NovelToon NovelToon
Mysterious Girl

Mysterious Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: AzaleaHazel

Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.


Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan keluarganya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Anella dan Saka menatap heran Achassia. Bagaimana tidak? Dari sekian banyaknya mobil di rumah ini, kenapa gadis itu memilih mobil yang ukurannya jauh lebih besar darinya. Mereka terkejut saat mang Ujang mengeluarkan mobil itu dari garasi.

"Cia, beneran mau pake mobil itu?" Tanya Anella.

Acha mengangguk yakin. "Kenapa Oma? Ga boleh ya?" Tanyanya.

"Ya gapapa sih, tapi apa nggak kebesaran?" Tanya Anella lagi.

"Biar muat nampung semua oleh-oleh dari Papa."

"Ada-ada aja kamu." Ucap Saka menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah gadis itu.

"Yaudah, Cia mau liat mang Ujang manasin mobilnya dulu." Gadis itu menghampiri mang Ujang setelah mendapat anggukan dari mereka.

Setelah kepergian gadis itu, ponsel Anella berdering, ternyata Sagara menelponnya.

"Kenapa?" Tanya Anella saat panggilannya terhubung.

"Kok belum ada yang jemput Sagara?" Tanya Sagara di sebrang sana.

"Bentar, Cia masih manasin mobil sama mang Ujang. Nih Mama kirimin fotonya." Balas Anella, tanpa memutuskan panggilannya ia memotret Acha dan langsung mengirimkannya pada Sagara.

"Si bocah cebol ngapain pake mobil itu?" Tanya Sagara, terdengar dari suaranya jika pria itu terkejut setelah melihat foto yang baru saja di kirim oleh Anella.

"Sembarangan kamu ngatain cucu Mama cebol." Kata Anella kesal. Saka terkekeh mendengar istrinya mengomeli Sagara, tapi ia juga setuju dengan apa yang putranya katakan.

"Liat aja gede mobilnya daripada orangnya. Suruh pake mobil yang lain aja, yang lebih kecil." Ucap Sagara merasa khawatir jika gadis itu sampai kenapa-napa.

"Nggak mau. Cia bilang, dia mau pake mobil itu biar bisa nampung semua oleh-oleh dari Papa." Ucap Anella mengulang apa yang Acha katakan tadi.

"Emang dia panggil aku Papa?" Tanya Sagara tidak percaya karena setiap kali ia menyuruh Acha memanggilnya Papa pasti gadis itu tidak mau.

"Ya iyalah kan kamu bapaknya. Emangnya kamu mau di panggil apa? Kakek buyut?" Omel Anella lagi membuat Saka hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Masa sih? Sagara nggak percaya." Kata Sagara lagi.

"Nih Mama buktiin kalau nggak percaya." Kesal Anella.

"Cia." Anella berteriak memanggil Acha membuat gadis itu menoleh.

"Kenapa Oma?" Jawab Acha balik berteriak.

"Cia mau kemana?" Tanya Anella.

Acha mengerutkan keningnya bingung. "Bukannya tadi Oma yang nyuruh Cia buat jemput Papa?" Tanya gadis itu.

Sagara bisa mendengar gadis itu memanggilnya dengan sebutan Papa karena sambungannya masih terhubung, Anella sengaja melakukan itu untuk menunjukkannya pada Sagara.

"Ohh iya Oma lupa." Ucap Anella pura-pura lupa membuat Acha menggelengkan kepalanya.

"Tuh denger sendiri kan." Kata Anella pada Sagara.

"Awas aja kalau kamu sampe lupa nggak beliin oleh-oleh buat Cia. Mama nggak mau ya kalau sampe cucu Mama ngambek gara-gara kamu." Lanjutnya memperingati putranya.

"Udah gausah ngejawab kamu. Tungguin aja sampe Cia jemput, bye." Kata Anella lagi setelah itu mematikan panggilannya.

Sagara yang di sebrang sana hanya bisa menghela nafas panjang, bahkan Mama-nya tidak membiarkannya menjawab satu katapun. Untungnya ia sudah biasa dengan hal itu.

"Cia berangkat sekarang ya." Pamit Acha pada Anella dan Saka.

"Yaudah, hati-hati ya." Balas Anella.

"Iyaa."

"Jangan ngebut-ngebut." Ucap Saka memperingati yang di balas gadis itu dengan acungan jempol.

Anella dan Saka menatap mobil itu yang berjalan keluar rumah. Halaman rumah ini sangatlah besar, begitupun rumahnya. Mereka berdua masuk setelah mobil yang gadis itu kendarai sudah tidak terlihat lagi.

...🍃🍃🍃🍃🍃...

Sudah 15 menit Achassia mencari keberadaan Sagara, tapi ia masih belum menemukan pria itu. Ia menghela nafas karena baru tersadar, kenapa tidak menelfon pria itu saja. Kenapa sekarang baru terpikirkan olehnya.

"Om dimana sih? Acha udah 15 menit nih nyariin." Ucap Acha kesal.

