Ponsel siapa ini " ucap Rani pada dirinya sendiri ketika mendapati sebuah ponsel hitam sedang tergeletak di sudut lemari milik suaminya .
Karena penasaran gadis berambut panjang itupun mengambil ponsel tersebut dari tempatnya dan bermaksud menanyakannya nanti kepada suaminya yang masih berada di dalam kamar mandi saat ini .
tlinggg
Ponsel hitam tersebut terlihat menyala ketika sebuah pesan masuk kedalam ponsel tersebut .
Deg!!
Jantung Rani pun seakan berhenti di tempat tatkala kedua mata indahnya tak sengaja melihat foto wallpaper yang sedang digunakan pada layar ponsel asing tersebut .
Detik itu juga kepercayaan yang selama ini terbenam kuat untuk sang suami tercinta langsung hilang seketika , tatkala wanita cantik itu melihat sebuah gambar yang menampilkan sosok suaminya dengan seorang wanita cantik berjilbab dengan gaya yang sangat mesra .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon INNA PUTU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Jadi dia ingin bertemu denganku " ucap Reno sambil tersenyum smirk di atas kursi kebesarannya
Hal ini lah yang pria itu inginkan , perlahan namun pasti. Reno akan membuat Bara perlahan merasakan kehancuran seperti ia yang telah menghancurkan perasaan yang Rani miliki
Aneh memang
Mereka berdua tak saling memiliki sebuah keterikatan apapun , namun Reno merasa tak terima apabila wanita bernama Rani itu disakiti oleh siapapun. Dan itu termasuk Bara
Dengan kekuasaan besar yang ia miliki , Reno bisa saja langsung menghancurkan Bara bagai sebuah butiran debu saat ini
Tapi tidak
Itu terlalu ringan bagi Bara
Hal itu tidak akan Reno lakukan
Ia ingin menyiksa pria brengsek itu dengan cara perlahan , seperti ia menyakiti Rani selama ini
" Jadwalkan pertemuanku hari ini dengannya "
" Baik tuan...."
" Mari kita tunjukkan bagaimana rasanya di khianati Bara " gumam Reno sembari berdiri menatap luar jendela besar yang ada di ruangannya
*****
" Di ruangan VVIP mana ia berada Gerald ? " tanya Bara kepada asisten yang saat ini berjalan di belakangnya
" VVIP no 10 " jawab Gerald yang membuat Bara mengangguk mengerti mendengarnya
" Tuan Bara atmaja " tanya seorang pria berjas hitam yang terlihat berdiri di ambang pintu masuk tempat janjian mereka mengadakan pertemuan
" Ya saya sendiri "
" Silahkan masuk , tuan Sainq sudah menunggu anda di dalam " ucapnya yang membuat Bara langsung melangkah hendak masuk ke dalam sana begitu pula diikuti dengan Gerald di belakangnya
" Tunggu...." ucap pria itu menghentikan langkah Bara dan juga Gerald di depan pintu masuk
" Hanya tuan Bara yang dipersilahkan masuk oleh tuan Sainq " ucapnya yang membuat Bara dan juga Gerald jadi saling melirik satu sama lain
Bara terlihat mengangguk ke arah Geral , yang membuat pria muda itu juga jadi mengangguk mengerti guna membalas isyarat dari Bara
*******
Di dalam ruangan
" Maaf tuan Sainq , saya agak terlambat da.......tang " ucapan Bara tampak menggantung tatkala melihat sosok pria yang sangat familiar di ingatannya yang saat ini sedang duduk santai di hadapannya
Pria yang pernah menatap Rani - istrinya dengan tatapan penuh damba
" Tidap apa - apa tuan Bara , saya tipe pria yang sabar menunggu " jawab Reno dengan seringaian di wajahnya
Bara tampak mendengus kesal , dia benar - benar tak percaya bahwa pria yang pernah menatap istrinya penuh damba merupakan seorang penguasa di negara ini
" Apa tujuanmu sebenarnya ? " tanya Bara tak ingin lebih lama berbasa - basi dengan pria yang tak disukainya tersebut
Bukannya marah dengan sikap ketus yang Bara keluarkan kepadanya , Reno malah terlihat terkekeh kecil di tempat duduknya. Sehingga membuat Bara jadi menatap tajam ke arah pria itu
" Kenapa kau tertawa , apa ada yang lucu ? " ketus Bara tak terima dianggap remeh
Padahal tak ada yang meremehkan dirinya , benar - benar pria yang sensitif
