dari lahir dewi tidak di kasih ASI dengan ibu kandungnya karena sang ibu tidak mau punya anak.jadi dia di rawat oleh nenek tirinya yang sangat sayang padanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riski Candra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tangisan kebahagiaan
selamat membaca .
Jangan lupa tinggalkan jejak
* * * * * * * *
Pagi menjelang sita dan neneknya lagi sibuk di dapur mereka yang sederhana . Sita sudah menyiapkan semua makanannya untuk bekal nanti di perjalanan menuju rumah nenek arsyad.
Sita akan siap mendengar jika nenek arsyad marah dan tidak merestuinya. Karena dia sudah tau jika sang nenek akan marah karena cerita dari sang mamanya arsyad.
" Nak, kamu mau berangkat jam berapa nanti ?" tanya neneknya.
" Habis ini nek, nunggu mas arsyad jemput." ucap sita.
" Kamu sudah telfon dia nak ? Nanti takutnya arsyad lupa !" ucap sang nenek.
Setelah itu nenek dan sita mendengar suara deru mobil yang parkir di depan rumah. Sita pun berjalan ke depan rumah .
"Sita itu sepertinya arsyad !" ucap sang nenek.
" Iya nek sepertinya, ayo kita kesana nek !" ucap sita sambil berjalan ke depan.
Dilihatnya arsyad turun dari mobilnya. Sita pun menyuruhnya masuk dulu.
" Ayo mas, masuk dulu ! sudah saya siapkan kopi hitam untuk mas !" ucap sita.
" Iya dek, Makasih ya sudah menunggu, maaf lama ya ?" ucap arsyad yang merasa menyesal karena sudah kesiangan .
" Nggak papa kok mas, ini mau petik buahnya sekarang apa nanti mas ?" ucap sita!
" Sekarang aja dek, dan langsung pergi ke rumah nenek soalnya jauh ! Takutnya nanti pulang kemaleman juga !" jelas arsyad.
" Iya mas , ya udah ayo petik sekarang! " ucap sita sambil berjalan duluan dia sudah membawa tas untuk tempat buahnya nanti.
sita yang memetik buah anggur sedangkan arsyad memetik buah kelengkeng dan rambutan . Keduanya sudah memetik buah dan dapat banyak. Selesai memetik mereka masuk ke dalam rumah .
Arsyad yang pamit ke nenek sita sedang memasukan bekal untuk di perjalannya nanti. Mereka ingin berangkat sekarang.
" Nek sita dan mas arsyad berangkat dulu ya , Assalamualaikum !" ucap sita
"Iya nak hati-hati . Salam untuk nenekmu ya ar, waalaikumsalam." ucap sang nenek.
" Iya nek nanti arsyad sampaikan ke beliau." ucap arsyad.
Sita mencium tangan sang nenek dan arsyad juga melakukan apa yang di lakukan sita. Keduanya berjalan ke luar rumah dan masuk kedalam mobil.
Barang bawaan tadi sudah di masukan ke mobil , sita melambaikan tangannya ke sang nenek dan nenek pun membalas lambaian itu.
Sang tetangga yang melihat pun bertanya ke sang nenek sita.
" Nek sita dengan siapa dan mau kemana ?" ucap tetangga itu yang bernama mbak tutik.
" Oh itu calon suaminya sita , katanya mereka mau pergi ke rumah sang neneknya yang ada di blitar !" ucap nenek ke mbak tutik.
" Loh sita udah mau nikah to ?" tanya mbak tutik.
" Belum masih lamaran saja ! Nanti nunggu kode dari sang cowok !" ucap nenek adanya.
" Wah selamat ya nek ! semoga langgeng nanti kalau sudah menikah !" ucap mbak tutik dengan tulus .
" Iya tut makasih ya doanya , kamu juga cepat menyusul nanti ya !" ucap nenek tulus dengan senyuman manis nenek.
"Iya nek makasih ya doanya nek. Ya sudah tutik pergi dulu nek !" ucap mbak tutik sambil berjalan menjauhi nenek.
