"Kiara Cristina Albian"yang kecewa setelah memergoki calon tunangannya yang tidur bersama dengan sahabat baik nya di sebuah hotel, mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sehingga menabrak mobil yang ada di depan nya dan membuat pemilik mobil itu lumpuh.
"Ardan Ganendra"Adalah seorang CEO muda dari perusahaan Ardan grup, meminta tangung jawab Kiara yang telah membuat nya lumpuh mengantikan calon istri nya yang kabur karena tidak Sudi menikah dengan pria lumpuh seperti nya.
"Bagaimana kami bisa menebus semua kesalahan putri kami?
"Aku ingin dia menjadi istri ku."
Penasaran dengan keseruan nya? Ayo ikuti terus episode-episode novel "Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 06
Mama dan papa nya kiara terdiam dengan perkataan mama Ulan barusan.
"Tap, tapi bagaimana kami mengatakan nya kepada Kiara?"Tanya mama El kepada Ardan dan mama Ulan.
"Itu terserah kalian."Ucap Ardan dingin.
"Baik lah, kami setuju."Ucap papa Bian kepada Ardan dan mama nya.
"Kami tunggu kabar selanjutnya,ma antar kan aku ke kamar."Ucap Ardan kepada mama nya.
"Kami permisi."Ucap mama Ulan yang kemudian mendorong pelan kursi roda Ardan untuk masuk ke dalam ruang rawat.
"Mas, mengapa kamu menyetujui nya? Bagaimana kita membicarakan hal ini kepada Kiara,dan bagaimana perasaan nya ini sama saja kita menekan pikiran dan batin nya mas!"Ucap mama El marah dengan keputusan papa Bian.
"Sayang, bagaimana pun juga kita harus bertanggung jawab, dengan kondisi nya yang sudah lumpuh dan di tingal kan oleh calon istri nya itu terjadi gara-gara putri kita, dan parah nya lagi jika Kiara tau dia telah membuat seseorang menderita dia akan menjadi trauma seumur hidup dan akan menyalahkan dirinya sepanjang hidup nya."Jelas papa Bian kepada mama El.
"Tapi mas, bagaimana dengan Jafin?"Tanya mama El mengalihkan pembicaraan tersebut ke arah Jafin.
"Jafin lagi Jafin lagi, dengan kan aku El, apa kau pernah melihat dia datang ke rumah sakit untuk menemani dan menjaga Kiara sejak kecelakaan ini? Dari awal aku sudah tidak menyukai nya aku curiga dengan Jafin, jangan-jangan dia dalang dari kecelakaan Kiara."Ucap papa Bian menatap wajah mama El.
"Tidak mas, bagaimana mungkin,bukan kah dia sangat mencintai Kiara?"Ucap mama El polos.
"Cukup El, aku lebih setuju jika Kiara menikah dengan Ardan, dengar kan aku, jangan ajar kan putri kita meningal kan tangung jawab nya, setelah dia sembuh lima bulan kedepan baru katakan apa yang sebenarnya terjadi."Ucap papa Bian yang kemudian meningal kan mama El di sana dan berjalan cepat masuk ke dalam ruang rawat Kiara dan Ardan.
"Ya Tuhan, apa yang telah putri ku Kiara lakukan? Mengapa kau berikan cobaan yang begitu sulit kepada nya?"Batin mama El sedih.
Namun mama El berusaha menguatkan hatinya dan menghapus air mata nya kemudian berjalan menyusul papa Bian untuk masuk ke dalam ruang rawat inap Ardan dan Kiara.
Di dalam ruangan tersebut, terlihat Kiara yang sedang tertidur pulas.
"Nanti saja mas, lihat lah dia sedang istirahat, rasanya aku tidak tega untuk memberikan kabar ini kepada nya."Ucap mama El kepada papa Bian.
"Baik lah, biar kan dia istirahat dulu."Ucap papa Bian.
Sementara itu dokter masuk ke dalam ruang rawat tersebut dan menemui Ardan dan juga mama Ulan.
"Selamat sore."Ucap dokter tersebut kepada Ardan dan mama nya.
"Sore dokter."Jawab mama Ulan sementara Ardan hanya diam tidak bersuara.
"Nyonya Ulan, orang tua dari pasien Ardan?"Tanya dokter tersebut.
"Iya betul dokter ada apa?"Tanya mama Ulan penasaran.
