••Bijak lah dalam memilih bacaan ya guys. ••
Ini sebagian cerita dari that my baby
😾😈
Malam yang di penuhi oleh hujan lebat, hingga membuat suasana di jalan sangat dingin dan menyeramkan dengan diiringi petir yang tersambar kemana-mana. Begitu dingin suasana malam ini namun tidak bisa mendinginkan suasana panas yang sedang di lalu oleh gadis yang tengah menggeliat tidak karuan ini.
Sensasi yang tidak pernah ia rasakan kini menyeruak seakan mendorong tubuhnya untuk mencari rasa dingin yang ia inginkan.
Seorang pria masuk dengan tubuh tegap nan gagah. Membuatnya seketika terpaku dan terhipnotis.
"Sentuh aku, tolong.... " Ucapnya dengan mata sayu.
"Kau akan menyesali ini Tantri.... "
Kesalahan malam itu membuatnya kini semakin membenci pria yang sudah pernah merusak hidupnya. Namun bagaimana jika kehadiran seseorang yang tak seharusnya ada kini semakin menjerat keduanya dalam hubungan yang serius.
Jangan lupa terus dukung author ya guys, thankyou?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tr_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18
...Happy Reading✨...
"Milik boti sebelah bu!" Jawab asal Tantri dengan muka cueknya.
"Hah? Boti?" Sari terlihat menajamkan pendengarnya, benar yang ia dengar itu adalah boti atau memang dirinya salah dengar?
"Ibu kesini ada yang mau di tanyakan?" Tanya Tantri berusaha menghalau wanita penggosip di depannya ini. Ia pastikan bahwa dirinya yang ketahuan menciumi baju pria itu akan tersebar hanya dengan hitungan detik.
"Oh iya, untuk anak-anak ada yang perlu saya bicarakan." Ucap Wanita itu dengan serius, akhirnya mereka bicara dan membahas pekerjaan. Tantri sudah mati-matian menahan mualnya agar tidak ketara.
Jam sudah menunjukan pukul 6 sore, ia tadi mendapatkan shif pagi jadi wanita ini sudah keluar restauran untuk pulang.
"Tantri!" Panggil seorang pria yang tidak lain dan tidak bukan adalah Sandi.
"Iya kak?" Tanya wanita itu dengan berjalan gontai.
"Ayo makan, kamu terlihat seperti tidak makan berhari-hari saja." Ajak Sandi, ya pria itu selalu saja menawarkan bahagia. Seperti makan, belanja atau bahkan bermain jika dirinya merasa sumpek.
"Ayo! Aku ingin makan nasi padang! Ayoo!!" Ajaknya semangat saat keinginannya meningkat, apakah ini yang di sebut ngidam. Entahlah...
"Kau tidak bingung lagi dalam memilih makanan? Tumben sekali!" Heran Sandi saat Tantri tidak lagi berkata terserah atau menurut saja. Karena wanita itu terbilang tidak pilih-pilih makanan jadi kemana saja pasti ia mau. Tapi anehnya sekarang Ia sudah tau mau makan apa.
Wanita itu hanya mengangkat bahunya acuh dan naik keatas motor yang akan di kendari oleh Sandi.
"Ingat helm mu dulu, kau mau kita bukannya makan malah ke kantor polisi?"
Mendengar ucapan Sandi tawa Tantri terdengar begitu saja. Pria itu memakaikan helm yang di sediakan pada Tantri.
"Ayoo!!" Semangat Tantri dengan mengacungkan tangannya, mereka berkendara melewati kemacetan dengan tawa dan canda.
...****************...
Brak!
Seorang pria menggebrak mejanya sendiri saat mendapat kabar dari anak buahnya. Rahangnya ia gerakan perlahan untuk merilekskan ketegangan di wajahnya. Urat-uratnya kembali mengeras saat melihat foto yang di bawa oleh salah satu anak buahnya.
"Ck! Jadi ini alasannya kenapa pernikahan ini ingin di rahasiakan?" Monolog pria itu pada dirinya sendiri, dasinya segera ia longgar kan lalu ia bersandar.
"Kita lihat apa kau masih bisa bermain di belakangku!"
Ucapan pria itu seakan-akan dia menyukai Tantri, bahkan posesif yang di tunjukannya saat ini terlalu ketara. Lalu apa sebabnya ia tidak katakan langsung saja? Meski Tantri pasti akan menolaknya tapi setidaknya istrinya itu tau bahwa suaminya memang suka.
Benarkah ia suka atau sekedar tak mau miliknya di sentuh orang lain? Aduhhh author bingung sama si ganteng Kevin ini🥲
...****************...
