Rain Angello, seorang pembunuh bayaran yang sangat terkenal. Wanita yang bekerja dengan bayaran fantastis itu tak pernah menunjukkan identitas nya pada siapapun, termasuk orang terdekat nya.
Setiap melakukan tugas nya, Wanita yang selalu di panggil Angello itu selalu melakukan penyamaran dengan mengubah wajah nya menggunakan topeng silikon. Tentu saja dia melakukan itu agar tak ada yang mengetahui identitas nya.
Pekerjaan ini memang sangat beresiko, tapi dia nyaman dengan apa yang dia lakukan. Namun siapa yang menyangka, kehidupan nyaman nya berubah dalam sekejap mata hanya karena dia yang ingin menikmati hidup.
Mati? Masuk ke dalam tubuh orang lain? Apakah itu nyata ada nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 04 Pulang
Rain kini tengah berada di perjalanan menuju kediaman, dirinya sangat malas untuk kembali. " Bibi, bagaimana posisi ku di kediaman?" Tanya Rain pada bibi pelayan bernama Tamara.
Wanita tua itu mengerutkan dahi nya, "Posisi? Seperti apa yang anda maksud nona?" Tanya wanita tua itu.
"Apakah banyak orang yang menyukai ku, atau sebaliknya?" Tanya wanita itu sedikit menjelaskan apa yang dia maksud.
Akhirnya wanita tua itu paham dengan apa yang di pertanyakan oleh Rain, " Sulit untuk menjelaskan nya nona, mereka akan bersikap baik jika mertua nona berkunjung. Namun mereka akan kembali jahat dan menindas anda saat tak ada mertua anda." Jawab pelayan tua itu.
Rain mengangguk-angguk, " Apakah aku memiliki mertua wanita atau pria? Atau keduanya? " Tanya wanita itu, dia menanyakan itu karena tak memiliki bayangan akan mertua nya.
" Anda memiliki kedua nya, mereka sangat baik pada anda." Jawab bibi pelayan itu lagi.
"Lalu, bagaimana dengan orang tua ku? Apakah mereka tahu aku tersiksa di sini?" Tanya Rain lagi yang membuat bibi Tamara terdiam.
Rain tersenyum kecut, " Sudahlah tak perlu di jawab, aku sudah tahu jawaban nya."
Tak lama mereka tiba di kediaman yang sangat amat megah, namun Rain sama sekali tak menunjukkan rasa kagum nya saat melihat rumah bak istana itu. Meski dia memang bercita-cita memiliki rumah seperti itu, tapi untuk kali ini dia tidak menginginkan nya.
Kedua wanita berbeda usia itu turun dari taxsi, mereka melangkah masuk ke dalam gerbang yang di jaga oleh security.
"Selamat siang." Sapa Security itu saat melihat Rain, pria yang berjaga itu masih lah pekerja baru dan belum mengetahui siapa Rain.
"Tolong buka gerbang nya, saya ingin masuk." Ucap Rain datar.
Security itu mengerutkan dahi mendapatkan perintah dari wanita asing itu, " Apakah anda sudah membuat janji?." Tanya pria itu.
" Apakah aku harus membuat janji untuk masuk ke dalam rumah ku sendiri?! " Ketus Rain.
Mendengar ucapan dan suara yang familiar, seorang Security yang lebih lama bekerja di kediaman langsung menghampiri rekan nya. Di luar gerbang pria yang baru saja datang itu melihat nyonya rumah yang baru saja kembali dari rumah sakit.
Dengan cepat pria itu langsung membuka kan gerbang dan menghiraukan rekan nya yang mencoba menghentikan nya, " Silahkan masuk, nyonya." Ucap pria itu dengan sopan.
Rain segera masuk bersama dengan bibi Tamara, wanita itu memberikan senyum kecil pada pria yang membukakan gerbang untuk nya. " Terima kasih." Rain berjalan dengan angkuh memasuki kediaman.
Sedangkan diluar, Security yang menahan Rain di luar gerbang di marahi oleh Security senior. Pria itu mengatakan pada rekan nya bahwa wanita yang masuk tadi adalah nyonya rumah yang baru saja kembali dari rumah sakit.
🦋🦋🦋
Maximilliam McLaine, pria yang tengah melakukan pertemuan dengan kolega bisnis nya tidak bisa fokus dengan apa yang tengah dia lakukan kini. Fikiran nya terus tertuju pada wanita yang berpapasan dengan nya saat dia akan bertemu dengan kolega nya, hanya saja mengapa wanita itu tak mengenali nya?.
"Tuan, Max?" Panggil salah satu kolega bisnis nya setelah menjelaskan perencanaan apa yang akan dia lakukan dalam bisnis ini.
