Di Benua Tian Yuan, semua orang berlatih Dao Sihir hingga ke puncak, menjadi dewa abadi sejati. Itu telah di lakukan dari generasi ke generasi, tradisi yang orang semua percaya bahwa Dao Sihir adalah satu-satunya jalan menuju puncak keabadian.
Namun Jian Xin, pemuda sampah yang di anggap sebagai pemborosan oleh semua orang tiba-tiba muncul dengan Jalan Dao yang berbeda. Jalan Dao yang menantang langit, jalan Dao yang telah di tinggalkan semua orang. Yaitu Dao Pedang .....
Dengan hati Dao Pedang yang kuat, dia menempuh jalan yang lebih sulit dan menyakitkan dari orang lain. Semua untuk membuktikan bahwa Dao yang dia miliki bisa membawannya ke puncak!
Dalam perjalanan yang menyakitkan itu, dia tiba-tiba menemukan rahasia besar yang telah lama menghilang. Rahasia yang di tinggalkan oleh Dewa Dao pertama!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 : Cincin Penyimpanan?
Merasakan aura yang memancar dari tubuh Jiang Lin, Ling Xue mengerutkan kening. "Dao Master Tingkat Awal," ucapnya sedikit terkejut, kemudian tatapannya jatuh pada Jiang Xin yang berdiri di belakang. "Jiang Xin, aku harus kembali ke Klan. Besok aku akan datang lagi dan menjelaskan semuanya!" tambahnya dengan lembut.
Setelah mengatakan itu, Ling Xue kemudian berbalik dan meninggalkan halaman dalam klan Jiang menuju pintu gerbang di bawah tatapan semua orang.
Melihat punggung Ling Xue yang menjauh, tanpa orang-orang sadari. Sebuah kilatan dingin melintas di pupil mata Jiang Lin sebelum akhirnya menghilang dengan cepat.
Kemudian, Jiang Lin berbalik menatap Jiang Xin. "Kamu sebaiknya menjauh dari Ling Xue, dia gadis yang berbahaya!" peringatnya lalu berjalan melewati Jiang Xin.
Begitu Jiang Lin sudah tidak terlihat lagi, suara Shen Jian kembali terdengar di benak Jiang Xin.
"Baru saja, Guru merasakan aura aneh di tubuh gadis bernama Ling Xue itu. Sepertinya, gadis itu juga tidak biasa!"
"Oh. " Jiang mengerutkan kening. "Guru, apa Ling Xue juga sama dengan Jiang Lin?" tanyanya penasaran.
"Itu bisa saja terjadi, hanya saja. Guru merasa bingung tentang alasan kedua gadis itu berada di Klan Jiang!" kata Shen Jian. "Tapi kamu tidak perlu terlalu memikirkannya, fokus pada pelatihanmu sendiri dan jadilah kuat agar kamu tidak perlu lagi khawatir dengan hal-hal seperti itu!" sambung Shen Jian.
"Baik, Murid mengerti!" Jiang Xin mengangguk, setelah itu. Dia berbalik dan berjalan menuju puncak gunung, tempat dia sering menghabiskan waktu.
Sesampainya di puncak gunung, asap abu-abu perlahan keluar dari pisau emas yang terselip di pinggang Jiang Xin dan dengan cepat berubah menjadi sosok pria tua ilusi.
Mengambang di depan Jiang Xin, Shen Jian dengan tenang berkata." Jiang Xin, dalam pertarungan melawan Jiang Wusang sebelumnya. Meski kamu dapat menang dengan mudah, tapi masih banyak kesalahan saat kamu menggunakan teknik pusaran Kilatan Pedang dan Tebasan Bayangan. Tapi bisa mencapai tahap itu hanya dalam satu hari yang singkat, itu sudah sangat baik."
Setelah mengatakan itu, Shen Jian menambahkan. "Coba tunjukan padaku Teknik Pusaran Kilatan Pedang!"
