NovelToon NovelToon
Menikahi Gadis Badung

Menikahi Gadis Badung

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu / Paksaan Terbalik / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:29.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Akay, pemuda yang kadang bermulut pedas, terjebak dalam pernikahan dengan Aylin, gadis badung yang keras kepala, setelah menabrak neneknya. Itu adalah permintaan terakhir sang nenek—dan mereka harus menandatangani perjanjian gila. Jika Akay menceraikan Aylin, ia harus membayar denda seratus miliar. Tapi jika Aylin yang meminta cerai, seluruh harta warisan neneknya akan jatuh ke tangan Akay!

Trauma dengan pengkhianatan ayahnya, Aylin menolak mengakui Akay sebagai suaminya. Setelah neneknya tiada, ia kabur. Tapi takdir mempertemukan mereka kembali di kota. Aylin menawarkan kesepakatan: hidup masing-masing meski tetap menikah.

Tapi apakah Akay akan setuju begitu saja? Atau justru ia punya cara lain untuk mengendalikan istri bandelnya yang suka tawuran dan balapan liar ini?

Apa yang akan terjadi saat perasaan yang dulu tak dianggap mulai tumbuh? Apakah pernikahan mereka hanya sekadar perjanjian, atau akan berubah menjadi sesuatu yang tak pernah mereka duga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Insiden Handuk

Aylin masih sibuk menenangkan dirinya di atas ranjang saat matanya menangkap sesuatu yang membuat alisnya berkerut. Akay sedang berdiri di depan salah satu lemarinya, membuka pintu dengan santai, lalu mengulurkan tangan untuk mengambil pakaian.

Tunggu… Itu ‘kan lemarinya?

Aylin mengerutkan kening, matanya memerhatikan dengan lebih teliti. Baru kali ini ia sadar kalau ada beberapa kemeja pria yang tergantung di sana. Juga beberapa celana panjang yang bukan miliknya.

Sejak kapan?

“Hei, sejak kapan bajumu ada di lemariku?” bentaknya, menunjuk lemari dengan ekspresi tidak terima.

Akay, yang baru saja mengambil kemeja, menoleh santai. “Sejak aku mulai tinggal di sini,” jawabnya tenang, seolah itu bukan masalah besar.

Aylin mendelik. “Terus siapa yang kasih izin? Ini ‘kan lemariku! Kamu nggak bisa seenaknya nyelipin baju di situ!”

Akay menutup pintu lemari dan berbalik, menatap Aylin dengan ekspresi datar. “Aku suamimu. Wajar kalau pakaian kita dicampur.”

Aylin tersedak udara. “Apa?! Siapa yang bilang? Aku nggak pernah setuju!”

Akay menghela napas, seolah kehabisan kesabaran menghadapi gadis kecil yang protes seperti anak-anak. “Aylin, kita tinggal di kamar yang sama. Lemari ini juga milikku.”

Aylin memutar bola matanya, lalu bangkit dari ranjang dan berjalan mendekat. “Nggak bisa! Aku nggak setuju! Pindahin bajumu ke lemari lain! Aku nggak mau bajumu campur sama pun—”

BRUK!

Gerakannya yang terlalu cepat membuatnya kehilangan keseimbangan. Refleks, ia meraih apa pun yang bisa dijangkau—dan sialnya, tangannya justru mencengkeram ujung handuk Akay.

Handuk itu melorot seketika.

Aylin membeku. Matanya membelalak lebar saat melihat Akay berdiri di sana… dengan handuk yang sudah melorot dan jatuh ke lantai.

Detik itu juga, otaknya seperti mogok bekerja.

Akay terdiam, menatap handuk yang kini tergeletak di kakinya, sebelum akhirnya menatap gadis itu dengan ekspresi yang sulit ditebak. Aylin juga masih ternganga, sebelum akhirnya…

“KYYYYYAAAAAA!!!”

Aylin buru-buru membalikkan badan, menutup wajahnya dengan kedua tangan, lalu merangkak ke sisi ranjang menjauh dari suaminya. “AKAY! PAKAI BAJUMU!!!”

Aylin tak pernah menyangka akan melihat sesuatu yang belum pernah ia lihat seumur hidup. "Astaga... segede itu?!" Otaknya langsung panas, buru-buru ia menggeleng, mencoba menghapus bayangan yang tiba-tiba muncul di kepalanya. Tapi semakin ia berusaha melupakan, justru makin jelas!

Alih-alih panik atau bergegas mengenakan sesuatu, Akay justru melangkah mendekat dengan santai. “Kau yang menariknya, Aylin. Apa itu artinya kau mulai menginginkan hakmu sebagai istri?” suaranya terdengar rendah, berbahaya.

