Area Dewasa, 21+
Loli tidak menyangka bahwa nasip buruk akan menimpa nya. Ia harus hancur di tangan calon kakak iparnya sendiri.
Menjelang pernikahannya, teman-teman Marcell mengadakan Bachelor Party untuknya. Namun Marcell tidak menyangka bahwa malam itu adalah awal dari segala kerumitan dalam hidupnya. Akibat obat perangsang yang teman-temannya berikan membuat Marcell melakukan hal yang paling bejat. Merenggut kesucian Loli sang calon adik ipar.
Tatapan penuh luka dari gadis yang meringkuk memegang erat selimutnya terus menghantui Marcell. Ia harus memilih dua hal tersulit dalam hidupnya. Melanjutkan pernikahan dan lari dari tanggung jawab atau melepaskan gadis yang dicintainya untuk sebuah pertanggung jawaban.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noah Arrayan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Puluh Lima
"Selamat pagi" Loli disambut oleh senyum manis Marcell saat pertama kali ia membuka matanya. Pria itu menatap wajah istrinya dengan posisi menelungkup dan bertopang pada kedua tangan. Entah sudah berapa lama pria itu memandangi wajah Loli selagi gadis itu tertidur. Melihatnya yang tampak segar juga aroma wangi menguar dari tubuhnya menunjukkan bahwa Marcell sudah selesai membersihkan tubuhnya.
"Gimana tidurnya? nyenyak?" Loli mengagguk, pria itu mengusap rambut Loli, membuat gadis itu memejamkan mata menikmati sentuhan suaminya. Jujur malam ini ia bisa tidur dengan begitu nyaman.
Loli merasakan kecupan di kening nya cukup lama menimbulkan getaran yang merambat ke hatinya.
Namun uasana syahdu pagi itu harus terganggu dengan rasa mual yang menyerang Loli tiba-tiba.
"Kak, aku mual" Ucap Loli, berusaha menahan gejolak di perutnya. Ia mencoba bangkit, dengan sigap Marcell membantu Loli untuk bangun dari posisinya dan menuntun Loli menuju kamar mandi.
Setibanya di sana Loli tak lagi bisa menahan, ia segera memuntahkan isi perutnya. Marcell dengan begitu cekatan memijit tengkuk Loli, ia begitu iba melihat istrinya harus mengalami kesulitan akibat mengandung anak mereka.
"Lemes banget ya?" Dari sendunya tatapan Loli serta wajahnya yang pucat Marcell dapat mengetahui kondisi gadis itu sekarang. Karena itu tanpa diminta pria itu menggendong tubuh Loli keluar dari kamar mandi mereka. Rasa lemas yang ia rasakan membuat Loli pasrah. Ia bahkan menyesapkan wajahnya pada dada bidang Marcell.
Marcell dengan begitu hati-hati merebahkan Loli di ranjang. Lalu dengan sigap memijit lembut kaki dan tangan istrinya. "Adek lapar nggak? Mau makan apa?" tanya Marcell.
"Bakso" Ucap Loli setelah berfikir cukup lama.
"Pagi-pagi makan bakso emang nggak apa-apa?" Marcell merasa heran dengan permintaan Loli.
"Nggak tau, tapi cuma itu yang aku pengen sekarang" Yah selama ini Loli selalu menggeleng saat ditanya mau makan apa. Ini pertama kalinya gadis itu menyebutkan apa yang ia mau.
"Ya udah kakak pesenin dulu ya?" Marcell akan beranjak dari posisinya, namun tangan Loli mencegahnya.
"Maunya makan di tempat nggak mau pesan. Mau bakso yang ada di kantin sekolah aku" Ucap Loli. Marcell kembali terpaku dengan permintaan istri kecilnya itu. Ia melirik jam tangan nya, jarumnya masih bertengger di angka 6 lewat 30 menit.
"Jam segini emang nya uda buka?" karena biasanya warung bakso buka pada siang hari.
"Nggak tau" jawab Loli cuek.
"Kak abis ini kita langsung pulang kan?" Loli kembali bertanya
"Sebenarnya kakak uda booking sampe 3 hari ke depan" Karena Marcell mengira bisa menghabiskan waktu di atas ranjang bersama Loli.
"Tapi kalo adek uda nggak betah di sini sore nanti kita pulang. Mau ke rumah mama atau mau langsung ke rumah kita?" Lanjut Marcell.
Mendengar Marcell menyebut 'rumah kita' hati Loli menghangat. Ia tak bisa menahan senyum harunya.
"Rumah kita?" Tanya Loli.