"baik Guru. " Jiang Xin mengangguk, kemudian. Qi Dao emas perlahan muncul di sekitar tubuhnya saat dia dengan cepat melintas seperti kilat, meninggalkan bayangan hitam di belakangnya sebelum akhirnya muncul sepuluh meter jauhnya hanya dalam satu tarikan nafas.
Melihat ini, Shen Jian menggeleng. "Teknik Pusaran Kilatan Pedang adalah teknik gerakan yang memungkinkan seorang praktisi Dao Pedang bergerak dengan kecepatan cahaya," ujarnya.
"Dan teknik ini terbagi menjadi tiga level. Level pertama; bayangan hantu!" sambungnya.
Begitu suara Shen Jian jatuh, sosoknya tiba-tiba menghilang lalu muncul di seratus metee jauhnya. Perpindahan itu seolah-olah Shen Jian melakukan teleportasi melalui ruang.
"Dao Ancestor!" kata Jiang Xin dengan ekspresi terkejut.
"Tidak." Shen Jiang menggeleng. "Itu bukan perjalanan ruang seperti apa yang bisa di lakukan oleh Dao Ancestor, meski sekilas ini terlihat mirip. Tapi aku sebenarnya hanya bergerak terlalu cepat yang membuat kamu tidak bisa melihat bayanganku saat berpindah!" terang Shen Jian.
"Secepat itu?" Jiang Xin menatap dengan tidak percaya.
"Ya, Teknik Pusaran Kilatan Pedang adalah teknik yang berada di kelas Diqiu-Puncak. Tentu saja sangat hebat," ujar Shen Jian. "Kamu juga bisa melakukan ini setelah menguasai tahap pertama dari Teknik Pusaran Kilatan Pedang, dan jika kamu menguasainya. Meski kamu melawan praktisi yang kekuatannya dua kali lipat di atasmu, kamu juga tidak akan kesulitan jika ingin melarikan diri!" tambahnya.
"Hebat, aku tidak menyangka bahwa Teknik Pusaran Kilatan Pedang bisa sekuat itu," kata Jiang Xin dengan ekspresi kagum di wajahnya.
"Ya, teknik Pusaran Pedang adalah identitas seorang Praktisi Dao Pedang. Karena teknik pusaran ini tidak bisa di latih oleh praktisi Dao lain selain Dao Pedang, karena itulah. Semua orang selalu takut terhadap para Praktisi Jalan Dao Pedang," terang Shen Jian. "Baiklah, berhenti membahas ini. Sekarang aku akan memberimu penjelasan tentang tahap pertama dari Teknik Pusaran Kilatan Pedang," tambahnya.
Setelah mengatakan itu, Shen Jian memberikan perintah. "Keluarkan Qi Dao-mu!"
"Baik. " Jiang Xin mengangguk, kemudian. Qi Dao emas di tubuhnya beredar di jalur meridian sebelum akhirnya muncul di permukaan hanya untuk berputar di sekitar tubuh Jiang Xin.
"Pusatkan seluruh Qi Dao pada kedua telapak kaki!" kata Shen Jian.
"Iya. " Jiang Xin mengangguk, lalu dengan cepat mengedarkan seluruh Qi Dao-nya menuju telapak kaki.
"Sekarang, gunakan teknik pusaran!" kata Shen Jian.
"Baik. " Jiang Xin mengangguk. "Kilatan Pedang, Teknik Pertama: Bayangan Hantu!" teriaknya.
" ... Bang! .. "
Tanah di bawah kaki Jiang Xin langsung hancur saat kedua telapak kakinya mendorong tanah, membuat tubuh Jiang Xin dengan cepat melintas lalu muncul lima puluh meter jauhnya seperti hantu.
"Hahah, hebat. Guru, aku berhasil mencapai jarak lima puluh meter dengan kecepatan dua kali lipat dari sebelumnya," kata Jiang Xin dengan gembira.
Melihat ini, Shen Jian mengangguk. "Lumayan," ujarnya. Namun ekspresinya tiba-tiba berubah datar. "Masih belum, ulang!" perintahnya.