Aylin semakin merapatkan kedua tangannya di wajah, jantungnya berdegup kencang. “AKU NGGAK MAU DENGAR! CEPAT PAKAI BAJU! DASAR MESUM!”

Akay tertawa pelan, lalu menunduk mendekatkan wajahnya ke telinga Aylin. “Kalau kau malu, tutup matamu saja. Tapi, kalau kau penasaran, boleh mengintip sedikit…Atau...kalau mau lihat, aku juga nggak akan rugi," bisiknya menggoda.

Aylin langsung mengambil bantal dan melemparkannya ke belakang tanpa berani menoleh, apalagi melihat. “DIAM KAU!!!”

Akay akhirnya mengalah, mengambil kembali handuknya dan mengikatkannya di pinggang. “Hmmm… Kau harus mulai membiasakan diri, Ayang. Karena cepat atau lambat, aku juga harus menunaikan kewajibanku sebagai suami.”

Aylin mendelik kesal, pipinya sudah merah padam. “JANGAN NGOMONG SEMBARANGAN, DASAR AKAY MESUM!”

Aylin hanya bisa menggigit bibirnya, menahan malu dan gemas. Sedangkan Akay hanya tersenyum puas sebelum akhirnya mengenakan pakaiannya dengan santai, menikmati setiap reaksi istrinya yang semakin membuatnya gemas. Seolah insiden barusan sama sekali tidak terjadi.

***

Di meja makan, aroma masakan memenuhi ruangan. Mbok Inem dengan cekatan menata hidangan, sementara Aylin duduk di kursinya dengan tangan terlipat di dada, masih mendengus kesal karena kejadiannya tadi.

Akay duduk di seberangnya, menyendok nasi dengan santai, tapi sudut bibirnya melengkung nakal. "Kenapa cemberut? Makan, nanti tambah pendek."

Aylin melotot. "Aku nggak pendek!"

Akay mengangguk pelan, seolah menyetujui. "Iya, iya... mungil."

"AKAY!" Aylin hampir saja melempar sendoknya kalau saja Mbok Inem tidak menyela.

"Sudah, Non, makan dulu. Makanan enak ini sayang kalau keburu dingin."

Di saat suasana mulai tenang, Mira, yang sejak tadi berdiri di dekat Akay, mencoba mencari perhatian. "Tuan Akay, ini sayurnya saya ambilin, ya." Dengan gerakan yang dibuat-buat anggun, ia meraih sendok sayur dan dengan sengaja mendekatkan diri ke Akay.

Aylin, yang awalnya sibuk dengan piringnya, spontan menoleh. Matanya menyipit melihat Mira berdiri terlalu dekat dengan suaminya, senyum manisnya dibuat-buat, dan cara bicaranya terasa lebih lembut dari biasanya.

"Kenapa dia harus sok perhatian begitu?" batin Aylin kesal.

Aylin tidak mengerti kenapa tiba-tiba dadanya terasa panas melihat Mira dengan bebas berusaha menarik perhatian Akay. Dan sebelum otaknya bisa memproses lebih jauh, tangannya sudah lebih dulu bergerak.

"Nih!" Aylin dengan cepat menyambar sendok sayur dan dengan ekspresi polos—yang justru berbahaya—menyendokkan sayur ke piring Akay dengan semangat berlebihan.

Mira terhenti, sedikit terkejut. Akay melirik ke arah piringnya yang kini hampir penuh dengan sayur, lalu tatapannya beralih pada Aylin yang memasang wajah tanpa dosa.

Mbok inem mengulum senyum. "Non Aylin cemburu?" gumamnya dalam hati.

Sementara itu, Aylin mendadak tersadar.

"Tunggu dulu... Kenapa juga aku buru-buru mengambilkan sayur buat dia?! Dan kenapa aku merasa nggak suka lihat Mira caper sama Akay?!"

Sebelum ia bisa memikirkan jawabannya, suara Akay membuatnya semakin panas.

"Hmm... disuapin sekalian, nggak?" godanya dengan nada tenang tapi penuh arti.

Aylin langsung tersedak udara. "Kamu—"

Mbok Inem buru-buru menahan tawa dan berdeham. "Aduh, Non, hati-hati makannya."

Sementara itu, Mira menggigit bibir bawahnya dengan kesal, merasa tidak dianggap.

Akay kembali menyendok makanannya, tapi kali ini dengan senyum tipis yang tak bisa disembunyikan. "Kamu ini, Aylin... gampang banget naik darah."

Aylin mendengus kesal, menyesali refleks bodohnya barusan. Sedangkan Akay? Dia jelas menikmati kecemburuan kecil istrinya.

***

Aylin berdiri di depan ranjang dengan tangan bertolak pinggang, matanya menatap Akay dengan kesal. "Keluar! Tidur di kamar lain!" perintahnya tegas.

