tentu akan meningkat akibat tindakan ini. Namun, ia menyadari bahwa langkah ini lebih baik dibandingkan kehilangan penthouse sepenuhnya.

Brak! Brak! Brak!

Berkali-kali alat pendobrak menghantam pintu, tetapi pintu kayu itu tetap utuh, seolah tidak mengalami kerusakan sedikit pun.

"Apa-apaan ini? Pintu kayu ini terasa seperti terbuat dari baja!" keluh salah satu polisi yang bertugas mendobrak.

Meski begitu, Elliot tetap yakin pintu itu tidak akan bertahan lama. Ia pun menyuruh anak buahnya untuk terus melanjutkan usaha mereka. Namun, sebelum pintu berhasil dijebol, tiba-tiba terdengar suara keras dari dalam penthouse.

"Hentikan keributan ini! Kalian membuat jus pareku jadi pahit!" Teriakan Scarlett terdengar penuh amarah.

Elliot segera memberi isyarat kepada anak buahnya untuk menghentikan upaya pendobrakan.

"Nona Scarlett, bukan? Kami dari kepolisian datang untuk menangkap buronan Sekar Lestari, yang saat ini berada bersamamu!" serunya dengan nada berwibawa.

"Duh, ini lagi?" suara Scarlett terdengar kesal.

"Kemarin malam tiga anak buahmu juga mengatakan hal yang sama. Dan sekarang aku akan memberikan jawaban yang sama... 'Enyahlah!'" bentaknya tanpa ragu.

Elliot menghela napas sambil menggelengkan kepala. "Bukan begitu cara kerjanya, Nona." Ia kemudian memberi isyarat agar para polisi kembali mendobrak pintu penthouse.

"Kau bisa dianggap sebagai penjahat karena menyembunyikan seorang buronan. Ditambah lagi, salah satu anak buahku telah tewas akibat jebakan. itu cukup sebagai alasan untuk menjebloskan kalian ke penjara seumur hidup!"

Brak! Brak! Brak!

Pintu kembali dihantam tanpa henti, tetapi suara berisik itu hanya membuat Scarlett semakin murka. Sarapannya sudah hancur total, dan itu membuat kesabarannya habis.

"Sialan! Tadi malam preman-preman datang, sekarang malah datang preman berseragam!" gerutunya kesal.

Umpatan Scarlett semakin memanaskan suasana. Para polisi yang sudah merasa gerah akibat cuaca panas kini semakin mudah tersulut emosi.

"Aku akan memberi kalian pelajaran agar tahu tata krama dan tidak membuat keributan di rumah orang, terutama di pagi hari!"

Mendengar ancaman itu, Elliot segera memberi perintah agar anak buahnya bersiap. Ia yakin Scarlett sedang bersiap melakukan sesuatu untuk melawan mereka.

***

Perisai polisi berjejer rapi, dengan semua senjata mengarah ke depan. Mereka bersiap menghadapi serangan yang mungkin datang.

Pintu penthouse terbuka, dan udara dingin yang menyegarkan langsung menyelimuti para polisi di barisan depan. Sesaat, mereka terpikat dan melupakan misi mereka.

Aroma makanan lezat yang keluar dari dalam ruangan terasa seperti wangi surga, membuat perut mereka semakin lapar.

Semua orang tercengang saat melihat bagian dalam penthouse yang begitu nyaman. AC menyala dengan normal, dan berbagai hidangan tersaji di meja.

Melihat seorang gadis berkacamata menikmati makanannya dengan tenang, mereka secara refleks menelan ludah.

Ding!

[Yang paling bijak melihatmu.]

[Dewi yang bergairah tertarik padamu.]

[Beast Lord bertanya apa yang terjadi di sini.]

Berbagai notifikasi terdengar di kepala Scarlett, membuatnya menghela napas dengan kesal.

"Sialan, padahal aku berniat bersembunyi lebih lama," batinnya.

Notifikasi itu menandakan bahwa para dewa sedang memperhatikannya. Melihat reaksi para polisi, Scarlett menyadari bahwa mereka juga mendengar suara yang sama.

Itu berarti mereka telah menjadi Awakener. Scarlett membuka aplikasi Lowongan Kerja untuk melihat biodata mereka dan menemukan bahwa sebagian besar polisi sudah mencapai level 4.

"Apa yang level 5 itu pemimpinnya?" pikir Scarlett sambil menatap Eliot.