"Karena kondisi pasien Ardan sudah stabil sore ini pasien boleh pulang."Ucap dokter tersebut sambil tersenyum.
"Benar kah? Sukur lah dokter akhirnya kami bisa pulang."Ucap mama Ulan senang.
"Iya, meskipun begitu,jika pasien Ardan ingin mencoba kemoterapi kaki nya kami memiliki nomer telpon dokter khusus kemoterapi."Ucap dokter itu dengan ramah nya menyarankan.
"Tidak perlu."Jawab Ardan kepada dokter tersebut.
"Baik lah kalau begitu."Ucap sang dokter merasa ngeri dengan tatapan dingin Ardan.
"Berikan saja nomer nya dokter."Ucap mama Ulan kepada dokter tersebut.
Dokternya tersebut pun mengeluarkan kartu nama dari dalam saku baju nya dan memberikan kepada mama Ulan.
"Terima kasih banyak dokter."Ucap mama Ulan.
"Sama-sama, kalau begitu saya pergi dulu."Ucap dokter tersebut berjalan keluar dari ruang rawat itu.
Mama Ulan hanya mengangguk dan kemudian mulai membereskan barang-barang Ardan untuk di bawa pulang.
"Selamat ya Ardan kau akhirnya sudah boleh pulang."Ucap papa Bian menghampiri mama Ulan dan Ardan yang sedang bersiap-siap untuk pulang.
"Aku beri waktu satu Minggu,jika masih belum ada kabar, kalian tau sendiri akibat nya."Ucap Ardan kepada papa Bian.
"Aku mengerti Ardan,tenang saja,kami adalah keluarga yang selalu menepati janji."Ucap papa Bian.
"Maaf kan ucapan Ardan pak Bian, Kalau begitu kami pamit."Ucap mama Ulan kepada papa Bian setelah selesai mengemasi barang-barang milik Ardan dan membantu Ardan turun ke kursi rodanya.
Sebelum keluar dari ruangan tersebut, Ardan meminta mama nya untuk memberikan kartu nama nya kepada papa Bian agar mereka gampang untuk menghubungi Ardan.
Dan akhirnya mama Ulan dan Ardan pun keluar dari rumah sakit itu pada pukul 05:40
"Papa dari mana?"Tanya Kiara melihat raut wajah sang papa yang aneh.
"Ah Kiara kau sudah a selesai istirahat?"Tanya papa Bian kepada Kiara untuk mengalihkan pembicaraan.
"Iya pa, dan aku sudah merasa lebih baik."Jawab Kiara sambil tersenyum.
"Kiara meskipun kau sudah membaik kau juga tidak boleh terlalu banyak gerak sayang."Ucap mama El kepada Kiara.
"Iya aku tau ma."Jawab Kiara.
Papa dan mama Kiara sepakat untuk tidak mengatakan apapun sekarang karena masih ada waktu seminggu, lumayan untuk kesetabilan emosi dan pikiran Kiara, dan mereka memutuskan untuk mengatakan hal itu kepada Kiara pada hari kelima.
"Ma,pa, di mana laki-laki pemarah yang ada di sebelah sana?"Tanya Kiara menujuk tempat tidur Ardan.
"Laki-laki pemarah?"Tanya mama dan papa nya secara bersamaan.
"iya ma, pa, dia sangat galak dan namun juga dingin."Ucap Kiara lagi.
"Ouhh, dia sudah boleh pulang sayang, karena kondisi nya juga sudah mulai stabil."Ucap mama El.
"Tapi apa yang membuat dia ada di ruang rawat yang sama dengan ku? Dan dia sakit apa?"Tanya Kiara di liputi rasa penasaran nya.
"Dia, em dia kecelakaan sayang, dan kebetulan dia itu anak teman papa, jadi dia satu ruangan dengan mu."Jawab papa Bian berbohong.
"Kecelakaan?"Ucap Kiara mulai berfikir.
"Iya, sayang dan itu menyebabkan kaki nya lumpuh."Jelas mama El.
"Lumpuh?"Tanya Kiara lagi.
"Sudah lah jangan terlalu di pikir kan, sekarang fokus dengan kesembuhan mu saja ya."Ucap papa Bian kepada Kiara.
"Papa mu benar sayang,kau seharusnya tidak banyak pikiran."Ucap mama El khawatir.
"Baik lah ma, pa."Ucap Kiara mengiyakan ucapan mama dan papa nya.
Bersambung ….