Tapi pria itu sama sekali tak mendengar panggilan dari rekan bisnis nya, hingga Monika menyentuh tangan pria itu di bawah meja untuk menyadarkan Max dari lamunan nya.
"Ah, ya?" Tanya pria itu sedikit linglung setelah sadar dari lamunan nya.
Pria itu tersenyum melihat Max yang tak mendengar penjelasan nya, " Seperti nya tuan Max tengah tak fokus untuk membahas kerja sama kita hari ini, mungkin kita akan menjadwalkan kembali pertemuan kita." Ucap pria itu.
Max menghela nafas, "Maafkan saya, mungkin kita akan kembali bertemu untuk membicarakan kerja sama kita dalam waktu dekat." Max bangkit dari duduk nya dan mengulurkan tangan untuk menjabat tangan pria yang menjadi kolega bisnis nya.
"Maaf atas waktunya yang terbuang sia-sia." Ucap Max dengan datar.
Setelah kepergian rekan bisnis nya, Max kembali mendudukkan tubuh nya dengan kasar. Monika langsung menatap ke arah pria itu dengan tanda tanya besar. " Max, ada apa dengan mu? Mengapa kau tak bersikap profesional? " Marah Monika pada Max.
Max menatap Monika tajam, " Siapa kau hingga berani berkata seperti itu pada ku? Kau hanya asisten ku, jangan melebihi batas mu." Max bangkit dan meninggalkan Monika dengan kebisuan dari wanita itu.
🦋🦋🦋
Di kediaman, Rain mengingat - ingat kembali bagaimana Rain asli tinggal di rumah besar ini. Dan seperti apa karakter dari orang - orang yang mengisi kediaman ini," Ah, syukurlah. Dia hidup dengan bebas tanpa aturan di rumah ini, itu tidak terlalu menyulitkan."
Rain merebahkan dirinya dan menatap langit - langit kamar, fikiran nya berkelana. Bagaimana bisa Rain menikah dengan orang kasar seperti suami nya? Lalu dimana orang tua Rain? Apakah mereka membuang nya?
Pertanyaan - pertanyaan itu silih berganti di kepala nya, namun tak ada jawaban satu pun yang terlintas dalam ingatan Rain. " Tolong beri aku sedikit petunjuk Rain, apakah kau ingin aku menjadi orang bodoh yang tinggal di dalam tubuh mu tanpa mengetahui apapun? Tentu tidak bukan?"
"Hoamm..." Rain menguap karena tiba-tiba dia merasakan kantuk yang teramat sangat.
"Mengapa setiap kau ingin memberikan ku petunjuk, kau harus membuat ku tertidur atau pingsan Rain?" Gumam nya sebelum mata nya tertutup rapat.
Brak...
Brak...
Brak...
Tiba-tiba ketukan di pintu terdengar sangat keras, itu bukan lagi sebuah ketukan melainkan orang yang berniat untuk menghancurkan pintu tersebut. Rain yang masih tertidur lelap hingga terbangun karena suara keras itu.
"Ughhh... Siapa yang mengganggu tidur ku." Gumam Rain setelah beberapa saat dia memejamkan mata, dan tentu saja dia juga mendapatkan sedikit jawaban dari pertanyaan nya sebelum tidur tadi.
Dengan malas wanita itu turun dari kasur nya, wajah bantal nya terlihat sangat mengemaskan meski baru saja bangun tidur. Rain membuka pintu dengan mata yang masih sedikit terpejam, " Yak!! Mengapa mengganggu tidur ku? Bukan kah sudah aku katanya jangan menganggu ku untuk beberapa saat?" Ucap Rain sedikit membentak, dia mengira jika orang yang datang adalah bibi Tamara.
Orang yang mendapatkan bentakan dari Rain hanya terdiam dengan wajah datar nya, sedangkan Rain mulai membuka mata nya dengan lebar saat tak mendapat kan jawaban dari lawan bicara nya. Saat mata wanita itu terbuka, saat itulah dia melihat wajah pria yang menjadi bayangan - bayangan mengerikan dari Rain asli.
Tapi mengingat jika dirinya memilih untuk berpura-pura amnesia, dia mengerut kan dahinya dan menatap pria itu dengan bingung. " Siapa kau? Apakah kau salah satu pekerja di rumah ini?" Tanya Rain dengan berani, bahkan wanita itu kini melipat kedua tangan nya di dada dan menatap angkuh pada pria itu.
byangin doang udh mrinding,ngeri bgt.....
Srius angelo bsa blik lg k tbuhnya????
semangat terus Thor
brrti yg d dlm peti tu,myatnya angelo yg d awetkn????
yg d dlm peti spa dong???
krain samuel....
Abis tu orng d bongkar aibnya sm angelo,pdhl udh koar2 aja sok ga trima....skrng udh tau kn rena????
thor 😀