Honey merasa jengah dengan kehidupannya yang maha sempurna. Ditengah rasa jengah yang melanda, ia mempunyai ide gila; mengajak teman daringnya bertukar posisi. Teman daringnya merupakan anak dari penyelam handal di Barcelona.
Ia pikir setelah bertukar tempat dengan temannya, kehidupannya akan berubah menyenangkan, nyatanya salah. Ia harus menghadapi berbagai masalah, termasuk masalah hatinya yang terpaut pada ayah teman daringnya.
Follow IG Author @ThalindaLena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
James dan Honey telah melangsungkan pernikahan mereka di gereja. Kini, keduanya telah resmi menjadi pasangan suami istri. Perjalanan cinta mereka terbilang singkat dan sedikit berliku, tapi untung saja ujian cinta tidak terlalu berat.
Alpha memandang putri tercintanya dengan tatapan berkaca-kaca, tidak kuasa ia menahan air matanya karena harus melepaskan putrinya kepada pria matang seperti James. Jika dia tidak mengetahui identitas asli James, mungkin ia sudah menghalalkan segala cara untuk memisahkan mereka.
"Sudah, Mom, jangan menangis." Kai merangkul istrinya agar tidak terus-terusan bersedih.
"Aku masih tidak rela, kenapa putri kita harus menikah dengan temanmu?" Alpha mengusap air matanya dengan cepat seraya menatap James dan Honey yang baru saja selesai mengucap janji suci di depan altar.
Yang menghadiri pernikahan tersebut hanya dari kedua pihak keluarga saja. Anna, Gail, dan para Tim turut menyaksikan janji suci pernikahan tersebut.
Anna tersenyum sambil bertepuk tangan kecil melihat kebahagiaan daddy dan temannya. Ada rasa lega di dalam hati karena daddy-nya akhirnya menemukan tambatan hati di usia yang sudah tidak muda lagi.
James dan Honey saling pandang. Wajah keduanya berseri-seri, bibir mereka terus melengkung indah menunjukkan kalau mereka saat ini sangat bahagia.
Pernikahan singkat itu telah usai. Ucapan selamat dan doa dari keluarga terus mengalir untuk pengantin baru itu.
Alpha memeluk putrinya dengan erat, "mommy akan sangat merindukanmu, Sayang. Jadilah istri yang patuh kepada suamimu," ucap Alpha, meski ia sebal pada James, namun tetap memberikan nasehat kepada putrinya ini.
"Iya, Mommya. Bila berkenan kenapa kalian tidak tinggal lebih lama di sini, sekalian liburan," bujuk Honey saat pelukan mereka terlepas.
Alpha menggeleng, "lain kali saja, daddy dan mommy harus segera kembali ke Barcelona karena adik-adikmu pasti menunggu kami."
"Salam untuk mereka, Mom. Aku merindukan mereka."
"Tentu, salammu sangat berarti untuk mereka. Aku kira adik-adikmu pasti juga sangat merindukanmu," jawab Alpha seraya mengusap lengan putrinya lembut. Kemudian ia beralih menatap James yang tengah berbicara dengan Kai.
Merasa diperhatikan, James menoleh pada Alpha. "Kau ingin memberikan petuah padaku, Nyonya?" tanya James, dengan nada bergurau.
Alpha memutar kedua matanya, "menantu kurang ajar! Dan iya tentu saja aku akan memberikan banyak petuah padamu agar menjadi suami yang baik untuk putriku!"
"Kau tenang saja, aku sudah tahu tugas dan kewajibanku, terima kasih sudah mengingatkan," jawab James, santai, seraya mengangkat segelas coxtail pada Alpha lalu meminumnya sampai tandas.
Alpha mengepalkan tinju, gregetan sekali melihat pria yang sudah menjadi menantunya itu.
Kai terkekeh melihat wajah istrinya merah karena marah. "Sudahlah, Darling, jangan marah-marah terus. Ayo, kita harus segera kembali ke Barcelona," ajak Kai seraya memeluk pinggang ramping istrinya.
"Rasanya aku ingin mencekik lehernya!" maki Alpha sambil memperagakan mencekik leher sebelum masuk ke mobil.
Kai balik badan melambaikan tangannya pada James dan Honey yang berdiri di depan rumah.
"Hati-Hati, Dad." Honey turut melambaikan tangan pada ayahnya yang sudah masuk ke mobil.
Mobil yang di kendarai Kai telah berlalu, semakin menjauh dari pandangan. Di depan rumah itu menyisakan James, Honey, Anna, serta Gail.
"Kalian tidak merayakan pernikahan kalian?" tanya Gail sambil menatap pengantin tersebut secara bergantian.
"Tentu kami akan merayakannya tapi dengan versi kami sendiri!" jawab James tersenyum penuh arti, sepertinya dia sudah merencanakan sesuatu.
"Versi kami?" Anna membeo. "Jangan bilang kalian akan malam pertama di hutan?" tebak Anna dengan kedua mata memicing pada ayahnya, lalu beralih pada Honey yang sudah resmi menjadi ibu tirinya.
"Dia juga tidak memberitahuku, katanya sih kejutan untukku," jawab Honey mengulum senyum saat melihat tatapan khawatir Anna.
"Aku hanya khawatir kalau Daddy melakukan hal ekstrem," ucap Anna dengan segala keresahan hatinya.
"Tenang saja, dia tidak mungkin melakukannya," sahut Honey meyakinkan anak sambungnya.