Prabu Jayabaya yang merasa bahwa tugasnya sebagai pemimpin yang dicintai oleh rakyat sudah usai, melakukan moksa untuk sampai di alam keabadian. Namun takdir berkata lain. Sang Maha Pencipta justru memasukkan roh nya ke dalam tubuh seorang lelaki culun dan miskin bernama Jay yang baru saja meninggal dunia karena sebuah kecelakaan aneh.
Sebagai Jay, Prabu Jayabaya merasa harus menemukan kebenaran atas kecelakaan yang direkayasa ini. Siapa dalang nya juga orang orang yang terlibat di dalamnya.
Di bantu Ratih yang menurut Prabu Jayabaya adalah titisan dari istri nya, Prabu Jayabaya yang kini menjadi Jay, satu persatu kebenaran akhirnya terungkap dengan jelas.
Bagaimana caranya Prabu Jayabaya yang kini menjadi Jay mengungkap misteri kecelakaan maut yang menewaskan Jay yang asli ini terjadi? Simak kisah selengkapnya dalam "New Journey of the Legendary King".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Empat Macan Penjaga ( bagian 1 )
Ferdy terkejut mendengar teriakan itu. Tetapi belum sempat ia bereaksi lebih lanjut, kelompok yang menerobos masuk itu langsung menerjang ke arah anak buahnya.
Bhhhuuuugggghhh bhhhaaaaakkk..
Aaaaaaaarrrrrggghhh!!!
Sementara salah seorang diantaranya melompat ke arah Ferdy. Ia adalah Jay.
Whhuuuuugghhh!!!
Ferdy langsung mundur selangkah ke belakang untuk menghindari hantaman Jay. Pengalaman nya sebagai preman jalanan bertahun-tahun, membuatnya tahu bahwa musuhnya berbahaya.
Tetapi serangan itu tidak berhenti sampai disitu. Jay segera memutar tubuhnya dan melayangkan tendangan keras. Ferdy yang merupakan bekas petarung jalanan segera menyilangkan kedua tangan ke depan kepala sebagai pertahanan.
Dhhiiiiiieeeeeeesssshhhh...
Ferdy tersurut mundur 3 langkah ke belakang. Baru saja ia menurunkan kedua lengan nya, Jay telah muncul di hadapan nya dengan dengkul menyasar ke perut.
Ooooouuugggghhhhh..!!!
Kerasnya dengkulan Jay membuat Ferdy jatuh telungkup. Perutnya seperti dihantam balok kayu besar hingga terasa seperti mau ambrol. Sembari meringis menahan sakit, ia bangkit dan menatap tajam ke arah Marissa yang membebaskan Ratih dari ikatan tali yang membelenggu nya.
"Kalian berani ikut campur dengan urusan Geng Macan Hitam! Apa kalian sudah bosan hidup hah?!"
Mendengar nama itu disebut, anak buah Teddy pun berhenti menghajar orang orang ini. Sepertinya mereka gentar dengan nama besar Geng Macan Hitam yang tersohor kejam dan tak kenal ampun.
"Peduli setan dengan Geng Macan Hitam! Kalau ada apa-apa, keluarga Wijaya ada di belakang kalian! Hajar mereka..!! ", teriak Marissa memberi perintah yang membuat Teddy dan anak buahnya kembali memukuli orang-orang itu.
Jay pun tak mau kalah. Untuk melampiaskan kekesalannya, Jay kembali menerjang ke arah Ferdy dan menghajarnya tanpa ampun.
Pllllaaaaaakkkkkkk bhhhaaaaakkk...
"Aduh ampun ahhh ampunn.. "
Teriakan Ferdy meminta pengampunan berselang seling dengan suara pukulan dan tendangan Jay yang terus saja menghujani tubuh gempal tangan kiri Reynold Waseso itu. Dalam beberapa gebrakan setelahnya, tubuh gempal Ferdy roboh mencium lantai gudang penyimpanan ini.
