NovelToon NovelToon
XAVIER BLOOD (I Was Trash)

XAVIER BLOOD (I Was Trash)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Aliansi Pernikahan / Barat
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Magisna

--Balas dendam terbaik adalah dengan menjadi pemenang sejati--

Setelah dicampakkan ayahnya dan diputus status sebagai Tuan Muda saat usia delapan tahun karena kutukan, Xavier bangkit sebagai sisi yang berbeda setelah dewasa. Mengusung nama besar Blood dengan menjadi panglima perang sejati dan pebisnis andal di kekaisaran.

Namun ... pada akhir dia tetaplah sampah!

---Ekslusif di NOVELTOON---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ɛpɪsoʊd 35

Tidak butuh waktu lama untuk Xavier mencari jalan keluar.

Dalam sekali pertemuan dengan komunitas penopeng milik istrinya, dia sudah memutuskan akan memboyong para penduduk kumuh itu ke Grim Hills.

Mereka bisa bekerja di sana dan hidup dengan layak sembari membantu menyempurnakan wilayah terkutuk menjadi surga.

Tidak perlu mengurus kepindahan berupa surat-surat dan lainnya, karena para penduduk itu terlanjur tak diakui pemerintahan Bjorn.

Demikian jumlah penduduk yang akan mengisi dan menghidupkan Grim Hills tercatat lebih dari dua ratus orang, ditambah mereka yang tidak sampai seratus itu. Tapi sejumlah mereka cukup membawa kekuatan.

Xavier akan menyiapkan guru pembimbing terbaik terkait bisnis dan sekolah untuk anak-anak mereka. Semua harus tumbuh dan berkembang sesuai harapan.

Baik Ashiana maupun teman-temannya sama-sama setuju.

Mereka selain Ashiana, hanya berpikir Xavier yang menyamarkan namanya menjadi Math itu memiliki kenalan orang-orang keprajuritan yang bisa terhubung langsung dengan Kapten Blood sang penerima hadiah Grim Hills.

Tapi mereka tetap disumpah untuk tak membicarakan hal itu pada siapa pun. Jika tidak, Xavier sendiri yang akan turun tangan untuk menghukum mulut-mulut yang rusak.

Semuanya harus berjalan lancar sebelum Kaisar mengetahui perombakan besar-besaran itu. Biarkan saja Bjorn tetap berpikir jika Xavier hanya akan membangun peternakan domba dan kebun-kebun yang baginya sangat mustahil akan berkembang.

Di ruang kerja Mansion Willow, pada Luhde sekarang Xavier berkata, “Kita harus mempercepat pembangunan.”

“Sedang diusahakan, Tuan Muda,” tanggap Luhde. “Sebagian sedang melakukan penyempurnaan jalan dan sebagian lain-lain memoles rumah-rumah penduduk.”

“Hmm. Lalu air? Apakah penggalian di banyak titik itu berjalan lancar.”

Luhde tersenyum. “Tentu, Tuan Muda. Walau airnya masih sedikit keruh, tapi semua aman. Untuk konsumsi, kita tetap masih mengandalkan air kiriman dari kota sebelum dilakukan filtrasi nantinya.”

“Tak apa. Lakukan saja semua sesuai prosedur yabg terencana. Aku akan meminta orang pada Kakek untuk membantu mereka.”

“Itu keputusan bagus. Saya dengar bagian pengiriman barang sedang diam dan menunggu produksi selesai. Artinya mereka bisa dilibatkan sementara oleh Anda, Tuan Muda.”

“Benarkah?" Xavier membalik badan, dari jendela untuk menatap Luhde.

“Ya, Tuan Muda. Tapi waktu yang diberi mungkin hanya beberapa hari saja. Karena mereka harus tetap di perdagangan.”

“Tak apa, setidaknya mereka bisa sedikit membantu. Tolong wakili aku kunjungi Kakek.”

Luhde setuju tanpa cincong. “Saya akan memantau pembangunan jembatan dulu di Climford, baru ke Flavian.”