Nenek pun berjalan memasuki rumah , dan setelah masuk nenek mengunci rumah karena nenek ingin di kebun belakang ,meskipun di dalam rumah tidak ada barang berharga kecuali sertifikat rumah dan motor sita .
Nenek tetap mengkunci rumahnya karena biasanya adik nenek yang iri dengannya selalu masuk dan mengambil barang seperti piring dan sendok bahkan panci yang baru di beli sita yang harganya murah pun tetap diambil .
Memang harganya murah tetapi kalau setiap beli selalu di ambil dan di anggap punya sang adik nenek hanya sabar saja.
Tapi kalau setiap hari di biarkan bisa habis piring yang di beli sita pikir nenek.
Nenek di belakang rumah menanam sayuran dan bawang merah serta cabe rawit yang sudah matang !
Ditempat lain.
Sita dan arsyad yang masih di jalan pun berhenti karena ingin memakan bekalnya dulu. Karena mubazir kalau tidak di makan.
" Makan saja mas, kita menepi di taman itu mas !" ucap sita.
"Iya dek makan di taman sambil duduk lesehan di tikar enak dek." ucao arsyad.
Arsyad pun turun dari mobil dan mengelar tikar untuk duduk. Setelah di gelar sita menata makananya serta buah yang di petik kemarin.
Mereka makan sambil menikmati pemandangan sekitar dan melihat anak-anak yang bermain bola.
" Enak ya dek kita lihat mereka bermain bola serasa kita sudah menikah saja !" ucap arsyad.
" Iya mas ," ucap sita.
" Dek bagaimana kalau kita menikahnya di percepat ! Nanti mama dan papa biar melamar kamu dulu dan setelah itu bagaimana kelanjutannya menurut orang tua kita saja !" ucap arsyad.
" Sita nurut aja bagaimana baiknya mas !" ucap sita .
"Ya sudah yang peting nanti mas bicara dulu sama mama ya !" ucap arsyad .
" Iya mas ayo kita lanjut jalan lagi mas ! " ucao sita sambil melipat tikar yang di gelar tadi.
Keduanya masuk mobil dan melanjutkan perjalananya menuju rumah sang nenek. Di perjalanan mereka berbincang ringan sambil bercanda .
"Dek, nanti kalau sudah menikah mau punya anak berapa ?" ucap arsyad yang membuat muka sita memerah menahan malu.
" Sedikasihnya saja mas sama yang Maha Kuasa." ucap sita malu malu.
Setelah bebicara serius tadi sita dan arsyad diam. Sita melihat arah jalanan sedangkan arsyad fokus mengemudi .
Di rumah Arsyad .
Papa arsyad yang di telfon istrinya dan di beri tahu bahwa arsyad sudah melamar sang kekasih akhirnya pulang .
"Ma memangnya beneran putra kita itu sudah punya tunangan?" ucap papa sudrajad.
" Iya pah , dan ars sudah melamar dan membawanya kerumah kita ini ! Mama suka pa anaknya sopan dan benar benar tulus! Meskipun bukan dari orang berada pa !" ucap sang istri ke pada sudrajad suaminya .
" Bagus itu ma ada atau tidaknya harta yang penting mau di ajak hidup susah seperti mama ! Dulu pas papa masih anak tukang becak saja mama mau mengikuti papa walau akhirnya sama ibu di usir mama tetap ikut papa. Itu bagus ma jadi kelak rumah tangga mereka bisa bahagia. Seprti kita ini ! " ucap sudrajad.
" Iya pa ! Em pa tadi sita dan ars ke rumah ibu , karena sita ingin kesana !" ucap istianah .
"Bagaimana kalau kita menyusul mereka ma , takutnya nanti ibu bilang yag tidak-tidak ke sita." ucap sudrajad.
" Iya pa kita kesana sekarang saja ! Mama ganti pakaian dulu." ucap istianah.
Keduanya masuk kedalam kamar dan berganti pakaian tidak lupa juga dia mengabari tania dan karina kakak pertama dan kedua arsyad.