" Tentu saja ada..dan jawabannya adalah kau..kau begitu lucu, aku tidak menyangka bahwa tuan Bara wijaya sang pembisnis muda kaya raya memiliki bakat untuk melawak di depan partner bisnisnya " jawab Reno dengan santainya , yang membuat Bara jadi terasa membara di dalam sana
" Apa yang kau maksud bajingan!! jangan coba - coba merendahkanku " bentak Bara terbawa emosi yang membuat Reno jadi semakin tersenyum sinis di depan sana
" Wow..santai tuan , aku tak ada maksud untuk merendahkanmu. Bukankah kau yang meminta bertemu denganku , tapi kenapa malah kau sendiri yang balik bertanya. Bukankah itu merupakan hal lucu untuk di dengar " jawab Reno yang membuat Bara jadi mati kutu di depan sana
" Sial !! Karena terbawa emosi aku jadi masuk kedalam permainannya. Kenapa juga pria sialan ini jadi penginvestasi dana terbesar di perusahaan " gerutu Bara dalam hati
Pria itu tampak melonggarkan sedikit ikatan dasinya
Udara yang awalnya dingin , tiba - tiba saja terasa panas di sekitar Bara
Padahal pendingin suhu ruangan sudah tampak berada di pengaturan maksimal , tapi pria itu masih saja tetap merasa kegerahan di dalam sana. Apalagi melihat wajah Reno yang saat ini sedang duduk santai di depannya . Semakin membuat Bara jadi seperti terbakar api membara di sekujur tubuh miliknya
" Jika kau tak suka berbasa basi , maka mari kita selesaikan dengan segera . Sebenarnya ada urusan apa kau memintaku bertemu disini ? " ucap Reno dengan tatapan wajah serius
Benar - benar terlihat berbeda dari sebelumnya
Aura dingin yang dikeluarkan oleh pria itu saat ini begitu sangat menekan dan juga menusuk , sehingga membuat Bara yang duduk di depannya jadi meneguk ludah berat dan berubah jadi gugup seketika
Sebelum menjawab ucapan dari Reno , Bara tampak menghela nafas dengan panjang guna mengatur hatinya saat ini
Bagaimanapun ia tak boleh kalah dan terlihat tak berdaya di hadapan Reno , karena Bara menganggap pria itu sebagai saingan terkuatnya untuk mendapatkan sosok Rani kembali
" Ini masalah penarikan saham. Kenapa kau tiba - tiba menariknya ? " tanya Bara to the point
Ia tak ingin berlama - lama tinggal satu tempat dengan Reno , karena dengan melihat wajahnya saja sudah membuat kepala Bara yang sudah panas jadi semakin lebih membara
Benar tebakan Reno , pasti pria itu ingin bertemu dengannya karena masalah ini. Sehingga membuat Reno jadi terkekeh seketika
Sikap Reno tersebut tentu saja membuat Bara jadi kesal kembali
Namun kali ini harus ia tahan , karena tak ingin merusak keprofesionalan yang ia miliki dalam bekerja
Entah Keprofesionalan apa yang pria gila itu maksudkan ? karena diawal ketika Bara melihat wajah Reno , pria itu sudah tampak menggebu dengan emosi tak terkontrol
" Aku menarik saham itu karena aku malas bekerja sama dengan pria pengkhianat sepertimu " jawab Reno yang membuat Bara langsung meradang di buatnya
" Aku tidak menyangka bahwa seorang tuan Sainq yang terkenal suka mencampurkan hal pribadi dengan urusan pekerjaan. Bukankah hal itu namanya tak profesionalisme bagi tuan muda yang terkenal sebagai raja bisnis di negara ini " sindir Bara yang membuat Reno jadi menyunggingkan senyuman kembali
" Aku hanya jaga - jaga saja tuan Bara . Aku tidak mau terkhianati dengan sesama pengusaha. Istri setia yang bertahun - tahun saja bisa kau khianati semudah itu. Apalagi aku yang hanya orang luar . Aku harap anda mengerti maksud saya tuan Bara " jelas Reno yang membuat Bara jadi tak bisa berkata - kata di tempatnya
Reno tampak bangkit dari atas kursinya " Kalau tak ada yang mau dibicarakan lagi saya undur diri dulu tuan Bara . Waktu saya begitu sangatlah berharga hanya untuk menemani pria tak setia seperti anda dalam berbicara " ucapnya yang langsung beranjak pergi tanpa mau menunggu balasan dari Bara yang saat ini tengah mematung di atas tempat duduk
" Jangan kau berusaha mendekati Rani. Karena Rani hanyalah milikku " ucap Bara tiba - tiba yang membuat langkah Reno jadi terhenti seketika
mang buah jatoh nya ga jauh dr pohonnya