Jeni, si pembuat onar itu itu julukan yang pas untuk jenifer,dia putri ke 3 dari pasangan Joshua martin dan yolanda vidia martin.
Ibunya sangat membenci jeni dia bahkan menganggap jeni anak sial,dulu waktu bayi ibunya bahkan tidak mau menyusui dan merawatnya,hanya sang ayah yang menganggapnya ada,dia selalu membuat onar di sekolahnya mencari perhatian dari sang ibu.
Sampai di pertemukan dengan CEO, keren dan cold,merasa tertantang untuk menakhlukkan sang CEO
Mampukan Jennifer menakhlukkan hati sang CEO, kita baca yuk kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Jeni mengemudikan motornya dengan kec tinggi, mengejar waktu yang masih tersisa.
Di perusahaan Alexander, jesika berpapasan dengan Bella lagi, super model itu sepertinya akan menemui Alex, dia membawa sebuah rantang berisi makanan.
"Sit, saingan gue super model seperti dia, bisa ciut nyali gue, ah tapi mama bilang,sebelum janur kuning melengkung kesempatan gue masih banyak" batin jesika. dia melewati Bella dengan pura pura tidak melihat.
"Hei lo, Alex ada di ruangannya tidak?" tanya Bella.
"Maaf mbak saya tidak tahu" jawab jesika rada sebel. padahal baru saja dia melihat Alex dan ronald baru masuk ke dalam lift.
"Ih nggak guna." sewot Bella
Jesika segera ke ruang kerjanya, dia ingin segera istirahat.
Bahu Bella di tabrak dengan seorang cewek yang tidak kalah cantik serta seksi dari pada dia.
"Eh, buta lo ya!" sinis Bella.
"Enggak tuh, lo saja menghalangi jalan gue" jawab Soraya tidak kalah sinis.
"Jalanan masih lebar no, main tabrak tabrak saja" ucap Bella semakin kesal.
"Mau gue tabrak, gue dorong itu urusan gue, asal lo tahu ya gue ini calon istrinya Daniel. " jawab Soraya dengan sinis dan congkak.
"Apa, elo calon istri Daniel, sudah buta apa, modelan seperti ini calon istri Daniel, yang bener itu gue tunangan Daniel alexander, jadi jangan asal ngaku ngaku" jawab Bella tidak mau kalah.
" mau lo itu tunangan, pacar atau bahkan istriny gue tidak peduli, sekali gue mengklaim daniel sebagai milik gue, maka dia harus jadi milik gue" kata Soraya, dia mengeluarkan tatapan yang mengerikan.
Bella jadi bergidik ngeri melihat tatapan gadis di depannya itu, tapi dia tidak boleh kalah, mereka jadinya masih cek cok di loby kantor Alex.
Jenifer juga Sudah sampai di lobi, jeni memperhatikan 2 perempuan yang masih beradu mulut, dia cuma menggelengkan kepalanya gedek.
" Palingan, memperebutkan cowok, apa cewek sekarang sudah banyak yang tidak tahu malu" gumam jeni.
Gadis itu menuju ke resepsionis. Jeni masih memakai seragam Sekolahnya
"Permisi kak!" sapa jeni.
Kedua resepsionis itu saling pandang dan memperhatikan gadis belia yang masih berseragam sekolah itu.
"Iya dik, ada yang bisa kami bantu?" sambut resepsionis dengan ramah.
"Saya ingin bertemu dengan pak Alex, bisa?" tanya jeni.
Resepsionis mengerutkan dahinya, dan menoleh ke temannya, mereka bingung Alex yang mana karena ada 3 nama Alex di sana satu, kepala bagian pemasaran, 2 manager keuangan dan yang ke tiga staf marketing.
"Maaf dik disini ada 2 yang bernama alex, satu Alex kusuma kepala bagian pemasaran, kedua Alex saputra, manager keuangan, dan yang terakhir Rahmat alex staf marketing" jelas resepsionis.
"Namanya Alexander, Daniel alexander, ini kartu namanya!"jawab jeni, dia menyodorkan kartu nama dari Alex kemaren.
Resepsionis semakin bingung dan penasaran, ada bubungan apa bos mereka dengan gadis ini.
"Sudah ada janji sebelumnya?" tanyanya sekali lagi.
"Saya tidak akan kemari kalau tidak di suruh datang mbak, jadi dimana saya bertemu dengan paka alexander?" tanya jeni.