"Tapi ... " Jiang Xin menatap dengan heran.
"Cara kamu melepaskan Qi Dao pada kedua telapak kaki terlalu kasar dan tidak terkontrol, membuat tanah di bawah terangkat yang mengakibatkan hilangnya tumpuan. Ini tentu saja mempengaruhi kecepatan, padahal seharusnya masih bisa lebih cepat lagi!" terang Shen Jian.
"Oh. " Tatapan Jiang Xin jatuh pada tumpukan tanah yang tergali di kejauhan, kemudian. Dia menghembuskan nafas kasar. "Baik Guru," ucapnya.
Setelah mengatakan itu, Jiang Xin kembali mengulang gerakan sebelumnya, dan hasilnya masih tetap sama. Ini membuat Shen Jian menggeleng. "Ulang!" katanya.
Mendengar ini, Jiang Xin sekali lagi mengulang dan lagi-lagi gagal. Membuat Jiang Xin terus mengulang dari waktu ke waktu.
Proses ini terus berlangsung hingga siang berganti malam, dan begitu langit menjadi gelap. Jiang Xin segera menuruni gunung lalu masuk ke dalam kamarnya untuk melanjutkan kultivasi.
..
Keesokan harinya, pintu kamar Jiang Xin di ketuk oleh seseorang. Jiang Xin yang sedang duduk bersila di atas tempat tidur segera bangkit dan berjalan menuju pintu.
" ... Berderak! .. "
Pintu kayu terbuka dan Jiang Xin segera menemukan seorang pria tua sedang berdiri di depan pintu kediamannya.
"Tetua Ning, ada apa pagi-pagi ke tempatku?" tanya Jiang Xin dengan ekspresi heran di wajahnya.
Tetua Ning mengulas senyum hangat, lalu dengan ramah. Dia berkata. "Selamat pagi Tuan Muda Xin, Patriak memintaku untuk mengirim sejumlah sumber daya kultivasi ke tempat Tuan Muda Xin."
Setelah mengatakan itu, Tetua Ning mengulurkan telapak tangannya yang di atasnya terlihat sebuah cincin perak berkilau.
"Cincin penyimpanan!" Jiang Xin terkejut.
"Ya, setelah diskusi para petinggi Klan. Semua orang dan para Tetua setuju untuk memberikan cincin penyimpanan kepada Tuan Muda Xin, ini juga akan lebih memudahkan Tuan Muda Xin untuk menyimpan lebih banyak barang!" terang Tetua Ning.
Mendengar ini, Jiang Xin merasakan kegembiraan di dalam hatinya. Orang harus tahu bahwa cincin penyimpanan memiliki harga yang tinggi, bahkan untuk keluarga seperti Klan Jiang. Di Kota Sangyin, selain pemimpin Klan dan para Tetua. Murid lain tidak memiliki kualifikasi untuk menggunakan cincin penyimpanan, tapi di sini. Klan sebenarnya memberikan satu untuknya.
Tapi meski Jiang Xin sangat gembira, dia tidak menunjukannya di permukaan. Itu karena dia tahu bahwa alasan Klan melakukan ini karena Klan takut bahwa Jiang Xin masih menyimpan kebencian terhadap Klan, selain itu. Cincin penyimpanan ini juga pasti tidak terlepas dari peran ayahnya.
Mengulurkan tangannya, Jiang Xin dengan santai mengambil cincin perak di telapak tangan Tetua Ning. "Terimakasih," ucapnya acuh tak acuh sambil menutup pintu kayu, membuat Tetua Ning yang berdiri di depan pintu terkejut.
"Haiih. " Tetua Ning menghela nafas, dia menatap pintu kayu yang tertutup dengan rumit sebelum akhirnya berbalik dan meninggalkan halaman tersebut.
Semangat dan jaga kenyamanan cerita biar bisa menghibur dan memuaskan pembaca.