" Tania kamu ke rumah nenek sekarang ya ,soalnya sita sama arsyad di sana !" ucap istianah ke tania di telefon.
" Iya ma tania kesana sekarang sama anak-anak dan suami tania!" ucap tania di sebrang sana.
" Iya mama juga ini mau berangkat !" jawab sang mama.
Setelah menelfon tania ,ganti menelfon karina dan menyuruh ke rumah sang nenek , karina pun bilang akan kesana setelah siap mengurus rumah .
Istianah dan sudrajad pun sudah mengendari mobilnya menuju ke rumah sang ibu.
Di tempat arsyad dan sita yang baru sampai di kediaman sang nenek . Sita turun duluan dan arsyad juga mengikutinya dan arsyad mengeluarkan buah-buahan yang di petik tadi di bantu dengan sita.
Arsyad dan sita mendekat ke arah rumah yang di tempati sang nenek dan mengetuk pintu tersebut .
Tak butuh waktu lama terbukalah pintu itu dan seorang pria paruh baya yang membukanya. Pria paruh baya itu bertanya kepada keduanya .
" Cari siapa ya ?" tanya kakek itu.
" Kakek ini saya arsyad anak dari ibu istianah anak kakek !" ucap arsyad pelan .
" Ya ampun cucu kakek , masuk cu dan ini siapa istri kamu ya cu ?" ucap kakek dengan senang .
" Belum kek masih calon !" ucap arsyad sambil celingukan seperti mencari sesuatu.
" Nenek kamu ada di kamar cu ! Nenek sedang sakit karena rindu dengan istianah ibu kamu !" ucap kakek .
"Ayo lihatlah nenek cu !" ucap sang kakek lagi sambil berjalan menuju ke kamarnya .
Arsyad dan sita pun berjalan beriringan mengikuti sang kakeknya. Dan mereka berhenti di depan pintu yang bercat putih itu.
Pintu pun di buka kakek dan memperlihatkan sang nenek yang berbaring dengan mata terpejam.
"Mendekatlah cu !" ucap sang kakek. Arsyad pun mendekat.
" Nek ini cucu kita ,anak istianah ada di sini !" ucap sang kakek sambil memegang tangan sang istri yang dirasa keriput itu.
Nenek yang tadinya terpejam pun membuka matanya dan melihat apa yang di ucapkan sang suami tadi .
" Arsyad benarkah ini kamu cu ?" ucap nenek sambil menggerakan tangannya untuk meraih muka arsyad.
Kakek yang mengerti maksud istrinya pun mundur ke belakang dan membiarkan sang istri menyentuh sang cucu.
Arsyad yang tau maksud nenek pun mendekat dan menundukan kepala agar sang nenek bisa memegang wajahnya.
" Iya nek ini arsyad , dan arsyad juga membawa calon istri arsyad nek !" ucap arsyad pelan .
" Itu calon istri kamu cu ? Cantik , pintar kamu mencari istri nak !" Ucap sang nenek.
"Mendekatlah cu ! Nenek pengen pegang kamu juga !" ucap nenek ke sita.
Sita pun mendekat dan memegang tangan nenek calon suaminya. Di elusnya tangan dan juga mencium tangan sang nenek dari calon suaminya nanti. Sang nenek yang mendapat perlakuan begitu pun terharu .
Biasanya sang cucu yang lain jika mengajak pasangannya tidak pernah mendekat dan memegangnya karena jijik.
" Nenek kenapa menangis ?" tanya sita sambil mengelus jemari sang nenek.
" Nenek terharu ternyata masih ada anak yang tulus dan tidak jijik ke nenek karena nenek sudah tua." jelas nenek.
" Jangan menangis nek , sita sudah menganggap nenek adalah nenek sita juga ! Karena kalau tanpa nenek bagaimana kita bisa tau apa arti kesopanan kepada orang yang lebih tua. " ucap sita.
Kakek yang melihat interaksi keduanya pun tahu betul kalau sita memang anak yang jujur dan tulus . Kakek memandang sang cucu yaitu arsyad dan berjalan mendekat ke arsyad yang berada di samping sita .
