Setelah mengalami percobaan mesin waktu yang gagal, Han Ziqing tiba di dunia kuno sebagai permaisuri yang siap dikubur di peti mati. Di hari dia membuka mata kembali, dia bertengkar dan bertarung dengan Wei Shiqi, sang Kaisar yang selama ini membencinya.
Di dalam harem yang kejam dan dingin, selain menghadapi sikap dingin Wei Shiqi, Han Ziqing juga harus menghadapi dan mengurus selir-selir yang memusingkan.
Wei Shiqi yang menyadari kepribadian Han Ziqing yang berubah total mulai mengubah pemahamannya. Dia secara tidak sadar melakukan segala hal untuk melindunginya dan membuatnya tetap berada di sisinya.
***
"Yang Mulia, Permaisuri meracuni Selir Yun karena kesal!"
Wei Shiqi menjawab, "Panggil tabib dan obati Selir Yun!"
"Yang Mulia, Permaisuri pergi menemui Sarjana Song!"
Wei Shiqi menjawab, "Batalkan gelar sarjananya, kirim ke perbatasan!"
"Yang Mulia, Permaisuri pergi berkencan dengan Tuan Fu!"
Wei Shiqi mengerutkan kening, "Kirim Fu Dou kembali ke negaranya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9: Tertangkap Basah
“Permaisuri membubarkan salam pagi lebih awal?”
Jin Bao menganggguk untuk menjawab pertanyaan Wei Shiqi. Pelayan yang diutus mengawasi Istana Ningxi baru saja datang melapor kalau Permaisuri membubarkan salam pagi. Dia juga tidak melakukan kebiasaannya yang suka memarahi para selir saat melihat riasan mereka tidak sesuai dengan keinginannya.
Selama satu minggu kurungan, Han Ziqing juga tidak mengacau. Dia yang biasanya suka ribut di mana-mana tiba-tiba menjadi sangat tenang dan lebih suka berdiam di istananya.
Han Ziqing yang dulu suka mengganggunya, menunggunya setiap pulang dari pengadilan dan rapat pagi atau mengganggu pekerjaannya di aula Yongqian, sekarang justru tampak tidak peduli.
Ke mana perginya sifat Han Ziqing yang memalukan itu?
Ada sebersit rasa kehilangan yang dipukul mundur oleh gengsi mencuat di hatinya. Wei Shiqi tidak memungkiri jika dia juga sangat penasaran terhadap perubahan Han Ziqing.
Apakah benar kata Fu Dou kalau wanita itu sudah tercerahkan? Tapi, jika dia memang tercerahkan, mengapa dia tidak pergi menemuinya untuk membicarakan masalah-masalah yang belum selesai di masa lalu?
“Apakah tabib itu sudah bicara?” tanyanya lagi. Jin Bao kemudian menjawab, “Tuan Fu sudah pergi untuk menanyainya. Saya rasa dia sudah kembali ke paviliun saat ini.”
Wei Shiqi meletakkan buku yang dibacanya dan berjalan ke dekat jendela. Keningnya mengernyit beberapa kali. Tabib yang ditangkap atas dugaan pembunuhan Permaisuri jauh lebih keras kepala dari yang dibayangkan.
Tabib itu tidak mencoba bunuh diri, tapi juga masih bungkam terkait bagaimana cara dia mendapatkan racun-racun mematikan dan menyembunyikannya di Balai Pengobatan Istana.
Suasana hatinya sedang buruk saat ini. Selain masalah tabib meracuni Permaisuri yang belum menemukan kejelasan, hari ini Wei Shiqi dibuat marah oleh Menteri Pekerjaan yang meminta tambahan anggaran untuk pembangunan Istana Musim Panas di Gunung Jiuchen.
Wei Shiqi kesal karena pembangunan tersebut tidak selesai meski sudah berlangsung selama satu setengah tahun. Kalau bukan karena permintaan Ibu Suri Agung, Wei Shiqi sudah menghentikan pembangunan dan menjadikannya area pemakaman baru.