Jam 7 malam, Tantri baru saja keluar dari lift dan hendak masuk kedalam apartemen. Tunggu sebentar! Kenapa pintu ini ada password nya sekarang? Tadi pagi saat ia keluar untuk membuang sampah tidak ada password nya tapi sekarang bagaimana bisa ada?
"Aku harus menghubungi pria itu."
Belum sempat ia mengambil ponsel, Tantri terdiam. Dia tidak memiliki nomor ponsel dari suaminya sendiri. Astaga! Apa mereka ini hanya teman serumah? Hingga tidak ada yang mau memulai bertukar nomor telepon.
Tantri berusaha untuk memasukkan nomor asal hingga tanggal lahirnya. Tapi nihil, pintu itu tidak terbuka. Sudah 20 menit ia berusaha untuk membukanya tapi sia-sia, bagaimana bisa ia terkunci di luar rumahnya sendiri?
"Tidak mungkin kan tanggal pernikahan-"
Tit
Tuitt
Pintu terbuka, ternyata tanggal pernikahannya kemarin. Bukan hanya terkejut akan password tersebut tapi kini malah semakin kaget saat melihat ternyata Kevin sedang duduk di ruang tamu dengan buku di tangannya.
Pria itu pasti mendengar dirinya yang terus salah memasukan nomor tapi kenapa malah diam saja? Sengaja memang pria itu menguncinya!
"Kenapa bisa ada password untuk pintu itu?" Tanya Tantri sembari berjalan mendekat, entahlah ia merasa aura saat ini seperti dingin sekali. Ia merasa kalau dirinya seperti sedang keciduk keluar bersama pria lain. Itu yang ia rasakan tentang hawa rumah ini.
Hening tak ada jawaban, bahkan mungkin pria itu sengaja tidak menjawabnya. Tantri yang merasa heran kini duduk di sebelah pria itu dengan memiringkan kepalanya untuk menatap wajah tampan suaminya. Jujur saja ia malah merindukan pria di depannya ini. Mungkin efek hamil!
Sring!
Lirikan tajam dari mata Kevin membuat Tantri seketika berdiri, sepertinya pria ini sedang marah. Jadi jangan mengusik pria yang sering ia sebut raja iblis yaitu Lucifer jika tidak mau di bawa ke neraka bersama.
"Dari mana, jam segini baru pulang?" Tanya Kevin setelah Tantri berbalik hendak ke kamar. Tunggu dulu! Sikapnya ini seperti seorang suami!
"Dari makan sama kak Sandi." Sahutnya polos tanpa ada di tutup-tutupi.
"Apa kau pikir aku tidak bisa memberi makan istri dan anakku hingga kau mau di ajak makan oleh pria lain?" Pertanyaan itu membuat Tantri jadi merasa kalau dirinya dipersalahkan karena keluar sesuai keinginannya.
"Kenapa kau melarang keluar? Jangan fikir karena kita menikah, kau berhak atas diriku! Ingat pernikahan kita hanya sebatas kertas!"
Setelah berucap begitu Tantri masuk kedalam kamarnya dan membanting pintu dengan keras. Jika suasana sudah runyam begini tak ada mau mengalah. Bahkan Tantri sendiri langsung tidur setelah membersihkan diri. Ia tidak ada sedikitpun berniat untuk melerai pertengkaran mereka saat ini.
Egonya yang sudah ada sejak awal membuat gadis itu menjadi keras kepala. Ia tidak bisa melihat sisi lain dari pertengkarannya hingga membuatnya malah memendam rasa kesal.
Seperti biasa, jam 4 pagi ia kembali merasa mual. Namun sekarang badannya juga merasa panas tinggi.
"Huekkk... "
Tantri masih memegang wastafel setelah muntah, ia menatap ke pintu kamar mandi. Apa yang sedang kau pikirkan? Kau menunggu kehadirannya? Sejak kapan kau mulai menunggu seseorang di hidupmu? Pernikahan mu baru kemarin tapi kau sudah berharap banyak!
Wanita itu terus merutuki dirinya sendiri, ia membuat dirinya sadar bahwa ia tetap akan sendirian. Tak ada yang bisa menemani dirinya selain diri sendiri.
Matanya mulai berkaca-kaca, hanya sekali kedip matanya sudah mengeluarkan cairan bening. Di lihat wajahnya yang saat ini sudah sangat menyedihkan. Dia berharap lagi!
Tadi saja saat ia bangun tak ada siapapun di sebelahnya. Itu tandanya pria itu tidak tidur di kamar mereka. Kenapa dia berharap pria itu datang?
Tangisnya kembali pecah, ia merasa kecewa pada hal yang sudah ia ketahui ujungnya.
...****************...
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣 kalian ya para readers, dukung author dengan kisah 'gairah suami Lucifer ku ' 😍