" Cu apa ibumu tau kalau kamu kesini tadi ?" tanya sang kakek.
"Tau kok kek, mama titip salam ke nenek dan kakek !" ucap arsyad.
"Walaikumsalam ,terimakasih ya cu sudah mau menjenguk nenek dan kakek! Setelah kepergian ibu kamu sekeluarga nenek kamu terus menangis dan meminta maaf karena sudah tega mengusir dan menyesal telah pilih pilih dengan sang cucu nak ." ucap sang kakek dengan panjang.
" kakek tenang saja setelah ini arsyad akan selalu kesini untuk menjenguk nenek dan kakek, maafkan arsyad yang pernah marah dan dendam ke nenek dan kakek ya !" Ucap arsyad menyesali karena kemarahnya dia sampai tidak pernah berkunjung ke rumah sang nenek dan kakeknya.
" Kakek yang seharusnya meminta maaf cu, karena ke egoisan nenek kamu , dan kakek tidak bisa tegas kepada nenek kamu ,maafkan kakek cu !" ucap kakek yang menyesal .
Sita yang mendengarkan ucapan keduanya pun mendekat ke arah arsyad dan sang kakek.
" Sudah lah kek, yang berlalu biarlah berlalu kita sekarang memikirkan masa depan !" ucap sita.
" Kamu benar nak , sekarang mawas diri agar tidak saling menyalahkan satu sama lain.!" ucap sita dan di benarkan keduanya.
"Oh iya tadi sita bawa buah-buahan dan makanan untuk kakek dan nenek ! Apa nenek mau memakannya ?" ucap sita.
"Iya cu memangnya tadi bawa makanan apa cu ?" ucap nenek.
" Tadi sita bawa rendang sama gurami asam pedas manis nek ama mau saya ambilkan dan di suapi ?" ucap sita sambil menampilkan senyuman manisnya.
" Nenek mau kamu suapi cu !" ucap cepat sang nenek.
" Baiklah sita ambilkan piring dulu ya untuk semuanya , nggak papa kan nek saya ke dapur nenek ?" tanya sita ke nenek .
" Boleh kok cu , tapi boleh nenek duduk di kursi roda nenek pengen sekali keluar kamar, nenek bosan berbaring terus !" ucap nenek.
" Boleh , apa nenek mau belajar berjalan ? Nanti kalau mau sita yang akan ajari nenek berjalan !" ucap sita yakin ,kakek yang melihat ketulusan sita pun tersenyum sambil menepuk bahu arsyad karena bangga bisa mencari calon istri yang punya hati keibuan dan sopan.
" Nenek mau cu , yang penting pas hari libur saja takutnya kamu kerja !" ucap nenek pelan dan dapat anggukan dari sita.
"Sita ambil dulu ya, kursi rodanya kakek letakan di mana biar sita yang mendorong nenek ke meja makan kek." ucap sita.
" Di dekat pintu kamar mandi cu !" ucap kakek.
Arsyad pun berjalan untuk mengambil kursi roda sang nenek . Setelah di ambil kemudian sang nenek di dudukan di kursi roda itu.
" Ayo nek kita lets go!" ucap sita sambi mendorong kursi roda sang nenek dari calon suaminya.
" Cu terimakasih banyak ya sudah mau menjenguk nenek yang jelek ini !" ucap nenek sambil menangis.
" Jangan bilang begitu nek , tidak perlu berterimakasih nek ! Sita senang nenek mau menerima sita saat sita datang !" jelas sita.
" Orang mana yang tidak mau menerima kedatanganmu nak pasti nenek senang kamu mau mengajak cucu nenek yang bandel itu kesini !" ucap sang nenek.
Di tempat lain
Mama dari arsyad pun akan sampai dan tania,karina juga akan sampai mungkin ketiganya sampai secara bersamaan .
Sita,nenek,kakek dan arsyad pun sudah sampai di lantai bawah dan menuju ke meja makan sita di bantu dengan bibi yang memasak di situ menata maskan yang di bawa sita tadi lengkap dengan buah-buahan yang tadi juga sita bawa.