“Tidak perlu, biar aku yang ke Climford. Kau langsung ke tempat Kakek saja," tanggap Xavier, bangkit dari kursi lalu mengayun dua kaki panjangnya menuju jendela dengan membawa gelas minumnya.

Kening Luhde mengerut lagi. “Kenapa demikian, Tuan Muda?” Pandangannya mengikuti gerakan Xavier yang mulai santai menatap nirwana senja.

 Tadi Luhde berpikir kenapa Xavier meminta ke Flavian menemui Homer karena tuan muda itu ada kesibukan lain, nyatanya dia akan turun tangan memantau pembangunan jembatan di Climford.

“Aku sedang malas bertemu Kakek. Dia selalu mengulang pertanyaan dan pembicaraan sama.”

“Hmm.” Luhde paham sekarang.

Homer memang sedang bawel meminta cucu.

 Mengatakan jika, “Putri hanya gila, bukan berarti tidak bisa memberi anak!”

Mengingat itu, Luhde menggeleng-geleng dengan senyuman tipis, saat itu Xavier hanya bisa diam tanpa bisa menjawab.

“Ada apa dengan senyummu itu?” Xavier menegur melihat ekspresi si asisten.

“Tak apa, Tuan Muda,” jawab Luhde, tangannya mulai sibuk membereskan dokumen di atas meja. “Saya hanya berpikir ... apa yang dikatakan Tuan Besar tidaklah salah.”

“Maksudmu?" Xavier berbalik badan lagi, menghadap Luhde dan mencampakkan pemandangan di luar jendela, keningnya berkerut memperlihatkan keheranannya.

Selesai, semua dokumen sudah tersusun rapi. Membawa senyumnya yang khas teduh, Luhde menghadap Xavier tanpa beranjak dari kursinya. “Ya, tentang membuat Nyonya Muda hamil.”

Tidak ada lagi panggilan Tuan Putri, Xavier melarangnya. Mengatakan jika Ashiana resmi milik Blood, bukan lagi milik Philaret, pada seluruh penghuni mansion.

“Kau berpikir seperti itu, Luhde?" telisik Xavier, kening yang mengernyit sesaat lalu telah menghilang. Kini tersirat senyuman aneh di antara pertanyaan itu.

Luhde jadi merasa menyesal, tapi tetap melontarkan apa yang harus. “Ya, itu pun jika Anda berkenan.”

“Maka akan aku lakukan!”

Sontak Luhde melengak. “Maksud Anda, Tuan Muda ... Anda akan membuat Nyonya Muda ....”

“Ya!” potong Xavier sebelum Luhde menyelesaikan kata-katanya. Dengan senyuman dan gerak santai, Xavier kembali menghadap jendela. Menyesap sesaat minumannya, lalu melanjutkan, “Aku hanya ingin memberi kejutan pada Kakek, bukan untuk mengecewakannya dengan jawabanku yang kau dengar sendiri waktu itu.”

Luhde merasa tersengat. Ini kejutan namanya. Meski begitu terkejut, dia tetap tersenyum. “Anak ini sungguh sudah dewasa,” cicit hatinya, kemudian melontarkan tanggapan pada Xavier, “Kalau begitu semoga berhasil, Tuan Muda. Tuan Besar pasti akan berbahagia.”

Xavier tersenyum lagi. “Semoga, Luhde.”

Menyinggung masalah ini, Xavier jadi terpikirkan Ashiana.

Sejak saat dimana dia mengetahui Ashiana adalah Aegle si wanita dengan banyak kelebihan, dan Ashiana yang tidak bisa berkutik lagi karena sudah terbongkar rahasianya, Xavier tak henti membuat wanita itu resah.

Setiap akhir pekan di waktu senggang, selalu dia membawa Ashiana pergi keluar mansion tanpa dampingan Proka atau para pengawal lainnya.

Baik Luhde atau siapa pun tidak ada yang curiga atau beranggapan lebih. Sejoli itu hanya berjalan-jalan, sekalian untuk terapi Ashiana mengenal apa saja yang tidak dimengertinya. Stigma yang bagus dan Xavier berhasil menciptakannya.