Jika masalah racun belum juga terpecahkan, Wei Shiqi sangat ingin mencekik leher tabib itu sampai mati. Saat itu Wei Shiqi memijat pelipisnya dan memejamkan mata sesaat. Dia baru membuka matanya saat Jin Bao memberitahukan kalau Permaisuri diam-diam keluar dari istana lewat pintu gerbang selatan.
“Biarkan dia bermain!” ucapnya.
Wei Shiqi tidak ingin ambil pusing. Han Ziqing sudah lama mengganggunya dan mengabaikan urusan-urusan penting.
Jika diingat-ingat, sudah lima tahun wanita itu menetap di istana dan terus berdiam di istana tanpa pergi keluar karena kesehariannya dihabiskan untuk mengejar Wei Shiqi dari pagi hingga malam.
Dia lanjut bergelut dengan urusan kenegaraan yang memusingkan. Akhir-akhir ini, bandit di Gunung Zhongsan sering turun merampok para pedagang.
Aksi penjarahan dan perampokan semakin menjadi-jadi dan ada banyak laporan masuk ke pengadilan. Wei Shiqi sudah memerintahkan menteri-menterinya untuk mengatasi masalah tersebut, tapi kawanan bandit ini sangat lincah dan sulit dibasmi.
Mengapa mereka begitu tidak berguna akhir-akhir ini?
Saat itu, Fu Dou tiba-tiba datang dengan santai. Dia kerap memakai pakaian gelap, sehingga sulit dibedakan apakah dia sudah mandi dan berganti pakaian atau tidak. Melihat Wei Shiqi emosi karena urusan yang tidak kunjung selesai, dia ingin sekali tertawa.
“Jika kau ingin tertawa, maka tertawa saja!”
“Yang Mulia, kau yang bilang.” Lalu, Fu Dou benar-benar memecahkan tawanya. Suasana hati Wei Shiqi jadi lebih buruk.
“Tabib sialan itu, dia mendapatkan Lanyin Biru dari Beiqi, bukan?” tanya Wei Shiqi. Karena Fu Dou sudah datang, dia seharusnya mendapatkan sesuatu dari interogasinya.
Fu Dou menyunggingkan senyumnya dan berkata dengan tenang, “Tidak. Dia mendapatkannya dari seseorang.”
“Aku tidak ingin tahu bagaimana cara dia mendapatkan racun itu. Aku hanya ingin tahu siapa yang telah menyuruhnya membunuh Permaisuri dengan racun yang sangat mematikan.”
“Aiya, Yang Mulia, kau sudah mulai khawatir? Kau ternyata sangat peduli padanya.”
Wei Shiqi melemparkan tatapan tajamnya. Sebetulnya, dia tidak terlalu peduli, hanya saja jika Han Ziqing mati tanpa sebab, Adipati Yongyi mungkin akan memberontak dan menyerang ibukota.
Selain itu, kehadiran racun bunga Lanyin Biru adalah satu-satunya petunjuk apakah kasus ini berkaitan dengan siasat Beiqi atau tidak, sekaligus membantu Fu Dou menyelesaikan masalahnya.
“Aku hanya tidak mau seseorang mengatakan candaan yang tidak masuk akal untuk memperingatiku.”
“Baiklah, terserah Yang Mulia. Seseorang memintanya mengambil racun Lanyin Biru dari luar. Kau bisa menyelidikinya sendiri.”
Fu Dou mengambil kuas lalu menuliskan dua kata di atas kertas. Setelah itu, dia meninggalkan aula untuk kembali ke paviliun.
Hal-hal setelah ini, ia ingin Wei Shiqi yang menyelesaikannya. Ada sedikit harapan berpendar dalam hatinya yang telah gelap lebih dari sepuluh tahun. Ia berharap, kali ini Wei Shiqi benar-benar menemukan sesuatu untuk membantunya.
“Jin Bao! Ikut aku keluar istana!”
Jin Bao mengikuti Wei Shiqi keluar istana dengan penyamaran. Mereka pergi ke pusat kota, ke tempat yang tadi dituliskan oleh Fu Dou di atas kertas.
