NovelToon NovelToon
Mata Batin Zivanya

Mata Batin Zivanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Matabatin / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Hantu / Tumbal
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wanita Biasa

Cerita ini hanya fiktif belaka, namun cerita ini di rangkum dari pengalaman seseorang dan di sangkut pautkan dengan kejadian-kejadian Aneh yang terjadi di kalangan masyarakat pedesaan.

Zivanya yang biasa di panggil Ziva menganggap kelebihannya itu sebagai Kutukan namun perlahan dia pun berdamai dengan keadaan dan akhirnya menganggap kelebihannya itu sebagai Anugerah.
Karena Ziva lebih asyik berteman dengan sosok yang berwujud makhluk halus namun mempunyai hati di banding dengan sosok yang berwujud manusia namun tak punya hati.

Sebuah percintaan pun terjalin di cerita ini, berawal saat Ziva duduk di bangku SMK sampai pada Ziva lulus dan melanjutkan kuliah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21.

"Ya sudah kalau begitu, aku akan jemput rekan ku dulu di stasiun. Setelah itu saya akan mengantarkan kamu. " Arjun mengemudikan kendaraannya kembali.

Ziva jelas menolak. " Eh ... Eh ... Gak bisa dong Pak, ini saya sudah telat. Masa mau di buat telat lagi. Alamat di diskualifikasi dong. "

"DIAM ! Jangan membuat saya pusing dengan celotehan mu itu, saya yang akan bertanggungjawab. " janji Arjun.

Sementara Ziva lebih pasrah saat itu, mana mungkin ia di terima kerja kalau di hari interview saja ia sudah telat.

Di sebuah gerbang stasiun kereta terlihat seorang laki-laki dengan jaket kulit hitam celana coklat tua di padukan dengan topi hitam dan juga kacamata hitam.

Mobil Arjun seketika berhenti. " Jangan pegang apapun, PAHAM ! "

Ziva menoleh pada Arjun dengan tatapan tak percaya. " Tentu saja, aku akan mengacak-acak mobil ini jika aku tidak di terima bekerja. "

"BODO AMAT ! "

Ziva seketika kesal dan menepuk dasboard mobil itu.

"Hey, beraninya kamu ! " Teriak Arjun.

Arjun menatap tegas ke arah Ziva. Namun ia tak banyak waktu lagi untuk berdebat. Rekan kerjanya yang baru saja tiba dari Jogja sudah menunggunya. Arjun keluar dari dalam mobilnya dan menghampiri rekannya, terlihat Arjun menyalami rekannya itu.

Dan mereka pun berjalan ke arah mobil yang di dalamnya ada Ziva.

Arjun mengetuk pintu sebelah kiri kemudinya, Zia pun membuka kaca mobil itu. "PINDAH KEBELAKANG ! "

Membuat Ziva menghela nafas dan membuangnya secara kasar, Ziva yang tidak berpikir panjang ia langsung merangkak ke jok bagian belakang. " Astaga kmu bisa keluar dulu kan ? "

"Hehe ... Tanggung Pak. "

"Silahkan. " ucap Arjun mempersilahkan rekan kerjanya masuk.

Setelah itu Arjun pun berjalan memutari mobilnya,dan masuk ke dalam mobilnya.

"Ris, sorry ya ada masalah sedikit. Perjalanan kita menuju Markas seperti akan terganggu. Kita antarkan dulu wanita ini, setelah itu kita menuju markas. " Gumam Arjun tanpa menoleh ke arah Ziva.

Ziva yang baru sadar jika sebuah masalah itu adalah dirinya, Ziva langsung pasang badan. " Eh Pak, kalau tidak ikhlas ya sudah saya bisa turun. Lagian bukannya minta maaf karna sudah membahayakan nyawa orang malah dikatakan masalah. "

Haris yang baru saja bergabung dengan Arjun dan Zia merasa tak mengerti, " Siapa dia Jun ? "

"Pengguna perjalan kaki yang ceroboh dan banyak drama. " Jawab Arjun.

"Saya kira dia kekasih mu Jun. " pekik Haris membuat Arjun tak terima.

"Mana mungkin Ris. "

Seketika Ziva reflek dan tidak takut dengan seragam kebesaran yang di pakai Arjun, " Ihhhhhhh ... " dengan gemasnya Ziva mencubit lengan atas Arjun. " Saya punya nama Pak, nama saya Zivanya. Lagian mana mau saya sama polisi tidak tahu tatakrama ini. "

"Aawww ... Beraninya kamu ! Mau siapapun kamu saya tidak perduli. " jawab Arjun sambil mengelus lengannya.

Ziva pun melipatkan kedua tangannya di dada, dan membuang pandangan nya ke arah kaca. " Dasar polisi gadungan ! "

"Apa kamu bilang ? " Bentak Arjun sambil menoleh ke arah belakang.

"Sudah ... Sudah ... Kalau kalian bertengkar terus mau kapan sampainya? " lerai Haris sambil menggelengkan kepalanya.

Arjun pun mengemudikan kendaraannya, dari kaca spion sesekali Arjun melihat ke arah belakang dengan tatapan permusuhan. Ziva yang sadar langsung membuang tatapannya.

