PROLOG
Dimalam yang sunyi aku menangis seorang diri, meratapi hidup kenapa harus seperti ini. Bukannya Aku tidak bersyukur ya Allah tapi kenapa ujianmu kali ini begitu berat.
Jika memang ujianmu kali ini untuk mengangkat derajatku dimata-Mu ataupun dimata manusia lainnya aku ikhlas. Walau sakit ini seperti sembilu.
Hai, Namaku Sarena Anastasya. Aku adalah istri dari seorang pengusaha kaya yang bernama Willy Atmadja anak dari papa Atmadja mertuaku. Awalnya hidup kami begitu bahagia, kami menjalani hidup seperti pasangan lainnya. Tapi, semenjak kedatangan seorang wanita bernama Eksa semuanya perlahan berubah.
Yah, dia adalah mantan kekasih suamiku dulu. Dia kembali karena ingin merebut suamiku, Lucu sekali memang dia yang meninggalkan suamiku dengan alasan yang tidak masuk akal.
Bagaimana tidak dia meninggalkan suamiku dulu dengan alasan tidak bahagia dan ingin mencari kebahagiaan lain. Sekarang, waktu suamiku sudah bahagia denganku dia datang ingin merebut semua bahagiaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reina Naura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
" Eemh begini Ben, Saya mau minta tolong untuk memata-matai suami saya. Kemanapun dia pergi, karena saya curiga dia ada main dengan wanita lain " Ucapku pada Beni
" Oh begitu, Boleh saja Bu, kirimkan saja foto suami Bu Sarena dan alamat kantornya nanti akan saya ikuti suami Ibu dari kantornya saja " Jawab Beni
" Oke nanti akan saya kirim foto suami saya dan alamatnya. Soal harga kamu bilang saja mau berapa " Ucapku lagi
" Nanti akan saya kirim lewat pesan soal harga yang saya minta Bu Sarena "
" Baik, kalau begitu. Terimakasih Ben " Ucapku seraya mematikan panggilan telfon.
Aku beranjak dari ranjang dan menuju kamar mandi. Gerah sekali rasanya memikirkan jika benar Mas Willy selingkuh dengan wanita lain. Dinginnya air yang mengalir semoga bisa menjernihkan kepalaku dari pikiran-pikiran buruk.
Setelah mandi, aku keluar kamar dan menuju keruang TV. Menyalakan TV dan mencari serial kartun yang aku sukai. Aku memang lebih suka menonton kartun daripada sinetron.
Aku memanggil Bibik untuk memotong buah dan membawakan cemilan untukku.
" Bik, Bibik " Panggilku pada Bik Inem
" Iya Bu, Ada apa? " Tanya Bik Inem
" Minta tolong kupaskan buah dan bawakan cemilan kesini ya Bik, Sekalian minumannya " Ucapku pada Bibik
" Baik Bu " Ucap Bik Inem seraya berlalu ke dapur.
Anggap saja ini adalah me timeku. Karena seperti inilah caraku melampiaskan keresahan di hatiku. Setiap orang memang memiliki cara yang berbeda untuk menghilangkan atau melampiaskan keresahan hati. Ada yang marah,menangis bahkan mengamuk, tapi itu tidak berlaku untukku. Aku lebih suka melampiaskannya dengan santai dan memakan banyak cemilan atau makanan apa saja.
Jika orang lain yang mempunyai beban pikiran akan terlihat kurus dan kuyu. Aku malah sebaliknya, Aku akan terlihat lebih berisi dan biasa saja. Aku memang akan menangis jika hatiku sudah tidak kuat lagi untuk menerima rasa sakit. Tapi, tidak berhari-berhari ataupun berlarut-larut. Hanya butuh beberapa menit untukku menangis. Dan setelah itu, Aku akan biasa saja.
Karena aku tidak suka di kasihani dan dianggap lemah. Aku percaya Allah itu ada dan senantiasa menolong hambanya yang sedang kesusahan. Jika nanti akhirnya ekspetasiku tidak sesuai dengan kenyataan takdir. Aku hanya bisa berpasrah pada yang Maha Kuasa. Aku yakin Allah tidak akan menguji hamba-Nya melampaui batas kemampuan hambanya.
" Assalamu'alaikum Kayla pulang " Teriaknya
" Wa'alaikumsalam " Ucapku sambil mengulurkan tangan
" Mamah sedang apa? " Tanya Kayla sambil mencium tanganku
" Sedang nonton TV sayang. Sana ganti baju dulu Nak, " Ucapku sambil mengelus surai hitam panjang milik Kayla
" Iya Mah, Kayla ganti baju dulu yah "
" Iya sana, Nanti Mamah tunggu di meja makan ya. Kita makan siang bersama "
" Oke Mah, " Ucap Kayla seraya berlalu menaiki tangga
Aku mematikan TV dan berjalan ke meja makan. Ternyata sudah tersaji makanan yang di siapkan oleh Bik Inem.
" Mah "
" Iya sayang, Ayok kita makan dulu "
Kayla hanya mengangguk dan menikmati makanan yang sudah aku ambilkan. Dia makan dengan lahap. Setelah makanan kami selesai, Aku dan Kayla berjalan ke ruang TV lagi.
" Jadi main kerumah Mentarinya Nak? " Tanyaku pada Kayla
" Jadi Mah, Ini Kayla mau berangkat. Kayla Main dulu ya Mah " Sambil mencium tanganku
" Ya sudah, Hati-hati yah sayang. Pulangnya jangan terlalu sore " Ucapku sambil memeluk Kayla.
entar di Syang Indra lho