Selama tiga tahun, Latina menahan diri hidup bersama suaminya, Jason.
Perjodohan paksa, membuat Latina harus merasakan bahwa ia tidak pernah dicintai.
Ada wanita lain di sisi suaminya. Namun, ada yang berubah di hari ulang tahun pernikahan mereka.
Jason mengharapkan malam pertama setelah beberapa tahun enggan menyentuh istrinya.
Apakah Latina mampu melakukannya?
Terlebih ada rahasia di sana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Usir
Jason diam saja mendengar ucapan Latina. Ia sendiri juga tidak tahu kenapa sampai melakukan ini. Sengaja membawa Nelis ke rumahnya, lalu menginap. Sekarang malah merasa kesal karena Latina marah. Meski begitu, Jason merasakan sedikit kepuasan karena berhasil membalas istrinya.
"Pergi dari sini!" Latina menunjuk ke arah pintu kamar.
"Ini bukan rumahmu." Nelis tidak terima begitu saja karena ini rumah Jason juga.
"Jason!" teriak Latina.
"Ayo, Nelis. Kita pergi. Bawa semua pakaianmu."
"Kau takut padanya?" Nelis menatap kekasihnya ini.
"Aku hanya tidak ingin berdebat." Jason turun dari tempat tidurnya, kemudian membantu Nelis turun. Latina yang kesal, mendorong wanita itu begitu saja."
"Latina!" bentak Jason. "Kau bisa mencelakai Nelis."
"Ya, aku memang ingin dia mati. Keluar dari rumahku!"
Jason menggeleng. Jika tahu Latina punya sifat terpendam seperti ini, Jason akan mati-matian menolak menikahinya. Ia kira wanita ini polos. Rupanya ini hanya kedok. Latina memang perempuan biasa, tetapi karena Jason dan Dean, ia berubah seketika. Ia benci dengan keadaan dirinya, dan ingin menjadi Latina yang berbeda.
Keduanya keluar kamar, Latina mengikuti Jason dan Nelis yang sudah berpakaian itu, keluar dari rumahnya.
"Tunggu!" Latina menghentikan mereka.
"Ada apa lagi? Kau sendiri ingin kami lekas pergi, kan?" Lama-lama Jason terpancing amarah.
"Kemarikan tas Nelis."
"Apa? Kau ingin apa?" Nelis menyatukan alisnya.
"Aku baru saja membeli banyak barang mewah, termasuk perhiasan. Kau mungkin saja mengambil milikku."
"Kau jangan keterlaluan, Latina. Kau menuduhku mencuri?"
"Kau mencuri suamiku, kau pasti mencuri milikku yang lain."
Nelis tertawa kecil. "Mencuri suami? Kau yang mencuri kekasihku!"
"Aku tidak mencurinya, tetapi dia yang bersedia menikahiku. Kau yang pencuri. Jason sudah menjadi milikku, tetapi kau tetap ingin bersamanya. Kau seperti wanita yang tidak laku saja."
"Jaga ucapanmu!" Nelis membentaknya.
Jason jadi pusing kalau begini. Latina dan Nelis tidak bisa disatukan. Mereka akan terus bertengkar bila bertemu. Tidak ingin membuat ribut lagi, Jason meraih tas Nelis, lalu memeriksanya.
"Kau lihat, Nelis tidak mencuri barangmu. Dia bukan wanita seperti itu." Jason mencoba membela kekasihnya.
Tengah berdebat, mobil taksi masuk ke halaman rumah mereka. Dua orang paruh baya keluar, dan Jason kaget dengan itu.
"Dad, Mom!"
Latina pun sama halnya. Tanpa pemberitahuan, mertuanya datang ke rumah. Latina yakin sekali tidak ada pesan maupun telepon dari Vera tentang kunjungan kali ini.
Vera dan suaminya Charlie, berjalan mendekat. Vera yang lebih dulu kaget lantaran ada Nelis di rumah anaknya.
"Kau Nelis, kan?" Charlie bertanya lebih dulu.
Nelis memasang senyum manisnya. "Tuan, Nyonya Veerhaag, senang bertemu kalian."
"Kenapa kau di sini? Kenapa kau ada di rumah anakku? Pergi kau dari sini." Charlie pun melakukan hal yang sama pada Nelis.
"Keterlaluan kau Jason. Membawa Nelis selagi ada Latina. Di mana hatimu?" Vera menggeleng tidak percaya.
"Nyonya, Tuan, Anda pikir menantu Anda ini suci?" Nelis menyela.
Jason dan Latina menatap tajam Nelis. Terlebih Jason, ia mencengkeram tangan kekasihnya ini. Bisa bahaya jika sampai kedua orang tuanya tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ini semua salah Jason yang telah memberitahu Nelis tentang kesepakatan itu.
"Menantuku memang suci," kata Vera. "Pergi kau! Kami tidak menerimamu."
Nelis merasa ini sebuah penghinaan. Ia tidak terima dipermalukan begini. Latina itu tidak sebaik yang mereka katakan.
"Asal kalian tahu, Latina ini ...."
"Diam, Nelis!" Jason membentaknya. "Sebaiknya kau memang pergi."
TBC
pikiranku langsung selancar ke film BBF..
akhirnya meledak juga bom nya