Saat itu, kota sedang ramai karena festival musim gugur akan tiba. Ibu kota sangat sibuk, ada banyak orang berkeliaran di sini.
Ketika asyik berjalan di tengah keramaian, Wei Shiqi tiba-tiba berhenti. Tidak jauh dari sana, ia melihat siluet wanita yang selama lima tahun ini membuat hidupnya tidak nyaman. Di depan wanita itu, seorang pengemis terkapar tidak sadarkan diri.
“Nona, aku tahu kau adalah bangsawan yang terhormat, tapi tidak bisakah kau menunduk sejenak dan merasakan penderitaan kami? Kami juga rakyat Kekaisaran Wei Agung meski kami hanya pengemis. Mengapa kau bahkan tidak mengampuni nyawa kami?” seorang pria yang duduk di tanah di dekat pengemis terkapar berkata dengan nada yang sangat menyedihkan.
“Hei, apa maksudmu? Istrimu itu bukan aku yang menabraknya. Dia jatuh sendiri!”
Wei Shiqi tiba-tiba merasa tertarik. Wanita penganggu yang kurang ajar dan sejak kecil dimanja keluarga adipati, bagaimana ia akan menghadapi situasinya?
Wei Shiqi menyelinap di antara kerumunan, melihat lebih dekat pada sumber keributan yang menarik perhatian.
“Nona, kami sangat menghargai hidup. Bagaimana mungkin istriku mau menabrakkan dirinya sendiri? Mengapa Nona begitu tidak bertanggung jawab?”
Kata-kata provokatif lalu memicu keributan dari pendapat orang lain. Orang-orang yang melihat kejadian itu mulai memaki Han Ziqing, mengatakan dia adalah bangsawan yang tidak berperasaan dan kejam. Pengemis itu sudah pingsan, tapi dia malah tidak mengaku kalau dia bersalah.
“Tanggung jawab? Tuan pengemis, aku beritahu kau, aku tidak pernah bertanggung jawab atas kesalahan yang tidak aku lakukan!”
Meixiang di sisinya menarik lengan bajunya. Mereka keluar diam-diam, menimbulkan keributan dan memperpanjang masalah ini hanya akan berakhir buruk.
Jika tidak segera diselesaikan, orang akan memanggil petugas dan menginterogasinya. Gawat urusannya jika pihak istana tahu Permaisuri telah terlibat masalah dengan pengemis kecil di jalan.
“Yang Mulia, berikan saja uang padanya. Trik seperti ini sudah biasa di jalanan ini. Yang Mulia sebaiknya jangan memperbesar masalah. Kali ini kita keluar diam-diam, jangan sampai menarik perhatian petugas,” bisik Meixiang. Akan tetapi, Han Ziqing menggeleng dengan tegas.
“Uang adalah masalah kecil. Tapi, ini bukan tentang uang. Aku punya prinsip bahwa aku tidak akan bertanggung jawab atas masalah yang tidak aku perbuat. Pengemis ini menabrakkan diri sendiri ke kereta, lalu bertingkah seolah aku telah menganiayanya dan tidak mau bertanggung jawab,” ucap Han Ziqing.
Wanita itu memandang orang-orang yang berkerumun menonton keributan. “Tuan pengemis, kau mengatakan kalau kau adalah rakyat Kekaisaran Wei Agung meski kau seorang pengemis, tapi apakah kau pantas mengakui diri sebagai rakyat Kekaisaran Wei Agung setelah kau menipuku?”
Si pengemis pria terkejut. “Apa maksudmu aku menipumu?”
Han Ziqing mengangkat sebelah sudut bibirnya. Trik penipuan semacam ini tidak berguna padanya. Ia tidak menyangka akan mengalami sesuatu yang hanya pernah ia lihat dari cerita fiksi dan tayangan drama.
