Ye Tianming, seorang pemuda biasa, secara tidak sengaja membangkitkan Jiwa Heavenly Demon yang tersembunyi dalam plakat kayu pengganjal pot bunga. 500 tahun yang lalu, Heavenly Demon pernah menjadi musuh terbesar umat manusia dan dihancurkan oleh Aliansi Beladiri, yang memaksa pengikutnya untuk meninggalkan seni beladiri yang ia wariskan. Kini, dengan kekuatan jiwa tersebut, Ye Tianming menjadi penerus Heavenly Demon dan memulai perjalanan yang mengguncang dunia seni beladiri. Namun, dengan kekuatan baru yang dimilikinya, apakah Ye Tianming akan mengulang tragedi kelam yang telah dihapus dari sejarah dunia tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasukan Pita Kuning
Xiao Xuan, Xiao Lian, dan 15 rekrutan baru Kelompok Iblis Bayangan terkejut mendengar Ye Sanlang mengatakan mungkin malam ini mereka akan bertarung melawan Kelompok Pedagang Phoenix dan Aula Penegak Hukum Klan Ye.
“Apakah Kita bisa memenangkan pertarungan ini?” Xiao Yue mengigit bibirnya, menyesal telah bergabung dengan Kelompok Iblis Bayangan. Dia langsung mengiyakan ajakan Xiao Xuan karena tidak bisa menolak tawaran tuan muda Klan Xiao tersebut, kalau ia tahu lawan yang akan mereka hadapi adalah Kelompok Pedagang Phoenix maka ia lebih baik berdiam diri di Klan Xiao saja.
“Tak perlu takut, Yue‘er. Bos besar Kita sangat kuat, ia hanya pingsan saat Assassin yang sangat banyak meledakkan diri. Selama dia berada di garis depan, maka kita hanya perlu melawan yang lemah-lemah saja,” sahut Xiao Xuan menenangkan kekhawatiran rekrutan baru.
Namun, perkataannya itu malah membuat Xiao Yue dan yang lainnya ternganga lebar.
Xiao Xuan langsung menyadari ucapannya itu terdengar seperti bualan semata saja. “Aku tidak mengada-ada kok, Kakak Ketiga dan Kakak Pertama juga ada di sana.”
“A-aku tidak di sana, tetapi saat sampai di sana aku melihat pemandangan mengerikan,” sahut Xiao Lian.
“Sudahlah, kesampingkan dulu kekhawatiran kalian. Kita akan mati jika Klan Ye kalah, Kelompok Pedagang Phoenix pasti sudah mengetahui Kita semua adalah anak buah Ye Tianming,” kata Xiao Xuan.
Tiba-tiba markas Kelompok Iblis Bayangan itu menjadi sunyi. Tak ada yang berbicara, mereka hanyut dalam lamunan masing-masing.
Chu Nan, sepupu Ye Tianming dari pihak ibu beranjak dari tempat duduknya. “Aku akan pulang ke rumah, sebelum matahari terbenam nanti aku akan segera kembali.”
“Ya, hati-hati di jalan. Mungkin mereka telah mengawasi pergerakan kita,” sahut Ye Sanlang.
“Apa yang ia rencanakan?” selidik Xiao Xuan penasaran, karena Chu Nan terburu-buru pergi.
“Dia mungkin akan membujuk Ayahnya membantu Klan Ye,” tebak Ye Sanlang.
“Hmm, tapi jabatan ayahnya hanya Tetua Klan, mungkin dia tak akan berhasil,” sahut Xiao Xuan.
Xiao Xuan sendiri sudah berbicara dengan ayahnya yang merupakan Ketua Klan Xiao agar bekerja sama dengan Klan Ye melawan Kelompok Pedagang Phoenix. Namun, jawaban ayahnya adalah tamparan ke pipi yang membuatnya terhempas keluar jendela.
Mana mungkin ada Klan yang berani melawan Kelompok Pedagang Phoenix, kecuali Provinsi Xian Yu mengumumkan perang melawan mereka. Itupun hasilnya belum tentu siapa yang akan menang kecuali Kekaisaran Tian Feng turun tangan mengirim Pendekar Ranah Yuan Yi dan Tian Shen.
...***...
Saat matahari baru terbenam, Ye Tianming menerima pesan dari Ye Sanlang yang berisi kemungkinan Tetua Kedua dan Kelompok Pedagang Phoenix akan menyerang malam ini.
Ye Sanlang mengatakan anggota Aula Penegak Hukum malam ini mengenakan pita kuning di lengan kiri mereka begitu juga dengan Pendekar yang berafiliasi dengan Kelompok Pedagang Phoenix.
Ye Sanlang sudah memberitahu gurunya dan Tetua Keempat Klan Ye itu sudah bersiap-siap menghadapi pemberontakan Tetua Kedua. Melalui Tetua Keempat, beberapa Tetua segera melakukan persiapan berperang. Namun, ada juga yang tidak percaya dengan kabar itu dan memilih bersikap netral, karena belum tentu Aula Penegak Hukum melakukan pemberontakan, bisa saja Aula Penegak Hukum mengerahkan Pasukan besar karena ingin mengamankan sosok berstatus tinggi yang melanggar hukum.