Bibir hitam Ferdy pecah dan mengeluarkan darah. Satu gigi nya rontok dan beberapa bagian wajahnya lebam dan menghitam. Jelas sekali bahwa ia benar-benar dihajar habis-habisan oleh Jay.
"Apa perlu kita bawa begundal ini ke polisi, Nona? ", Teddy menatap wajah cantik Marissa.
" Tidak perlu! Reynold Waseso pasti akan mencari seribu satu cara termasuk menyuap polisi dan pengadilan untuk membebaskan mereka.
Yang terpenting sekarang, Mbak Ratih sudah kembali. Urusan Reynold, biar aku saja yang mengurusnya ", tegas Marissa menunjukkan sisi wanita muda dari keluarga kelas atasnya.
Teddy dan anak buahnya mengangguk mengerti. Bersama dengan Jay yang menggendong tubuh Ratih yang lemas karena terikat seharian, Marissa memimpin mereka meninggalkan tempat itu.
Keempat mobil itu segera bergerak meninggalkan pergudangan ini. Meninggalkan Ferdy dan anak buahnya yang terkapar dengan tubuh penuh memar dan luka.
Reynold Waseso sedang asyik menenggak minuman kerasnya di temani oleh cewek bule di salah satu room karaoke elit di kawasan Surabaya barat. Tiba-tiba telpon nya berdering dan Reynold melirik ke arah nomor yang tertera pada layar ponsel pintar nya. Dan itu adalah : Ferdy.
Segera Reynold menggeser tombol berwarna hijau sambil membayangkan bahwa anak buahnya itu telah berhasil mengorek keterangan dari mulut Ratih. Ini adalah jalan baginya untuk bisa menyelesaikan tugas dari Tuan Besar.
"Ha-halo boss, pekerjaan ka-kami gagal. Nona Marissa dari Grup Wijaya ikut campur bersama dengan orang-orang nya yang memiliki kemampuan beladiri tinggi".
APPAAAAAAAAAAA??!!!
Reynold sampai bangkit dari tempat duduknya. Gelas berisi wine mahal dari luar negeri yang berharga ratusan ribu rupiah satu sloki itu langsung di banting dengan kasar ke lantai room karaoke. Para anak buah dan penghibur yang ada di dekatnya bergegas menjauh karena tidak ingin kena imbas murkanya sang kepala Geng Macan Hitam.
"Bagaimana ceritanya Marissa Wijaya sampai ikut campur dalam hal ini hah?! ", tanya Reynold Waseso dengan marah.
" A-aku juga tidak tahu boss. Tiba-tiba mereka menyerbu masuk dan menghajar kami tanpa ampun. Kami kalah jumlah jadi langsung menjadi bulan-bulanan mereka ", lanjut Ferdy.
" Sial, benar-benar sial.......!!
Ferdy, urus anak buah mu! Untuk sementara, kau jangan muncul dulu. Tunggu kabar dari ku! "
"B-baik boss.. "
Reynold langsung membanting ponsel nya ke lantai. Benda pipih panjang itupun hancur berkeping-keping, menjadi korban kemarahan lelaki bertubuh tegap ini.
"Henry! Panggil Empat Macan Penjaga! Hari ini juga, Marissa harus memberikan penjelasan kepada ku!! "
Mendengar perintah Reynold, Henry segera mengeluarkan ponselnya dan mencari nama Koko Hu Tian Hauw, pimpinan dari Empat Macan Penjaga.
Dalam kelompok Geng Macan Hitam, ada pasukan elit yang digunakan hanya saat keadaan darurat saja. Mereka adalah praktisi beladiri hebat yang memiliki kemampuan beladiri tinggi.
Pimpinan mereka adalah seorang keturunan China yang bernama Hu Tian Hauw atau biasanya dipanggil dengan sebutan Ah Hauw yang menguasai jurus jurus beladiri Kungfu dari aliran Hwa San. Dalam kesehariannya ia menjadi seorang pedagang ponsel di salah satu counter yang ada di pasar Atom Surabaya.