Sesampainya di sebuah gedung berlantai 11, Arjun memarkirkan kendaraannya. " Cepat turun ! "

"Iya ... Iya ... Anda juga ikut turun Pak ! "

"Lah saya tidak ada urusan di tempat ini. " Jawab cepat Arjun.

Ziva menutup kembali pintu mobil itu, " Lah Anda harus tanggung jawab. ceritakan apa yang terjadi pada HRD atau atasannya, walau bagaimana pun saya harus berkerja di sini TITIK. "

"Bocah ingusan, beraninya hanya menindas. " dengus Arjun. " CEPAT TURUN ! "

Ziva pun tersenyum penuh kemenangan walaupun ia tahu kesempatan ia untuk bekerja di perusahaan yang ia inginkan belum tentu di terima karna keterlambatannya.

"Ayo cepat jalannya, lemot amat sih ! "

"Ya ampun bersikap lembut sedikit Napa sih Pak ? lagian kaki saya ini masih gemeteran karna hampir anda tabrak. "

"ALASAN ! " pekik Arjun.

Jika Ziva sadar dari mulai petugas keamanan sampai receptionist memberikan hormat pada Arjun, " Mbak Pak Wira nya ada ? "

"Ada Pak, silahkan langsung saja ke lantai atas. " jawab petugas receptionist itu.

Arjun pun melangkahkan kakinya menuju sebuah kotak besi, Ziva hanya bisa mengekor saja. Tanpa mau bertanya kenapa Arjun langsung membawanya ke lantai atas.

Seketika pintu besi itu terbuka, dan Arjun masuk ke dalam kotak besi itu di ikuti Ziva dan beberapa Staff.

"Selamat pagi Pak. "

"Pagi. "

Ziva menatap sinis pada sekitar, " Mereka sangat menghormati Tubagus Arjun ini. Ya ... Mungkin karna seragamnya. " batin Ziva tak perduli.

Pintu kotak itu pun terbuka, Arjun langsung melangkah menuju sebuah ruangan khusuk kakaknya. Tanpa permisi Arjun masuk ke sebuah ruangan tanpa permisi.

"Ya ampun Pak, anda tidak sopan sekali. " umpat Ziva.

Arjun hanya menoleh dan menatap Ziva kesal.

"Assalamualaikum, " ucap Arjun saat ia berhasil masuk ke dalam ruangan itu.

Wira yang sedang duduk di kursi kebesarannya merasa heran dengan kedatangan adik kedua nya itu, padahal baru saja tadi pagi mereka sarapan pagi bersama.

Wira yang ingin bertanya, langsung mengurungkan niatnya kala melihat seorang wanita berada di belakang tubuh Arjun.

"Ayo duduk, malah ngumpet ! "

"Aisttt Pak, nervous nih. " Jawab Ziva berbisik.

Ziva pun melirik ke arah Wira dan mengayunkan kepalanya perlahan. " Se-Selamat pagi Pak. "

"So lembut. " Cerca Arjun.

Ziva lngsung menginjak kaki Arjun.

"Astaga, kasar sekali kamu. "

Ziva pun tersenyum penuh arti ke pada Wira.

Wira memberi isyarat pada Arjun untuk memberikan penjelasan.

"Pak Wira, dia ini orang yang mau bekerja di sini. Dia bilang dia hari ini interview, saya tidak tahu dia benar atau tidak. Karna saya tidak yakin dengan kemampuannya untuk bekerja di sini. "

"Aaaaaa .... Sakit. " ringis Arjun kala kakinya di cubit oleh Ziva.

"Ya seharusnya kamu datangnya ke bagian HRD bukan ke ruangan saya. " Jawab Wira penuh wibawa.

"Saya tidak ada waktu lagi Pak, saya harus segera ke kesatuan saya ada kasus yang harus di tangani. " jawab Arjun.

Wira pun menggelengkan kepalanya, " Ya sudah-sudah mana saya lihat C.V nya. "

Ziva pun memberikan sebuah Map ke pada Wira, Wira mengamati setiap lembar yang ada di dalam map itu.

"Seperti yang saya bilang kemampuan meragukan, paling-paling jadi Office girl. " ejek Arjun.

Membuat Ziva memajukan bibirnya karna kesal.

"Ternyata kamu lulusan terbaik, baiklah saya akan merekomendasikan kamu di bagian IT CONSULTANTS. " penjelasan Wira sontak membuat Arjun kaget.

Ziva merasa gemetar seluruh tubuh, " Alhamdulillah ... Terimakasih banyak Pak. "

"Ya sudah urusanku sudah selesai. " Ujar Arjun hendak pergi dari duduknya.

"Kamu boleh keluar, tunggu sampai ada staff yang menunjukkan ruang kerja kamu. Selamat bergabung ya ? " Ucap Wira.

Ziva pun sangat bahagia, " Baik terimakasih Pak. "

Ziva pun keluar mengikuti Arjun.

"Pak ... " Panggil Ziva pada Arjun.

Arjun menoleh dengan gelagat sangat malas. Ziva meraih tangan Arjun dan menyalaminya dengan paksaan. " Terimakasih Pak, anda terbaik. "

"Tadi saja mengatakan polisi gadungan. " Decak Arjun yang melihat Ziva berjalan menuju sofa untuk menunggu seseorang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!