NovelToon NovelToon
REGANTARA

REGANTARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Bad Boy / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aquilaliza

~ REGANTARA, season 2 dari novel Dendam Atlana. Novel REGANTARA membahas banyak hal tentang Regan dan kehidupannya yang tak banyak diketahui Atlana ~....

Ditinggalkan begitu saja oleh Atlana tentu saja membuat Regan sangat kacau. Setahun lebih dia mencari gadisnya, namun nihil. Semua usahanya tak berbuah hasil. Tapi, takdir masih berpihak kepadanya. Setelah sekian lama, Regan menemukan titik terang keberadaan Atlana.

Disaat Regan merasakan bahagia, berbanding terbalik dengan Atlana yang menolak kehadiran Regan untuk kedua kalinya dihidupnya. Namun, penolakan Atlana bukan masalah. Regan memiliki banyak cara untuk membawa kembali Atlana dalam hidupnya, termasuk dengan cara memaksa.

Akan kah Regan berhasil? Atau malah dia akan kehilangan Atlana sekali lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Peringatan

Atlana menggeliat pelan, lalu membuka matanya. Gadis itu memperhatikan seisi ruang yang ia tempati saat ini. Ketika sadar jika itu kamarnya, Atlana mendudukkan tubuhnya.

Dia terdiam, mengingat kembali kejadian semalam. Dia menceritakan semua detail kejadian yang menimpanya setahun lalu pada Regan. Lelaki itu terlihat marah, tapi tidak membiarkan kemarahan menguasai dirinya dan memilih menenangkannya.

Semalam dia menangis dalam pelukan Regan. Dia bahkan sampai tertidur. Jika dia berada di kamar, sudah pasti Regan yang membawanya.

Atlana beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi. Usai membasuh wajahnya dan menyikat gigi, Atlana keluar kamar.

Langkahnya langsung tertuju pada kamar yang semalam ditempati Regan. Gadis itu mengetuk pintu, namun tak ada jawaban.

"Regan?" Atlana mencoba memanggil. Tapi, masih tak ada jawaban.

Atlana terdiam sejenak lantas kembali mengetuk pintu. Tapi, hasilnya masih sama. Saat ia akan mengetuk sekali lagi, dia tiba-tiba menghentikan gerak tangannya. Gadis itu beralih meraih gagang pintu dan membuka pintu tersebut yang ternyata tak dikunci.

"Regan?" Atlana mencoba untuk kembali memanggil. Tapi, tak ada sahutan. Gadis itu berjalan masuk dan tetap saja tak menemukan Regan. Dia mendekat ke kamar mandi, namun Regan juga tidak ada di sana.

"Kayaknya dia pulang semalam," ucap Atlana. Dia keluar dari kamar tersebut, kembali ke kamarnya untuk mengambil handphone nya. Dan tepat saat dia tiba di kamar, handphonenya berdering. Panggilan masuk dari kakaknya, Renata.

"Hallo, Kak?" sapa Atlana.

"Lana, Kakak udah di parkiran depan apartemen kamu. Kamu di unit berapa?"

"Hah? Kakak di parkiran?"

"Iya. Kakak bawa makanan juga."

"Ya udah. Kakak tunggu Lana, ya? Lana jemput."

"Oke."

Setelah panggilan terputus, Atlana segera keluar dari unitnya dan menjemput Renata di parkiran. Dia benar-benar tak menyangka Kakaknya akan menyusul.

Langkahnya ia percepat keluar dari gedung tinggi tersebut. Dari kejauhan sudah bisa ia lihat mobil Renata yang terparkir. Renata yang melihat sang adik menghampirinya segera keluar dari mobil. Dia juga mendekat ke arah adiknya sambil menenteng totebag yang berisi kotak makan.

"Kakak kok gak bilang-bilang mau dateng sih? Tau gitu biar aku yang masak."