Akay, yang sudah bersiap merebahkan diri di tempat tidur, hanya melirik santai. "Yakin?" tanyanya dengan nada malas, seolah tak benar-benar menganggap serius perintah Aylin.

"Tentu saja! Ini kamarku!"

Pria itu menyandarkan punggungnya di kepala ranjang, menatap Aylin dengan tatapan menggoda. "Baiklah..." katanya, bangkit dengan santai, lalu berjalan menuju pintu. Namun, sebelum ia membuka pintu, ia berhenti sejenak dan menoleh ke arah Aylin dengan ekspresi penuh arti.

"Kamu yakin ingin aku tidur di kamar lain?" ulangnya, kali ini dengan nada lebih rendah. "Bagaimana kalau Mira tiba-tiba masuk ke kamarku malam-malam?"

Aylin mengerutkan kening. "Maksudmu?"

Akay menyeringai kecil, menikmati perubahan ekspresi istrinya. "Ya, kamu tahu sendiri, 'kan? Mira selalu mencari kesempatan untuk dekat denganku. Kalau aku tidur di kamar lain, siapa yang bisa menjamin dia nggak akan mencoba sesuatu?"

Aylin menegang. "Mira nggak mungkin seberani itu!"

Akay mengangkat bahu santai. "Benarkah?" Ia berjalan pelan mendekati Aylin, membuat gadis itu tanpa sadar mundur sedikit. "Tadi saja dia hampir menempel waktu makan malam. Apa kamu yakin dia nggak akan coba hal lain kalau aku tidur sendirian?"

Aylin menggigit bibirnya. Pikirannya berputar. Ia memang tidak suka Mira yang selalu berusaha menarik perhatian Akay, dan sekarang membayangkan wanita itu punya kesempatan lebih banyak untuk menggoda suaminya membuatnya...

"Tunggu dulu. Kenapa aku peduli?!"

Aylin menggeleng, mencoba mengusir pikirannya sendiri. Namun, Akay tidak melewatkan perubahan ekspresinya. Ia bersandar pada kusen pintu dengan tangan terlipat di dada, menunggu keputusan istrinya.

Dengan mendengus kesal, Aylin akhirnya membuka suara, "Terserah! Tapi jangan tidur terlalu dekat denganku!"

Senyum kemenangan Akay langsung muncul. "Tentu, istri kecilku."

Aylin berbalik cepat, menyembunyikan wajahnya yang memerah, sementara Akay dengan santai kembali ke ranjang, menikmati momen kecil ini dengan penuh kepuasan.

Tapi...apa benar Akay akan menepati janjinya?

...🌟...

..."Cemburu hadir tanpa diundang, menyelinap dalam senyuman, bersembunyi di balik tawa, dan menggerogoti hati tanpa terasa."...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Dwi Winarni Wina
Nenek ros merasa umurnya tidak akan lama lagi,,,ingin menyaksikan cucunya aylin menikah dan memaksa pria asing menikah dengan cucunya....

Akay merasa dijebak nenek ros menikahi cucunya...
abimasta
lebih baik tawaran jordi di terima to digantikan dengan akay
Anitha Ramto
Huh Aylin egomu dan gengsimu terlalu tinggi sehingga tidak mau menyadari jika kamu sudah ada perasaan sama Akay...dan buktinya kamu selalu nyaman dalam dekapan Akay...

Darah Akay sudah mendidih si Jordi ngajak balapan lagi sama Aylin...benar² cari mati kamu Jordi..ayo Akay bilang saja ke semua teman² Aylin kalo kalian sudah menikah
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
ganti aja Akay yg pergi balapan ...Aylin jadi penonton /Facepalm/
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
tunggu Aylin mengaku yg Akay suami benaran/Facepalm/.. segera Aylin...Akay ramai yg naksir /Slight/
Sri Hendrayani
wak kyknya bakalan ada perang ini..?
Sri Hendrayani
penasaran sm nasib papanya ay siandi?
Sri Hendrayani
lanjut
Syavira Vira
👍👍❤️👍🏻
Syavira Vira
lNjut
Hanima
lanjut kk
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
wah ganti cover 📔
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
lanjut seru banget....jika yg panas 🔥 selepas jam buka puasa ajar🤭🤣🤣
Esin naufal
bau bau ceembokur ning babang akay
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
marathon /Facepalm/ seru banget kisah Aylin dan anak Andi ini... eh namanya Akay
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
gatel si Mira...tapi bagus bikin si isteri kmkepanasan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
abimasta
tanpa mereka sadari akay dan alyn saling ketergantungan
Syavira Vira
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Syavira Vira
👍👍🙏❤️
sum mia
mereka udah sama-sama suka dan sama-sama saling merindukan tapi masih saja mengelak .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!