Anggota Empat Macan Penjaga selanjutnya adalah Suwarno atau yang lebih dikenal sebagai No Kepruk. Lelaki berprofesi sebagai juru parkir di Terminal Bungurasih ini adalah jagoan tangguh yang menguasai ilmu pencak silat dor atau pencak silat jalanan.
Dua anggota lainnya adalah Diego yang merupakan keturunan Brazil dan ahli dalam beladiri capoiera. Sedangkan satu lagi adalah Ujang yang handal dalam beladiri karate dan jiujitsu. Keempatnya adalah pasukan elit Geng Macan Hitam yang memiliki status tinggi dalam kelompok itu. Mereka dikenal kejam dan sadis dalam bertugas.
Dalam waktu kurang dari 2 jam, Empat Macan Penjaga telah datang di tempat karaoke ini. Lalu bersama dengan Reynold Waseso dan Henry, mereka mendatangi rumah Marissa yang ada di perumahan elit Surabaya Barat. Mereka tahu karena mata-mata Reynold yang ditugaskan untuk mengawasi gerak-gerik Marissa telah melaporkan bahwa mobil Marissa baru saja masuk dengan beberapa mobil APV hitam mengikuti.
"Terimakasih atas bantuan nya, Marissa..
Tanpa bantuan mu aku tak tahu apa yang akan dialami Ratih. Sekali lagi terimakasih banyak", ucap Jay segera setelah dokter pribadi keluarga Wijaya pulang usai memberikan suntikan penenang untuk Ratih.
" Bantuan kecil saja Mas Jay, santai dong...
Lagipula aku juga butuh bantuan Mas Jay nanti untuk nilai praktek kerja lapangan ku. Jadi anggap saja ini upah untuk bantuan Mas Jay nanti ".
Marissa tersenyum manis sekali. Jay pun langsung menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar jawaban itu.
" Benar-benar anak bussinessman sejati. Pintar sekali mencari celah yang bisa menguntungkan bagi nya nanti. Aku salut pada mu.. ", Jay mengacungkan dua jempol nya ke arah Marissa yang membuat perempuan itu tertawa.
" Mas Jay bisa saja..
Aku tak meminta nilai yang tinggi untuk praktek kerja ku kok. Yang penting lulus saja udah bagus. Dan menurut penilaian pribadi ku, hasil kerja ku juga lumayan bagus jadi andai Mas Jay memberikan nilai yang meluluskan ku, itu juga tidak akan menjadi masalah bukan?" .
"Iya iya, aku mengakuinya kalau kau.... "
Jay tak meneruskan omongan nya kala di depan pagar pintu depan, terdengar suara empat mobil berhenti. Dari dalam mobil itu, beberapa orang berpakaian hitam muncul. Mereka langsung menerobos masuk.
Marissa Wijaya langsung menunjukan ekspresi muka suram kala melihat salah satu dari orang orang berpakaian hitam itu.
"Reynold Waseso, tidak ada yang mengharapkan kehadiran mu disini..! "
"Yo yo yo, Nona Marissa Wijaya kenapa kamu begitu galak eh?! Sebagai tuan rumah menyambut kedatangan seorang tamu, apa ini cara Keluarga Wijaya bersikap? Sungguh mengecewakan.. ", Reynold bersikap santai menghadapi suara ketus Marissa.
" Simpan omong kosong mu untuk orang lain, Reynold Waseso...
Kau tidak disambut disini, silakan keluar! ", suara keras Marissa membuat para pengawal pribadi nya langsung berkumpul di ruang tamu kediaman ini.
Reynold Waseso tersenyum tipis membuka kedua lengan nya sambil berkata,
" Ingin aku keluar, boleh saja. Tetapi katakan dulu,
Dimana perempuan itu? ".
"
semoga dalam naungan perlindungan Tuhan Gusti Allah...
sekarang anaknya raja