Rumah kerja di selatan, selalu itu yang didatangi Xavier, sebelum kemudian sungguh berjalan-jalan untuk membeli banyak barang sebagai pengalihan kecurigaan.

Ya, seperti dugaan kalian, dia akan melakukan serangan pada Ashiana di dalam kamar. Membuat wanita itu kelelahan hingga lututnya gemetar. Menunjukkan betapa hebat dan perkasa seorang Xavier tak hanya di medan perang, tapi juga di atas ranjang.

Dan sekarang setelah diusik mengenai itu ....

“Aku jadi merindukan istriku,” cicit hatinya. Lalu mulai berfantasi dengan pikiran. “Wangi rambutnya ... seperti peony yang bermekaran di musim semi, kulit halus yang terasa licin saat disentuh, bibir semerah cerry yang begitu manis dan memabukkan, juga ... kelopak sempit yang menghimpit itu ... membuatku gila. Aku terus menginginkannya sepanjang waktu. Ashiana ... berlian di dalam lumpur.”

Sementara Luhde terus bertanya-tanya. Apa yang tidak diketahuinya tentang Tuan Muda yang tiba-tiba gemar menciptakan teka-teki aneh. Sekarang lihat, anak muda itu sedang tersenyum sembari menatap sekumpulan burung yang bertengkar kicau di atas bentangan kabel.

“Luhde! Minta Proka siapkan mobil!”

Sialan itu mengejutkan saja, Luhde yang asyik dengan pikiran jadi kelabakan. “Ah, iya. Memangnya Anda mau kemana, Tuan Muda?”

“Membawa istriku jalan-jalan," Xavier menjawab sembari membalutkan long coat ke tubuhnya.

“Jalan-jalan? Dengan Nyonya Muda? Di waktu ini?!”

“Memangnya kenapa? Bukankah sebentar lagi malam? Dan malam adalah waktu yang indah untuk membuat anak.”

DOENG!

Luhde terkejut dengan kalimat vulgar itu sampai tak bisa berkata-kata untuk beberapa saat. Lalu ... “Baik, Tuan Muda. Sedikit senyum menggelitik menghias wajah.

“Kau tidak perlu seterkejut itu, jangan pula menertawakan aku," kata Xavier.

“Ah, tidak, Tuan Muda," sangkal Luhde. Dia merasakan ini sedikit aneh, sampai Xavier mengungkapkan dengan seringai.

“Selain untuk membahagiakan Kakek, membuat Ashiana hamil juga adalah hadiah untuk Kaisar.”

1
Wan Trado
pembaca melotot
konyonyod an-club
mantap
Wan Trado
bawa saja asrahan dan claudine ke grim hills untuk menyusun kekuatan baru
Wan Trado
ditemukan putra mahkota yaa... bisa jadi sekutunya xavier nihh.. 😁
Wan Trado
author yg baik, sekedar saran nihh.. jangan terlalu terjebak dalam penggunaan ataupun perang sihir, walaupun dizaman itu adalah lumrah terjadi.. karena author yg biasanya ahli dalam taktik dan strategi akan sedikit ternoda.. 🙏
Wan Trado: baiklah, aku percaya kamu punya wawasan dan integritas yg mumpuni.. 👍😍👍 tidak akan mengecewakan.. 😁
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐀𝐢𝐠𝐨𝐨𝐨𝐨!
𝐀𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐤𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐠𝐮𝐦𝐢𝐦𝐮, 𝐊𝐚𝐤..😚
𝐃𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐤𝐞𝐣𝐚𝐩 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐛𝐚𝐡 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐢𝐡𝐢𝐫🤣
𝐁𝐮𝐭 𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐣𝐚, 𝐊𝐚𝐤. 𝐛𝐮𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐢 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐞𝐧𝐜𝐚𝐧𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐭𝐚𝐦𝐚𝐭. 𝐬𝐢𝐡𝐢𝐫 𝐝𝐢 𝐬𝐢𝐧𝐢 𝐜𝐮𝐦𝐚 𝐜𝐨𝐫𝐞𝐭𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐲𝐠 𝐠𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐬𝐚𝐮. 𝐤𝐚𝐫𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐩𝐮𝐧 𝐭𝐚𝐤 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐲𝐠 𝐝𝐢 𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐧𝐮𝐫𝐮𝐥🤣
total 2 replies
Was pray
mantap ..bibit unggul akhirnya muncul ..👍
Wan Trado
hasil kerja kerasnya mereka berhasil.. selamat ya thorr.. @ⱮαLєƒι¢єηт dah ada calon cucunya.. 😅
Wan Trado
belajar ngilmu dimana thorr.. bisa diturunkan kepada xavier.. 😁
Wan Trado: hidup itu memang merupakan pilihan dan pelatihan
Wan Trado: jiaahhh... kelakuan yaa... 😅
total 5 replies
Was pray
nah betulkan tebakanku? ratu arwena minta agar xavier mau jadi raja mendampinginya...ratu arwena terpesona sama xavier yg tenang bagai air
ⱮαLєƒι¢єηт: Iya iya, aku tau Kakak cenayang.😌