Pria berambut putih itu juga menatapnya, dengan ekspresi eksentrik dan senyuman yang tidak menyenangkan.

"Beruntung aku tidak memberikan perintah menembak," pikir Eliot.

Saat melihat kemewahan penthouse di belakang Scarlett, Eliot berpikir tempat itu sangat cocok dijadikan markas sementara selama banjir belum reda.

Tiba-tiba, Scarlett tertawa terbahak-bahak. "Kau pasti sedang berpikir untuk menikmati kenyamanan tempat ini, bukan?" senyum sinisnya melebar saat menatap Eliot.

Polisi muda itu menatapnya tajam. Dia merasa seolah pikirannya telah dibaca oleh gadis itu.

Eliot berniat memberikan peringatan agar Scarlett menyerah. Meskipun pasukannya begitu kuat hingga terasa mustahil dikalahkan oleh seorang gadis yang tampak biasa, dia tetap waspada. Dia tidak tahu kekuatan macam apa yang dimiliki Scarlett hingga bisa terlihat begitu mengintimidasi.

"Ah, kalian sudah meningkatkan level dengan melawan monster di bawah. Aku bisa melihatnya," ucap Scarlett sambil mengambil senjatanya, sepasang chakram, dari inventori.

Melihat Scarlett bersiap bertarung, Eliot segera memerintahkan pasukannya untuk menembak. Seketika, rentetan peluru menghujani gadis itu.

"Tck, aku benci mereka yang merusak perabotan rumahku," gerutunya.

Salah satu chakramnya membesar hingga cukup untuk menutupi tubuhnya. Bagian tengah chakram itu berubah menjadi gelap, menciptakan lubang hitam yang menelan semua peluru. Scarlett, yang berdiri di belakangnya, tetap tak tersentuh.

Melihat serangan mereka tidak berdampak apa pun, Eliot segera memerintahkan pasukannya untuk berhenti menembak demi menghemat amunisi.

Ding!

[Dewa penempaan terkejut dengan kemampuan senjata itu.]

[Permaisuri Jingga tertarik dengan senjata tersebut.]

[Kolektor penasaran dari mana asal senjata itu.]

Berbagai notifikasi kembali terdengar di kepala semua Awakener.

"Senjata itu... dari mana kau mendapatkannya?" tanya Eliot.

"Apa kau pikir aku akan memberitahumu?" balas Scarlett dengan nada mengejek.

Reaksi para dewa yang sangat tertarik dengan chakram Scarlett menyadarkan semua Awakener bahwa senjata itu bukanlah senjata biasa.

Mereka yang telah merasakan kekuatan Awakener mulai menginginkan lebih.

Mereka memiliki impian, dan di dunia para Awakener, satu-satunya cara untuk meraihnya adalah dengan menjadi yang terkuat.

Rasa tamak mulai tumbuh. Mereka menginginkan chakram itu untuk diri mereka sendiri.

Tanpa menghiraukan perintah Eliot, mereka menyerbu ke arah Scarlett.

"Sialan, padahal baru tadi malam aku membersihkan lorong ini. Sekarang mau dikotori lagi." Dengan enggan Scarlett menyambut pasukan polisi yang sudah kehilangan kewarasannya.

1
Sean71
lanjut thor 😁😁😁
Excellent_098™
tumben up 3 ch sehari, semangat thor
Sean71
lanjut thor🙏🏻💪🏻💪🏻
Sean71
thanks thor dah double up hehe😅😅
Dadang Eliz
luka parah kok hanya.. nunggu modhar dl kali ya
Sean71
dah ganti cover nih,,,,, semoga bisa lebih semangat lagi up nya thor🙏🏻🙏🏻
Sean71
thor tumben up 1 bab nih
Dadang Eliz
wiiiiiih... kena kau... wkwkwkw
Sean71
tumben nih blum up, knapa ya thor🤔🤔
Sean71
thor lanjut, kepo ni mo tau bagian pas bencananya gimana tuh🤔🤔
Sean71
ceritanya bagus, pen tau nanti pas lawan zombie asli Sekar dapet kekuatan elemen kaga ya atau cuma sistem play store doang
Sean71
thor lanjut hehe
Excellent_098™
saran aja thor, lanjut aja cerita dmyth, udah banyak ch nya juga
Orpmy: nggak sabar nunggu Wira tebar benih lagi kah 🤭
total 1 replies
Excellent_098™
baru awal udah ngeri gini
Thaib X IPS 2
tolong ya jang berhenti di tengah jalan ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!