Putri sah keluarga Lee, Lee Jihan dibunuh oleh adik dan kekasihnya sendiri. Siapa sangka dia terbangun di dunia asing yang sama sekali berbeda dengan dunia yang dia tinggali sebelumnya. Dia mendapatkan fakta bahwa dia menjalani kehidupan keduanya dengan peran yang sama dan beberapa sosok yang sama dan akhirnya memutuskan untuk membalas dendam.
Tetapi sial, dia tersesat dan masuk ke lembah kematian hingga diselamatkan oleh pria asing yang tanpa dia ketahui adalah raja berpedang haus darah yang disebut gila oleh orang-orang. Jihan dengan misi balas dendamnya terpaksa masuk ke dalam istana dan menjadi pelayan raja dan diam-diam raja menyukainya .
Jihan terlibat dalam porses seleksi calon ratu hingga terlibat kasus kelam kerajaan yang mengancam nyawanya.
Mampukah Jihan bertahan dan membalaskan dendamnya? dan mampukah raja memenangkan hati gadis mungil itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Utusan Bintang Timur
Ruangan pertemuan diisi oleh orang-orang penting dari beberapa negara yang diutus sebagai utusan mewakil tempat mereka masing-masing.
Jihan menegakkan kepalanya dan menatap dengan datar ke khalayak ramai yang sudah berkumpul di ruangan itu dan duduk di bangku masing-masing bagai pertemuan meja bundar.
Setiap negara membawa pelayan yang berdiri di sisi mereka. Dan setiap utusan mencerminkan keadaan negara di mana dia tinggal.
Yang paling menarik perhatian Jihan adalah utusan dari Negara Yihar yang terlihat sangat lusuh dan sederhana. Berita di kerajaan itu mengatakan bahwa negara Yihar adalah negara paling miskin sebab kondisi tanah mereka yang tidak sebaik negara lain.
Negara ini memproduksi kain dan kehidupan rakyatnya bergantung pada pabrik pemintalan kain yang sudah banyak pesaing dan kalah harga.
"Yang Mulia, mereka dari negara Yihar bukan? tapi kenapa penampilan utusannya sangat sederhana, bahkan tidak terlihat seperti seorang pejabat pemerintah?" bisik Jihan.
" Bisnis pemintalan kain negara itu hancur selama lima tahun belakangan, sebab negara Bintang Timur yang berbatasan langsung dengan mereka juga mengambil jalan bisnis yang sama dan membuat pasar negara Yihar terenggut," jelas Guang Lin.
" Kasihan sekali, " ucap Jihan bersimpati.
Pertemuan itu berlangsung dengan tepat dan cepat, apalagi Guang Lin bukan orang yang sabar menghadapi para bangsawan licik, jika terllau lama dia bisa saja memenggal satu kepala di ruangan itu.
Sementara pertemuan berlanjut, Jihan terus mengamati setiap lawan politik negara tempat dia berada. Mengamati mereka, kebiasaan mereka dan sifat mereka.
Manik mata tajam bak burung gagak itu menatap dan mengawasi gerak-gerik bangsawan Lee, yang duduk di samping kiri raja dan di belakang keduanya ada Jenderal perbatasan yakni kakak kandung Jihan yng berdiri dengan tatapan datar dan wajah masam.
" Sampah!" Umpat Jihan. Beruntung dia memakai saputangan Guang Lin untuk menutupi wajahnya.
Setelah beberapa jam, pertemuan tersebut berakhir dengan kesepakatan yang disetujui setiap negara.
" Terimakasih atas kehadiran para utusan, sebagai balasannya, saya raja Guang Lin dan istana Kerajaan Azurethra menyambut dan menjamu anda sekalian hari ini!" ucap Guang Lin seraya mengangkat cawan biru emas berisi arak miliknya dan diikuti oleh semua orang yang hadir di istana itu, tidak terkecuali Jihan.
" Jangan di minum!" bisik Guang Lin.
Jihan mengangguk patuh, dia hanya berpura-pura menyentuh bibirnya dengan gelas kecil itu. Sama halnya dengan Raon dan Raja Won Bin mereka tidak meminum minuman mereka.
Pertemuan selesai, kini saatnya perjamuan bagi para utusan.
Utusan dari negara Bintang Timur menghadap ke hadapan raja," Salam Yang Mulia, saya dari kerajaan Bintang Timur ingin mempersembahkan hadiah perdamaian bagi negara ini, semoga yang mulia menikmatinya!" ucap pria yang berusia kepala empat lebih itu.
Saat semuanya sedang duduk tenang, tiba-tiba suara musik dari kecapi dan seruling yang dimainkan menggema membuat para utusan dan seisi ruangan pertemuan menjadi penasaran.
Utusan dari negara Bintang Timur tersenyum dengan bangga sambil menatap ke pintu keluar.
Tiga orang penari berpakaian seksi memasuki aula dan berhasil membuat semua orang syok. Mata para lelaki langsung berbinar, sedang Guang Lin segera mengalihkan pandangannya ke arah Jihan.
" Pemandangan yang indah," ucap Jihan seraya mengejek Guang Lin.
Pria itu tersenyum sambil mengangguk," hmm... Sangat indah," ucapnya saat menatap wajah mungil gadis di sampingnya itu. Jihan hanya memutar malas kedua bola matanya dan memalingkan wajahnya karena tatapan Guang Lin sungguh sangat meresahkan.
" Indah apanya, lihat perut mereka terbuka, apa gak malu hah? Dasar lelaki tua bau tanah!" celetuk Raon yang kesal melihat para wanita penghibur yang dikirim sebagai hadiah untuk negara itu.