🤣
total 1 replies
Was pray
boleh kapten tapi dengan syarat kamu mau menjadi raja mendampingi ratu arwen ...😆😆😆
Was pray: oke👍👍
Nikma: Permisi kakak Author ...

Halo kak reader, kalau berkenan boleh mampir karya aku juga yaa 'Kesayangan Tuan Sempurna' ..
Terima kasih😊🙏
total 2 replies
Wan Trado
boleh saja dengan syarat-syarat tertentu..
Wan Trado: hehehe, boleh boleh boleh... ambil semaunya dan semampunya.. 🥰
ⱮαLєƒι¢єηт: Jum'at berkah, gratisin lah🤣
total 2 replies
Wan Trado
luhde n daphne
Wan Trado: intrik biasa terjadi apalagi dalam sistem kerajaan, pengkhianatan orang-orang yang dipercaya, hubungan percintaan terlarang, dsbnya.. dan bisa juga bantuan luarbiasa secara diam-diam ataupun terbuka dari orang-orang yg biasa saja atau terlihat lemah..
Wan Trado: intrik biasa terjadi apalagi dalam sistem kerajaan, pengkhianatan orang-orang yang dipercaya, hubungan percintaan terlarang, dsbnya.. dan bisa juga bantuan luarbiasa secara diam-diam ataupun terbuka dari orang-orang yg biasa saja atau terlihat lemah..
total 5 replies
Wan Trado
fantasi yg memabukkan memang menuntut penuntasan total
Wan Trado: wahh jangan ditanya.. berasap tuh ubun-ubun nya menahan ketegangan 🤣🤣🤣
ⱮαLєƒι¢єηт: Kalo nanggung kalang kabut dong pasti🤣
total 2 replies
Oe Din
Apa itu jalanan mupeng ?
Oe Din: Jalan berlubang ya ....
Jerawatnya segede apa itu, kalau lubangnya bisa buat kebo berendam...
😅😅😅
ⱮαLєƒι¢єηт: Bekas bekas jerawat gitu, Kak🤣
total 2 replies
Oe Din
Buat anak sebanyak yang kau mau, Putri Asha...!!!
😍😍😍
Oe Din
Nanti saja sekalian ( titik titik )
😘😘😘🔞🔞🔞
Wan Trado
11 anak biar bisa buat kesebelasan
ⱮαLєƒι¢єηт: Keepernya tetiba mules. jadi sepuluh dulu🤣
total 1 replies
Wan Trado
ungkapan yang dapat dicerna dgn mudah tapi mengena.. 👍
Wan Trado
jangan terlalu percaya dengan air yang terlihat tenang dipermukaan, hati-hati xavier akan para penjilat dan pengkhianatan
Wan Trado
Hari-hari pembalasan siap dimulai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!