"Sebentar ya dik saya tanya sekretarisnya dulu, apakah tuan Daniel ada janji dengan, siapa nama Adik."
"Jenifer dari SMU garuda" jawa jeni tegas.
Resepsionis segera menelpon Jodi sekretaris Alex.
" Halo pak jo, di lobi ada seorang gadis bernama jenifer dari smu garuda ingin bertemu dengan tuan Daniel" kata resepsionis.
"Sudah saya bilang berapa kali pada kalian, kalau ada yang namanya perempuan, dari manapun asalnya mencari tuan Daniel, jangan diijinkan masuk, nanti kita bisa di pecat" jawab jodi
Memang Benar kalau Alex selalu menolak kalau ada perempuan selain mamanya datang ke kantor, dan jodi yang akan dimarahi .
"Maaf dik, saya baru saja menelpon pak jodi sekretaris tuan Daniel, kalau perempuan manapun dilarang menemui tuan Daniel, termasuk juga seperti dua wanita yang bertengkar di sana, mereka itu mengaku calon istri tuan Daniel, tapi juga tidak di ini kan masuk, jadi maaf ya dik, lain kali saja, kalau adik datang bersama tuan Daniel langsung." Kata resepsionis, memang yang dikatakannya itu semua benar adanya, dan dia cuma menjalankan tugasnya.
"Ih si om, tadi di suruh datang, begitu sampai di tolak." gumam jeni, dan masih bisa si dengar oleh kedua resepsionis di hadapannya itu. Dua gadis itu hanya bisa saling memandang dan mengangkat bahunya.
Jenifer merogoh tasnya, dia mengambil handphone dia dan men deal nomer Alex.
Tut, tut tut. Panggilan masuk, dan diangkat oleh Alex.
"Halo"
"Om saya sudah sampai, tpi tidak diijinkan masuk, katanya tidak ada yang namanya perempuan yang boleh menemui om" kata jeni dan dia juga mengaktifkan speaker telponnya supaya resepsionis mendengar kalau dia benar benar diundang kesana
"Kamu bilang saja kalau sudah ada janji." kata alex dari seberang sana.
"Sudah om, mbaknya juga sudah menelpon siapa itu sekretaris om, katanya tidak ada satu perempuan pun yang boleh menemui om" kata jeni lagi, sambil melirik ke arah resepsionis.
"Berikan hpnya pada dia!" pinta Alex.
"Mbak, ini om Alex mau bicara!" kata jeni, mendekatkan telponnya kepada resepsionis.
"I i iya tuan." kata resepsionis sambil terbata dan gugup.
"Suruh gadis itu masuk, dan langsung ke ruangan saya." suara alex tegas dan padat.
"Ba baik tuan". jawab resepsionis. Jeni mematikan sambungan telponnya.
"Maaf dik, kami benar benar tidak tahu, dan kalau kami sembarangan, karir kami taruhannya." ucap resepsionis.
"Tidak apa apa, memang bos kalian itu killer banget ya, serem begitu suaranya?" goda Jeni.
Resepsionis cuma tersenyum kecut, tidak berani mengolok pemimpin mereka sendiri, bisa anfal dia.
"Mari dik saya antar!" kata resepsionis.
Jeni berjalan mengikuti dia, mereka melewati dua perempuan yang masih cek cok, tak jauh dari lift sambil membawa rantang makanan.
"Apa tidak capek, dari tadi berantem?" bisik jeni.
"Setiap hari juga begitu, tapi mereka tidak ada capek capeknya, dan masih banyak lagi dik, kami sampai bingung" kata resepsionis.
Jeni mendekati Bella dan Soraya.
"Hai tante, apa tidak capek dari tadi bertengkar terus?" tanya jeni asal .
"Apa lo bilang tante, denger ya lo tidak tahu siapa gue ha?" kata Bella.
Jeni cuma mengendihkan bahunya.
"Gue Bella, model paling cantik dan terpoluler di indonesia" jawab Bella.
"Oh " kata jen singkat.
"Trus tante yang satunya ini?" jeni melirik ke soraya.
"Sialan lo, umur gue masih 25 tahun, di bilang tante" kata Soraya marah.
"Lho tante ada kaca tidak, apa harus ke toilet dulu, tu lihat rambut, baju berantakan, ini juga nenteng rantang makanan, memang mau di bawa kemana tan?" kata jeni makin ngaco.