Sequel dari Novel The Prisoner of mafia
Quen adalah seorang penari erotis yang terkenal di klub malam New York. Dia hanya menawarkan jasa menari, namun banyak lelaki yang terpesona padanya. Di negara lain, dia adalah gadis keluarga konglomerat yang lari dari rumah untuk menghindari perjodohan, dirinya cantik, mulia dan susah didekati.
Pada malam yang penuh gairah, Mike terpikat oleh gadis berpoteng, mereka melewati satu malam bersama, namun pada besok paginya gadis itu sudah menghilang.
"Temukan gadis itu!" Mike dengan gila memerintah pada semua anak buahnya.
Namun tidak disangka, gadis itu sudah pulang ke negaranya dan sedang mengandung seorang anak...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sentuhan itu?
Mike Brown?
Nama itu terlalu asing di telinga Quen, tapi bagaimana bisa pria asing yang berada di hadapannya ini mengetahui namanya?
Siapa dia?
Quen bertanya-tanya di dalam hati sembari menatap pria bule dan tampan yang juga tengah menatapnya itu.
Mike tersenyum tipis ketika melihat wajah Quen yang sangat cantik bagaikan bidadari. Tatapan Mike beralih menatap bibir dan mata Quen bergantian.
Sama!
Bibir dan mata itu sama persis dengan wanita bertopeng di club malam pada waktu itu.
"Anda siapa? Kenapa tiba-tiba mendorongku ke dalam toilet? Anda ingin berbuat mesum ya?!" Quen menatap penuh waspada sembari memegangi tasnya yang akan dia jadikan senjata untuk memukul Mike.
Mike menaikkan salah alisnya, karena dia tidak mengerti dengan bahasa yang diucapkan oleh Quen.
"Quen Smith! Kau tidak ingat malam itu?" tanya Mike sembari mengangkat salah satu tangannya lalu mengelus pipi Quen dengan lembut.
Quen memundurkan wajahnya seraya menepis tangan kekar itu dengan kasar. Tapi, tatapan matanya terpaku pada kedua manik tajam Mike yang juga tengah menatapnya.
Deg!
Jantung Quen berdetak tidak karuan ketika mengamati dua manik tajam itu. Apalagi sentuhan tangan Mike seolah begitu membekas di hatinya.
Meras dejavu, Quen seolah di tarik pada kejadian 2 bulan yang lalu, tepatnya kejadian di club malam waktu itu.
Sekali sentuhan dari Mike. Quen bisa mengingat semuanya, karena sentuhan Mike begitu membekas di hatinya, selain itu Mike adalah pria pertama yang menyentuhnya.
"You!" Quen menunjuk Mike dengan perasaan terkejut luar biasa. Kemudian dengan gerakan reflek, ia mengangkat tasnya untuk memukul kepala Mike sampai beberapa kali.
"Aww!! Wait!" Mike berseru sembari melindungi kepalanya yang masih terus di pukuli oleh gadis berambut pirang itu.
"Berani sekali kau mengikuti sampai di sini! Dasar pria mesum!" umpat Quen seraya menendang perut Mike dengan lututnya.
"Oh, shiit!" umpat Mike sembari membungkukkan setengah badannya dan memegangi perutnya yang terasa sangat sakit karena terkena tendangan mematikan dari Quen.
"Mampus!" Quen mengumpat sambil menatap Mike yang kesakitan.
Melihat Mike yang kesakitan, Quen segera memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melarikan diri, keluar dari toilet tersebut.
*
*
"Huh! Hampir saja!" Quen berlari kecil keluar dari toilet menuju restoran. Ia berusaha untuk menetralkan nafasnya yang kembang kepis saat melihat Aksa menghampirinya.
"Quen, kau tidak apa-apa? Kenapa lama sekali di toiletnya?" Aksa bertanya dengan cemas.
"Oh, tadi toiletnya penuh, he he he." Quen menjawab sambil tersenyum meringis dan berjalan mendahului Aksa.
"Toiletnya penuh?" Aksa bergumam sembari menatap ke arah toilet yang terlihat sepi, kemudian ia menggaruk kepala yang tidak gatal sembari menaikkan kedua bahunya bersamaan lalu segera mengikuti sepupunya itu.
*
*
Di dalam toilet, Mike masih meringis kesakitan sambil mengumpat beberapa kali.
"Shiit! Gadis itu ternyata sangat kuat!" umpat Mike masih memegangi perutnya sambil berjalan keluar dari toilet tersebut. Beruntung di sana tidak ada orang, jika ada mungkin dirinya saat ini sudah menahan rasa malu luar biasa.
"Beraninya dia menendangku! Awas saja, aku akan membalas perbuatannya itu!" geram Mike sembari berjalan tertatih keluar dari toilet.
Sedangkan Quen memutuskan keluar dari restoran tersebut dengan perasaan tidak karuan setelah bertemu dengan sosok pria yang sudah menghamilinya.
Seharusnya dia senang kan? Karena bertemu dengan pria tersebut, tapi ini malah sebaliknya. Quen seolah menghindari Mike, dan tidak meminta pertanggung jawaban pria tersebut.
Entah apa yang ada di pikiran gadis itu. Author juga tidak tahu🤭.
Like-nya jangan lupa bestie❤