Sita mengambil makanan untuk kakek dan nenek dulu setelah itu arsyad , nenek pun di suapi sita dengan telaten .nenek pikir mungkin sita sudah pernah mengurus orang tua yang sakit dan nenek pun bertanya ke sita dengan pelan-pelan agar sita tidak salah paham.
"Cu , maaf ya apa kamu pernah merawat orang sakit ? " tanya nenek dengan hati-hati.
" Iya nek , nenek saya yang saya rawat , nenek yang merawat saya dari saya baru lahir sampai sebesar ini." ucap sita dengan lembut dan menampilkan senyumannya.
" Nenek kamu pasti bangga mempunyai cucu yang mau merawat neneknya sampai dalam keadaan sakitnya juga.!" ucap nenek sambil menangis.
"Nenek yang dulu selalu memberi apa yang cucu nenek inginkan malah tidak pernah menjenguk nenek lagi, cucu yang pernah nenek bangga banggakan malah jijik saat menyentuh nenek yang sudah tua ini, nenek jadi ingat arsyad yang nenek tidak pernah melirik ataupun menyayanginya itu kecewa sama nenek dan ti.dak mau menjenguk nenek, maafkan nenek ya ars ,nenek salah !" ucap nenek menyesal sambil menangis.
Sang kakek yang melihat istrinya menangis pun mendekati sang istri dan mengelus punggung dan bahunya agar sang istri bisa tenang .
" Maafin arsyad juga ya nek ,karena kemarahan arsyad nenek jadi kayak begini." ucap arsyad merasa bersalah.
" Nenek juga minta maaf ya cu, nenek minta maaf sebesar besarnya. Mari kita buka lembaran baru lagi ya cu ! Telfon ibumu nenek kangen sama ibumu , kalau perlu papamu juga suruh datang nak." ucap nenek dengan keyakinan.
" Tidak usah di telfon bu anakmu ini pasti datang ! Bagaimana pun sifat orang tua ke anak , anak akan tetap ingat dengan orang tuanya dan sebaliknya juga begitu ! Maafkan isti ya bu !" ucap istianah yang langsung semuanya ada di meja makan menoleh kesuara yang bicara tadi.
Nenek pun ingin bangkit dan memeluk sang anak tapi istianah sudah lari dan bersimpuh di kaki sang ibu sambil meminta maaf ke ibunya.
" Maafkan isti bu, maaf kan isti !" ucap mama arsyad.
" Tidak nak ,kamu tidak bersalah yang bersalah itu ibu, maafkan ibu ya nak !" ucap ibu istianah.
" Isti sudah memaafkan ibu, suami isti juga begitu bu." ucap isti
Mereka semua menangis haru, akhirnya keluarga yang dulu berantakan kembali bersatu dan menjadi utuh tinggal kakak dari istianah yang juga tidak pernah menjenguk sang ibu dan ayahnya.
Isti yang melihat sang ayah yang menangis pun mendekat dan memeluk sang ayah. Sambil menangis dia juga meminta maaf kepada ayahnya.
" maaf ya yah !" ucap istianah.
"Kamu tidak bersalah nak jadi jangan minta maaf ya !" ucap sang ayah sambil mengelus rambut sang anak yang ada di pelukannya itu.
" sudah tangisannya sekarang kita duduk sambil makan , karena dari tadi kita semua belum makan ucap arsyad untuk mencairkan suasana.
" Iya ayo kita makan , ayo nek sita lanjut suapi nenek !" ucap sita lembut dan membuat mama arsyad pun tersenyum dan berjalan ke sita lalu memeluk sita dan mengucapkan terimakasih telah mau membujuk arsyad untuk datang dan berdamai dengan sang nenek.
" Terimakasih banyak nak !" ucap mama isti sambil memeluk sita.
" Sama-sama ma . " jawab sita dengan senyuman lembut.
Besambung dulu ya man teman...
Lanjut lagi bab berikutnya.
Jangan lupa like
Dan komentar yang bijak.