“Ah, sayang sekali tidak ada CCTV di sini,” ujarnya pelan, “Jarak dari keretaku adalah lima meter, tapi istrimu pingsan di sini. Logikanya jika aku sengaja menabraknya, dia hanya akan terpental sejauh dua meter jika menghitung momentum dari laju kecepatan kereta. Karena dia terpental sangat jauh, dia seharusnya memiliki luka seperti goresan atau memar karena benturan.”
Wei Shiqi masih memperhatikan. Dia sangat tenang. Sebaliknya, Jin Bao justru terlihat sangat khawatir. “Yang Mulia, perlukah kita membantunya?”
“Biarkan dia menyelesaikannya sendiri.”
Jin Bao menurut. Han Ziqing menatap si pengemis dengan santai, lalu melanjutkan penjelasannya. “Istrimu tidak terlihat terluka sama sekali. Ah, apakah di sini ada seseorang yang mengerti pengobatan? Mari kita periksa apakah dia terluka atau hanya pura-pura.”
“Nona, kau sungguh kejam! Sudah seperti ini masih tidak mengaku bersalah?” si pengemis pria kembali memprovokasi.
“Kenapa? Orang menjuluki aku sebagai wanita kejam. Apakah aku tidak dapat menambah kekejamanku hanya karena kau seorang pengemis? Bahkan jika kau hanya pengemis, kau seharusnya hidup dengan jujur!”
Han Ziqing berjongkok memeriksa si pengemis yang pingsan dengan tangannya sendiri. Orang-orang terkejut, termasuk Wei Shiqi.
Tangan itu! Beraninya dia menyentuh tangan pengemis penipu yang kotor itu!
Dia hendak maju untuk menghentikannya, namun Jin Bao tiba-tiba bertanya, “Yang Mulia, bukankah Yang Mulia sudah berkata biarkan Permaisuri menyelesaikannya sendir?”
Wei Shiqi mengurungkan niatnya. Dia kembali diam memperhatikan dengan tenang.
Han Ziqing tersenyum tenang, lalu berdiri lagi. “Istrimu pingsan karena kehilangan tenaga. Aku menebak kalau kalian melakukan ini karena sudah kelaparan berhari-hari.”
Raut wajah si pengemis pria tiba-tiba berubah suram. Nona ini tidak bodoh seperti gadis-gadis bangsawan yang berhasil ia kelabui.
Dia cerdas dan tidak mudah ditipu. Si pengemis pria tiba-tiba merasa dia telah menemukan target yang salah yang membawa masalah besar untuknya.
“Kalian sudah dengar, bukan? Pengemis itu pingsan karena kelaparan, bukan karena ditabrak kereta kami! Siapa yang masih berani mengatakan majikanku kejam?” Meixiang berseru marah.
Orang-orang bungkam. Han Ziqing meletakkan setumpuk perak di tangan si pengemis yang pingsan lalu menatap si pengemis pria.
“Jika kau hidup lebih jujur, kau mungkin bisa mendapatkan lebih banyak dari ini,” ucapnya. Han Ziqing menghela napasnya. Gangguan kecil ini lumayan menyita emosi dan waktunya.
“Pergilah. Aku tidak menindas orang yang lebih lemah dariku.”
Si pengemis lalu menggendong istrinya setelah mengantongi perak, lalu pergi tanpa mengucapkan permintaan maaf. Orang-orang mulai membubarkan diri setelah melemparkan banyak kata-kata tidak enak didengar.
“Aku tidak menyangka kau menempuh cara yang keras untuk membuktikan diri tidak bersalah. Nona, kau benar-benar menjunjung tinggi prinsipmu rupanya.”
Seketika Han Ziqing membeku. Hatinya terasa dingin. Ia merasa ada pedang menancap di punggungnya. Dia berbalik.
Wei Shiqi sedang berjalan menghampirinya bersama Jin Bao di belakangnya
coba ditambah fudou apakah masih manis?? 🤭🤭🤭
soalnya kalau di teliti kaya nyambung aja
Jadi ngantuk dua dua nya...
🤣🤣🤣🤣🤣
Larilah selagi bisa...
🤣🤣🤣🤣
🤣🤣🤣🤣