Ye Guang, Ketua Klan Ye sendiri hingga saat ini masih menutup mulut walaupun keadaan di Kan Ye sedang tegang, dan semua orang khawatir akan terjadi pertumpahan darah.
“Apakah Ketua Klan akan memanggil semua Tetua untuk menenangkan situasi saat ini. Keadaan diluar terasa mencekam, kudengar tadi siang Putra Kita membuat keributan di Aula Penegak Hukum.” Chu Yue sangat cemas, apalagi ia tidak tahu ke mana Ye Tianming saat ini.
Ye Guang menghela nafas panjang sembari menatap bulan yang sudah terlihat melalui jendela. “Dia pasti baik-baik saja.”
Chu Yue tahu jawaban itu hanya untuk menghiburnya agar tidak cemas. Dari raut wajah Ye Guang terlihat jelas suaminya itu sedang cemas juga, tetapi ia berpura-pura tegar seperti yang biasa ia lakukan untuk menutupi rasa cemasnya.
Suara ketukan tiba-tiba terdengar dan sosok dibalik pintu itu berkata, “Ketua Klan, mereka sudah bergerak dan mengepung Paviliun ini.”
“Apa tuntutan mereka?” sahut Ye Guang.
“Aula Penegak Hukum mengeluarkan perintah penahanan Anda dan Nyonya Yue atas tuduhan melindungi kriminal yang membunuh anggota Kelompok Pedagang Phoenix. Mereka juga meminta Anda memberitahu di mana Anda menyembunyikan Ye Tianming,” sahut sosok dibalik pintu itu.
“Apaaaaaa? Tak mungkin Tianming melakukan hal itu!” seru Chu Yue, “itu pasti tuduhan palsu!”
“Apa yang akan Kita lakukan Ketua Klan?” tanya sosok dibalik pintu itu. “Kami siapa melakukan perlawanan. Ketua Klan dan Nyonya Yue sebaiknya menggunakan jalur rahasia keluar dari Paviliun ini!” desaknya.
Jalur pelarian rahasia itu hanya diketahui oleh Ketua Klan dan pengawal khususnya saja, Aula Penegak Hukum maupun para Tetua tidak mengetahui ada jalur rahasia di Paviliun ini.
“Aku tidak akan melarikan diri. Aku akan berbicara dengan Ye Qing dan menyelesaikan kekacauan ini,” sahut Ye Guang segera beranjak dari tempat duduknya. “Yue‘er, jika pertarungan tak terelakkan, kaburlah melalui rute pelarian rahasia itu dan bawa Ye Tianming kabur dari Kota ini.”
Ye Guang yakin istrinya dan Ye Tianming akan baik-baik diluar sana nantinya, karena ia menduga guru Ye Tianming berasal dari Klan besar. Jika guru Ye Tianming melindungi mereka, maka Kelompok Pedagang Phoenix tidak akan berani mengusik mereka.
Chu Yue ingin mengatakan sesuatu, tetapi ia urung mengatakannya. Suaminya itu adalah Pria yang keras kepala, sekuat apapun ia mencoba merayunya agar ikut kabur bersama—Ye Guang pasti akan menolak dan memilih gugur bersama bawahannya.
Di luar Paviliun, pengawal khusus Ketua Klan sudah berhadapan dengan puluhan anggota Aula Penegak Hukum berpita kuning di lengan kiri. Kedua belah pihak siap bertarung kapanpun saat diperintahkan oleh pimpinan masing-masing.
“Akhirnya Anda keluar juga Ketua Klan, andai Anda tak keluar beberapa tarikan nafas lagi maka aku akan terpaksa menerobos masuk,” kata Ye Qing, Tetua Kedua yang memimpin Aula Penegak Hukum Klan Ye.
“Apakah perlu mengerahkan Pendekar tingkat tinggi hanya untuk menawanku? Ulahmu ini membuat semua orang ketakutan,” cibir Ye Guang.
Sudut bibir Ye Qing menyeringai tipis, ia memperhatikan sosok-sosok di belakang Ye Guang. Namun, orang yang ia cari tak ada di sana.
“Sepertinya kau sudah menyuruh anakmu kabur,” cibir Ye Qing. “Apakah anakmu itu lebih penting dari nasib Klan Ye Kita? Jika Kelompok Pedagang Phoenix tak menangkap Ye Tianming, maka seluruh anggota Klan Ye akan dibinasakan—”
“Jangan mengada-ada Tetua Kedua!” sela Ye Guang. “Mana buktinya Ye Tianming menyerang anggota Kelompok Pedagang Phoenix?” katanya lagi dengan suara keras.
Ye Qing tertawa terbahak-bahak sembari menghunus Pedang. “Demi keselamatan Klan Ye, bukti tak diperlukan. Serahkan saja bocah nakal itu, maka Kita semua akan selamat. Pikirkan lagi Guang, mana yang ingin kau selamatkan? Anakmu atau nyawa Dua Ribu keluarga Ye!”
Ye Guang menggertakkan gigi dan mengepal erat tangannya. Ucapan Ye Qing telah mempengaruhi sebagian Pendekar Klan Ye, pendirian mereka terlihat goyah. Dia harus membantah ucapan Ye Qing untuk mengulur waktu agar Chu Yue bisa kabur melalui rute pelarian rahasia.