"Coba lihat ke belakang." Balas Sagara. Gadis itu langsung berbalik dan benar saja pria itu sudah ada di belakangnya.

"Kenapa nggak bilang dari tadi aja sih kalau ada di situ." Omel gadis itu dengan wajah cemberut.

"Kan baru nyampe sini, terus Om lihat kamu di sini." Balas Sagara menggelengkan kepalanya melihat raut wajah gadis itu.

"Yaudah, ayo pulang. Acha laper belum makan." Kata Acha, ia berjalan lebih dulu.

Sagara menyusul gadis itu. "Kenapa tadi nggak makan dulu?" Tanya Sagara.

"Tadi belum laper." Balas Acha.

"Bilang aja mau makan sama Papa." Kata Sagara dengan wajah mengejek membuat Acha meliriknya aneh.

"Coba panggil Papa lagi." Lanjut Sagara.

Achassia mendengus. "Apaan sih, nggak mau." Ucapnya.

"Tadi di depan Oma sama Opa aja panggil saya Papa. Kenapa di depan saya nggak mau?" Tanya Sagara membuat Acha mengerutkan keningnya. Bagaimana pria ini bisa tau.

"Gamau." Kesal Acha.

"Panggil lagi dong." Ucap Sagara semakin gencar menggoda gadis itu.

Achassia semakin kesal karena Sahara terus menggodanya. "Nggak mauuu." Ucapnya.

"Dasar kelinci pemarah." Sagara menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah menggemaskan gadis itu.

Mereka sampai tidak sadar jika sudah sampai di depan mobil. Achassia masih memasang wajah cemberutnya karena masih merasa kesal. Sejak tadi Sagara terus saja mengejeknya, mau menyalahkan Anella juga tidak bisa.

"Udah jangan cemberut terus." Ucap Sagara karena gadis itu masih saja cemberut.

Achassia menghela nafas. "Mana oleh-oleh Acha?" Katanya mengulurkan tangan di depan Sagara.

"Acha mau apa?" Bukannya menjawab, Sagara malah balik bertanya.

Gadis itu semakin kesal. "Pasti lupa kan nggak beliin oleh-oleh." Ia menebak pasti Sagara melupakannya.

"Strawberry di jepang kan manis, kenapa nggak di beliin. Pasti lupa kan kalau Acha suka strawberry." Lanjut gadis itu dengan wajah yang sangat kesal.

"Permisi, Pak. Ini semua barang yang bapak suruh bawa tadi." Ucap pria yang baru saja datang. Ia membawa beberapa kotak yang entah apa isinya.

"Ohh iya, makasih ya." Kata Sagara berterima kasih pada pria itu.

"Sama-sama, Pak. Kalau gitu saya permisi." Pamit pria itu membuat Sagara mengangguk.

"Bawa masuk sana." Suruh Sagara setelah pria tadi pergi.

Achassia hanya melirik kotak-kotak itu. "Apaan isinya?" Tanyanya karena masih kesal.

Sagara menggeleng-gelengkan kepalanya. "Lihat aja sendiri." Suruh Sagara.

Meskipun masih sedikit kesal hadis itu tetap menuruti ucapan Sagara. "Strawberries." Ucap Acha dengan mata berbinar.

Sagara ikut tersenyum melihat raut wajah senang gadis itu. Mana mungkin ia melupakan apa yang di sukai oleh Achassia, ia sudah sangat menyayangi anak ini. Jadi apapun akan ia lakukan demi kebahagiaan anak yang sudah ia anggap seperti anak kandungnya sendiri.

"Ini isinya strawberry semua?" Tanya Achassia, ternyata ada 20 kotak setelah ia menghitungnya.

"Iyaa."

"Kenapa banyak banget belinya?" Tanya Acha tidak habis pikir. Kenapa Sagara harus membeli banyak sekali.

"Kan kesukaan kamu. Itu strawberry-nya ada beberapa jenis, biar kamu cobain semua."

"Tapi kalau banyak kaya gini pasti bosen. Kalau Acha bagiin ke Mama boleh nggak? Biar di sulap jadi banyak jenis makanan."

"Emang Mama bisa sulap? Ada-ada aja kamu." Ucap Sagara menggelengkan kepalanya mendengar ucapan random gadis itu.

"Boleh kan?" Tanya Acha lagi.

Sagara mengangguk. "Iya boleh." Balasnya.

"Yaudah, ayo masukin dulu semuanya terus pulang, tapi sebelum pulang makan dulu ya? Acha udah laper soalnya." Hari sudah hampir gelap, tentu saja perutnya sudah keroncongan.

Sagara hanya mengangguki ucapan gadis itu, setelah selesai memasukkan semua strawberry tadi, mereka langsung pergi dari sana dengan Sagara yang menyetir mobilnya. Achassia kembali kesal karena Sagara menertawakannya saat ia tadi kesusahan menaiki mobil, bahkan pria itu mengatainya cebol. Hal itu sontak membuat rasa kesalnya muncul lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!