"Gak papa lah. Lagian di apartemen kamu ada bahan masakannya?" Renata bertanya sambil berjalan memasuki apartemen.

Atlana terkekeh pelan mendengar pertanyaan kakanya. "Gak ada, Kak," jawabnya membuat Renata menggelengkan kepala.

"Terus semalam makan apa?"

"Pesan." Lagi, Renata menggeleng mendengar jawaban adiknya. Keduanya saling mengobrol selama perjalanan menuju unit milik Atlana.

Saat tiba, keduanya langsung bersama-sama menyiapkan sarapan dan menyantapnya.

"Gimana? Enak?" Renata menatap adiknya. Menunggu tanggapan sang adik atas nasi goreng yang dibuatnya.

"Sudah pasti enak, dong. Kan Kak Rena yang buat."

Renata terkekeh pelan. Atlana selalu memuji masakannya. Padahal, Atlana lah yang paling pintar memasak. Dia jika disuruh memilih antara masakannya dan masakan Atlana, sudah pasti dia memilih masakan Atlana.

"Kamu bisa aja, dek."

"Lho? Kan emang enak. Aku gak bohong lho."

"Iya, iya. Kakak percaya. Ayo, dimakan lagi."

Hingga sarapan selesai, Renata lekas membersihkan bekas makan mereka, dan Atlana membersihkan meja.

"Kakak gak ke rumah sakit hari ini?" Atlana langsung melontarkan pertanyaannya saat Renata ikut duduk bersamanya di ruang TV.

"Berangkat. Setengah jam lagi."

Atlana mengangguk paham. Dia lalu kembali menatap Kakaknya. "Oh ya, Kak. Mama sama papa kemarin telpon Kakak?"

"Enggak. Kenapa memangnya?"

"Nggak kenapa? Cuman, kemarin aku telpon mama sama papa gak ada yang jawab. Aku mau tanyain soal kepindahan aku. Aku dipindahin ke Universitas R ya, Kak?"

"Oh, soal itu? Iya, kamu dipindahin ke Universitas itu. Kakak yang bilang ke mama sama papa. Kakak liat, kamu sayang banget sama Ghea. Jadi, kakak tanyain ke Ghea tempat kuliahnya biar kamu bisa bareng dia. Setelah itu, kakak kasi tau papa sama mama. Tapi, kalau kamu mau ke Universitas lain, kamu bisa ngomong langsung ke papa sama mama."

"Gak. Atlana mau kok di Universitas itu."

Renata mengangguk pelan. "Ngomong-ngomong, kamu tau dari mana mau dipindahin ke sana? Kakak sama mama papa niatnya mau surprise in kamu. Sengaja memang mama sama papa gak minta pendapat kamu buat ke kampus mana. Tapi serius, kalau mau ke Universitas yang lain, kamu bilang aja."

"Kakak, aku gak papa. Cuman itu, aku kaget aja ke Universitas R. Itu kan salah satu Universitas terbaik di sini. Biayanya mahal juga."

"Kamu apaan sih, dek. Gak usah lah mikirin biaya. Cuman biaya kuliah kamu, Papa gak akan bangkrut," ucap Renata. "Oh ya, jangan-jangan... Regan juga di Universitas itu, ya?" Renata bertanya dengan tatapan menggoda, membuat Atlana langsung salah tingkah.

"Kakak apaan sih?" Atlana cemberut. Tapi, pipinya memerah. Hal itu membuat Renata terkekeh lalu mencubit gemas pipi adiknya.

"Udah. Kakak berangkat dulu, ya? Takutnya macet."

"Iya, Kak. Hati-hati, ya?"

"Iya, Sayang. Bye."

"Bye, Kak."

Setelah kepergian Renata, Atlana kembali ke kamarnya.

***

Regan melangkah tenang memasuki rumah sang kakek. Langkahnya langsung menuju ruang makan, dimana sang Kakek sedang sarapan bersama Yuni, juga Nita. Regan tidak tahu, kenapa bisa dua wanita ular itu sarapan bersama Kakeknya.