"Iya rumah kita sayang, sesuai janji kakak sebelum kita menikah. Kakak udah siapin rumah untuk kita tinggali bersama anak-anak kita nanti" wajah Loli merona lagi seketika saat Marcell menyebut 'anak-anak'. Tapi ada rasa sedih yang ikut menyelinap mengingat ia belum bisa menjadi istri yang seutuhnya bagi pria itu.
"Makasih kak, maaf belum bisa jadi istri yang baik untuk kakak" ucap Loli sendu.
"Hei ngomong apa, adek baru kemaren jadi istri kakak. Terlalu dini untuk mengatakan itu" Marcell mencium Loli dengan gemas.
"Jadi mau langsung ke rumah kita?" tanya Marcell lagi.
"Barang-barang aku gimana?"
"Uda kakak minta pindahin semua kok sayang"
"Iya langsung ke rumah ki-kita" ucap Loli dengan rona merah di wajahnya.
🍁🍁🍁
Marcell memandangi Loli yang tengah memakan bakso dengan begitu lahap. Setibanya di kantin sekolah Loli penjual bakso baru saja mulai memasak, beruntung Loli mau bersabar menunggu.
"Enak dek?" Marcell merasa kenyang hanya dengan melihat Loli menikmati makanan nya. Loli mengangguk karena mulutnya masih penuh.
"Pelan-pelan sayang" Bisik Marcell saat melihat Loli seperti tergesa menyuapkan makanan ke mulutnya.
"Aku takut adik kelas pada istirahat kak. Aku gak enak ketemu mereka" ucap Loli.
"Kenapa nggak enak? malu? adek terkenal banget ya? atau banyak yang naksir?" tanya Marcell tatapan nya sedikit berubah pada kalimat terakhir.
"Nggak ada" Loli mulai menangkap sinyal bahaya pada ekspresi suaminya.
"Adek sering ya makan di sini?" Loli lega Marcell mengalihkan pembicaraan.
"Sering, hampir tiap hari makan nya di sini" jawab gadis itu.
"Biasanya makan sama siapa?"
"Sama Sania, sama teman-teman yang lain juga" Loli menyuapkan pentol bakso terakhir ke dalam mulutnya.
"Sama Jin pernah?"
"Pernah, kak Zayn sering traktir aku saat dia belum tamat, bahkan kak Zayn menyatakan cinta nya juga di si..." Loli menghentikan kalimatnya saat menyadari wajah Marcell berubah masam. Loli mengutuki dirinya yang terlalu jujur bercerita pada Marcell. Entah mengapa bisa lupa bahwa Marcell tak suka dengan kakak kelasnya itu.
"Kak aku u-udah selesai" ucap Loli dengan salah tingkah.
"Dek pastiin ini terakhir kalinya adek minta makan bakso di sini ya. Kalo pengen bakso kita cari di tempat lain" ucap pria itu. Wajahnya terlihat kusut.
"I-iya" Loli tersenyum salah tingkah.
"Adek jujur ya, adek minta makan bakso di sini karena emang pengen makan baksonya atau karena kangen Jin dan pengen mengenang sejarah saat makan bakso sama dia?" Loli terbelalak mendengar pertanyaan Marcell yang menurut Loli begitu kekanak-kanakan.
"Kakak tau kan aku lagi susah makan sekarang, apa iya aku bisa selahap itu makan baksonya kalo cuma karena pengen ngenang kak Zayn?" Melihat kesedihan di wajah Loli membuat Marcell didera rasa bersalah, namun panas di dadanya juga belum sepenuhnya sirna.
"Lagian aku sama kak Zayn nggak pernah ada hubungan apa-apa kayak pacaran kak" Lanjut Loli
"Tapi kalian punya komitmen sayang, itu lebih dari sekedar pacaran" Dan itu berhasil menyulut kecemburuan pada diri Marcell.
"Komitmen anak SMA juga belum bisa terlalu dianggap serius kak"
"Tapi buktinya Zayn serius dek. Bahkan dia masih berniat untuk merebut kamu"
"Yang penting sekarang aku uda jadi istri kakak" Marcel menatap Loli yang tampak kesal. Dia segera berpindah ke kursi di samping Loli dan meraih tangan gadis itu.
"Maafin kakak sayang? kakak kayak anak kecil banget ya? maaf ya kakak nggak sengaja?" Marcell menyesali dirinya yang tak bisa menahan rasa cemburunya. Ia heran kenapa kecemburuan nya begitu menggebu.
Marcell mulai bertanya-tanya, apa perasaan nya pada Loli sudah sedalam itu hingga ia tak bisa berfikir jernih jika sudah menyangkut Zayn pria yang pernah dekat dengan istrinya.
🍁🍁🍁