Mengirim wanita ke sebuah negara berarti mengirim godaan bagi raja yang dirumorkan suka dengan perempuan. Mereka berusaha mengambil hati raja kerajaan Azurethra dengan menggodanya menggunakan wanita.
Di saat yang sama, dua prajurit terlihat masuk dan membawa seorang wanita yang kedua tangan dan kakinya dibelenggu dengan rantai, sekujur tubuhnya gemetar, tatapannya kosong dan lehernya juga diikat seperti hewan peliharaan. Dia sangat cantik seperti seorang Dewi, tapi sekujur tubuhnya dipenuhi luka cambuk.
Para utusan negara asing terlihat sangat menikmati pertunjukan ini. Bagi mereka kesenangan adalah harta, tahta dan wanita. Perempuan adalah budak yang layak dijual untuk memuaskan keinginan.
Seorang gadis berambut pirang diseret ke tengah aula, dia didandani sedemikian rupa bak seorang pelacur murahan. Pakaian tipis yang lebih layak disebut lingerie, perhiasan yang menggantung di leher, tangan, telinga dan sekujur tubuhnya, aroma bunga yang memikat, dan paras yang indah rupawan itu membuat semua mata terbelalak kecuali orang-orang yang pikirannya masih waras.
Jihan terdiam membisu, dia syok melihat aura dan bau amis yang keluar dari tubuh gadis itu, pertanda jiwanya mulai dilahap penjaga dunia orang mati.
" Ya Tuhan..." ucapnya dengan suara bergetar. Tangannya spontan menutup kedua mulutnya, dan gadis itu terjatuh di atas kursinya.
" Ada apa ?" tanya Raon khawatir.
" Gadis itu... Jiwanya akan mati!" ucap Jihan dengan mata berkaca-kaca.
Dia menatap raja Guang Lin," Ya-Yang Mulia... Selamatkan dia, selamatkan gadis itu!" ucap Jihan sambil mencengkram lengan Guang Lin dan menatapnya penuh harap.
Guang Lin yang merasakan kesedihan Jihan juga tak kalah syok saat melihat gadis itu. Seketika bayang-bayang kematian adiknya kembali menyerangnya.
Adiknya yang malang diperbudak dan disiksa oleh para pembunuh di depan mata Guang Lin, membuatnya merasakan trauma yang tidak akan pernah hilang seumur hidupnya.
Gadis itu diseret ke hadapan Guang Lin, dan dengan bangga utusan dari negara Bintang Timur mempersembahkan seorang budak yang sangat cantik ke hadapan mereka. Di sisi lain, Bangsawan Lee tampak tersenyum melihat kejadian ini," Dia akan terpikat bukan? Raja ini bisa dikendalikan dengan menggunakan wanita!" batinnya.
" Yang Mulia, ini adalah siluman berkualitas tinggi yang kami temukan dari lembah Mutiara hitam, konon katanya mahluk seperti mereka ini bisa mengeluarkan air mata kristal, tapi siluman yang kami temukan ini hanya bisa digunakan sebagai hiasan mata!" ucap utusan itu dengan senyuman meledek.
Rumor bahwa Guang Lin sangat menyukai wanita cantik sudah tersebar, itu sebabnya mereka menggunakan perempuan malang itu sebagai pancingan untuk mendapatkan hati Guang Lin.
Raja Guang Lin tersenyum miring, kepalanya teleng ke kiri dan ditopang tangannya.
" Hmmm.... Menarik!" ucapnya seperti pria-pria hidung belang di luar sana.
Matanya tertuju ke arah perempuan itu, tetapi yang dia lihat bukan perempuan itu melainkan para utusan dan pelayan yang tampaknya menikmati pertunjukan ini.
Jihan terkesiap, dia menatap Guang Lin. Auranya yang tadinya berbunga-bunga seketika berubah menjadi penuh kegelapan," Dia marah!" ucap Jihan.
"Pendek, kau akan melihat orang seperti apa yang mulia! Dia pria yang keren!" celetuk Raon dengan wajah bangga.
Min Guang Lin berdiri, dia berjalan dengan gagah dan angkuh, melewati para bangsawan dan utusan yang bergidik ngeri akan kehadirannya.
"Kerajaan Bintang Timur mulai berani ya," ucap Guang Lin sambil melirik utusan itu.
" Ya-Yang Mulia, ini niat baik kami, sebab kami mendengar kalau anda menyukai wanita cantik, selain itu kami yakin yang mulia akan memperhatikan negara kami dan membuka jalur perdagangan kain untuk kami!" ucapnya dengan nada bergetar menyampaikan pesan dari kerajaannya.
Min Guang Lin tersenyum sinis, dia paling benci orang yang menganggap remeh dirinya dan berpikir bahwa mereka bisa membayarnya dengan suap.
"Baiklah, akan kuterima hadiah ini!" ucap Guang Lin.
Tiba-tiba dia berjalan ke sisi ruangan, mengambil sebuah pedang berkepala naga biru dan mengayunkan benda itu di tengah ruangan.
Srakkkkkk!!!!
Sekujur tubuh seisi ruangan itu merinding melihat apa yang dilakukan oleh Min Guang Lin.
Dalam hitungan detik, seluruh utusan duduk berlutut dengan kapal tertunduk di atas lantai yang kini dibasahi oleh rembesan darah yang mengalir perlahan bak lava yang meleleh.
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat terus ya buat ceritanya Thor
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
buat MC ceweknya kuat Thor,badas biar tmbh menarik ceritanya
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat ya buat ceritanya Thor