Berbeda dengan Regan, ketiga orang yang tengah duduk di kursi meja makan itu menatap dengan senyum semringah. Sangat jarang lelaki itu datang, apalagi saat waktu sarapan seperti ini.

Nita langsung beranjak dari duduknya dan menghampiri Regan.

"Regan, ayo duduk. Kita sarapan bersama. Aku datang pagi-pagi sekali sama Tante Yuni juga. Ini semua aku sama Tante yang masak."

Regan menghentikan langkahnya, membuat Nita yang mengikutinya terhenti. Cowok itu lalu menatap Nita dengan tatapan tajamnya, dingin dan mematikan.

"Lo mau gue buat bisu?!" Suara rendah Regan penuh ancaman.

Nita meneguk ludahnya kasar. Sejak bertemu Regan sekaligus bertemu Atlana untuk pertama kalinya di markas waktu itu, dia belum lagi bertemu Regan. Dan hari ini dia kembali bertemu Regan, dibarengi ancaman cowok itu.

"Regan, ayo nak sarapan bersama."

Regan menatap tajam wanita yang memanggilnya itu, membuat Kakek Adri marah.

"Regan! Jaga sikap kamu!" Suara Kakek Adri menginterupsi. Dia tidak suka melihat cucunya itu menatap kekasihnya seperti itu.

"Jaga sikap?" Regan mengulang ucapan kakeknya. "Untuk apa?"

"Regan!"

"Saya datang bukan untuk mencari keributan. Saya disini hanya untuk memperingatkan, jangan ikut campur urusan saya! Atlana, jangan usik dia!"

"Kamu masih menginginkan gadis liar itu? Dengar, Regan! Dia tidak ada apa-apanya dibandingkan Nita. Nita berasal dari keluarga terhormat. Dan sampai kapan pun, Kakek tidak akan pernah setuju kamu sama dia! Ingat itu!"

Regan tersenyum miring. Setelah itu, ekspresinya berubah dingin kembali. "Anda juga harus ingat! Jika anda mengusik Atlana lagi, maka anda berhadapan dengan saya." Setelah mengatakan hal tersebut, Regan berbalik meninggalkan ruang makan yang dipenuhi emosi Kakek Adri. Dan tanpa satu orang pun sadar, Yuni tengah tersenyum diam-diam.

.......

.......

.......

Hallo manteman, makasih udah baca Regantara sampai sejauh ini. Terima kasih atas dukungan kalian. Maaf juga kalau aku sering telat update, kadang juga updatenya bolong-bolong. Jaringan di tempatku akhir-akhir ini sering bermasalah. Kadang seharian penuh gak ada jaringan. Maaf aku jadi curhat. Itu aja yang mau aku sampai in. Selamat menikmati part 21 nya Regantara. Semoga kalian suka. See you next part....😉

1
Syznkra_zeailin10
oh ya gak masalah Thor yang penting di beri penjelasan saya sudah bisa memahami dan memakluminya semangat terus sampai cerita ini tamat yaa☺️💪
Aquilaliza: makasih Kak... 🙏😊
total 1 replies
Athar Rizqi Al Ghifari
bagus
Anaya Nabila
kenapa gak jujur aja sih atlana
Syznkra_zeailin10
semakin membuat hati ku terpotek" kak thor sangat penasaran seperti nya banyak sekali misteri dan rintangan yang bakalan di lewati Regan dan atlana .. ayok kak jangan lama up nya aku selalu menunggu mu dengan setia 💪💪💪
Syznkra_zeailin10
Karya mu begitu menarik perhatianku author baik ku😻💪💪 semangat terus jangan lupa update setiap hari
Syznkra_zeailin10: sama" kak tapi update nya jangan lama ya ,😇
Aquilaliza: Makasih kak 😊
total 2 replies
Ita Purnama
Novel yang bagus 👍🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!