Ciara Tamara, hanya memiliki sahabat yang dirinya punya. bukan tanpa alasan ia berpikir seperti itu Cia cukup berhutang budi terhadap orang tua sahabat nya Daliya Karimatun Nisa.
apapun akan Ciara lakukan demi kebahagiaan sahabatnya sekali pun ia harus berpindah agama, menaruh dirinya sebagai istri kedua untuk sahabat Suaminya Keenan Algazi Ustman.
Demi permintaan Daliya yang mengalami sakit kanker otak selama bertahun-tahun Cia harus rela mengorbankan kebahagiaan untuk diberikan kepada Gus Azi yang terpaksa menikahinya demi permintaan terakhir Daliya sebelum wanita itu pergi untuk selamanya.
Daliya ingin memberikan keluarga yang utuh untuk suaminya, cuman Ciara saja lah yang bisa memenuhi keinginannya walaupun dirinya terkesan egois Cia rela melakukan nya dengan ikhlas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMS-34
Setelah hari itu, Gus Azi tidak kelihatan lagi batang hidungnya. Cia beranggapan mungkin Daliya sudah kembali pulih, Cia juga tidak ada niatan untuk mencari tahu, ia masa bodoh!
Cia hari ini teramat senang bisa keluar dari rumah sakit, Cia sudah berpikir dari jauh hari bagaimana kalau dirinya pergi saja? ya hitung-hitung agar dirinya tidak disalah lagi nantinya.
Jika kalian menganggap Cia seperti anak kecil, mungkin kalian tidak pernah berada diposisi yang Cia rasakan. bagaimana rasa nya diabaikan, tidak dipedulikan, tidak di inginkan kehadiran nya hanya dianggap sebagai alat penghasil anak.
Cia ingin Gus Azi sadar, bagaimana rasanya ditinggalkan, bagaimana rasanya kehilangan seseorang ya walaupun pastinya Gus Azi tidak akan merasakan hal itu karena yang di inginkan nya hanya Daliya saja.
Tapi Cia, hanya ingin menguji perasaan Gus Azi. jika memang dia tidak mencari Cia selama dirinya menghilang Cia sudah mempertimbangkan pilihan yang tepat nantinya untuk masa depan nya kelak seperti apa.
Seharusnya jadwal Cia keluar rumah sakit Besok Pagi, tapi wanita itu meminta Dokter Darma untuk melepaskan infusan nya di sore harinya.
Karena dirasa kondisi Cia memang sudah sangat membaik, sangat sehat. Dokter Darma tidak bisa mencegat Cia terlalu lama.
Saat ini, Cia menyiapkan semua peralatan nya kedalam tas. untung nya tubuhnya tidak selemah saat masa awal kehamilan nya. Cia bisa lebih beraktivitas bebas untuk sekarang.
Cia melirik jam menunjukan pukul 17.00 sore, kurang dari satu jam lagi Bibi Narsih akan datang menjaga nya sampai pagi tiba. diruangan Cia, wanita itu seorang diri tidak ada yang menjaga nya Mama Arinda dan Papa Adam masih berada di ruang ICU sejak kemarin malam dan Bibi Narsih pamit pulang sejak 2 Jam yang Lalu akan kembali pukul 18.00.
Kesempatan emas bagi Cia, untuk pergi sekarang juga. wanita itu memakai topi dan kaca mata hitam serta memakai dress agar dirinya tidak dikenali. setelah berhasil keluar dari sana Cia memesan taksi.
" Antar ke alamat ini bisa Pak? "tanya Cia memperlihat secarik kertas berisikan alamat seseorang.
" Bisa Neng, tapi dari sini kesana butuh waktu 4 jam gak masalah Neng? soalnya jalan alternatifnya lagi perbaikan jadi lewat jalan utama aja. " jelas Pak Sopir.
" Gak masalah Pak, tapi bisa kan? " tanya Cia lagi.
" Bisa Neng, Neng nya gak apa-apa kan? soalnya lagi hamil takutnya kecapekan. " ucap Pak sopir melihat perut Cia yang membuncit.
" Gak masalah Pak, saya sanggup kok. " jawab Cia.
" Oke Neng, kita jalan sekarang. " ucap Pak Sopir menjalankan mobilnya meninggalkan halaman rumah sakit.
Cia menatap bangunan rumah sakit, yang semakin menjauh dari pandangan nya.
" Bye semuanya, maaf kalau membuat kalian marah. " batin Cia.
Sedangkan didalam rumah sakit, terutama diruangan Cia semua tampak heboh mendengar hilang nya Cia dari Bibi Narsih.
" Apa kau bisa menghubungi nomor ponselnya? " tanya Mama Arinda pada Bibi Narsih.
" Gak bisa Nya, nomor Non gak aktif. " ucap Bibi Narsih.
" Papa akan cari disekitaran rumah sakit, semoga saja Cia masih disini. " ucap Papa Adam.
" Aku akan mencari nya diluar. " ucap Gus Azi bergegas pergi diikuti Hamdan dibelakang nya.
" Apa yang kau lakukan pada Cia. " ucap Hamdan saat mereka sudah berada di luar rumah sakit.
" Apa maksudmu? " tanya Gus Azi tidak senang.
" Apa yang kau katakan pada Mbak Cia, sampai wanita itu pergi. " ucap Hamdan.
" Tidak ada, aku tidak mengatakan apapun yang menyakitinya. dia nya saja yang terlalu berlebihan. " ucap Gus Azi melanjutkan langkahnya.
" Kau pikir aku percaya sama ucapan lo! " ucap Hamdan mendelik kesal.
" Kalau tidak percaya! tidak usah tanya bangke!!! " umpat Gus Azi.
" Kalau aku menemukan Mbak Cia duluan, ku pastikan dia akan nikah sama aku! " pekik Hamdan.
" SIALAN! GAK AKAN KUBIARKAN ITU TERJADI! DASAR PEMBINOR!!! " balas Gus Azi memberikan jari tengah.
" KITA BUAT TARUHAN! SIAPA CEPAT DIA YANG NIKAHI! " tunjuk Hamdan.
" GUE UDAH NIKAH YA BAHLUL! JADI GAK PERLU NIKAH ULANG!!! " balas Gus Azi tunjuk menunjuk.
" GUE BELUM NIKAH SAMA MBAK CIA! WAJAR DONG BILANG NYA GITU! " sewot Hamdan.
" GAK AKAN GUE BIARKAN LO NIKAH SAMA BINI GUE!!!! " teriak Gus Azi.
BRAK...
Dibantingnya pintu mobil miliknya meninggalkan Hamdan disana yang berdecak kesal. Gus Azi menuju rumah utama mereka dan rumah milik Cia.
" Mbok!!! " panggil Gus Azi sembari menyusuri area rumah.
" Ada apa pak? " tanya Mbok Ningsih.
" Cia ada pulang kesini? " tanya Gus Azi.
" Gak ada Pak, ada apa ya Pak? " tanya Mbok Ningsih.
" Cia pergi Mbok, kalau misalkan Mbok lihat Cia dijalan atau dimana gitu langsung kasih tau saya aja. " ucap Gus Azi.
" Astaga Pak! siap Pak, saya akan langsung kasih tahu nantinya. " ucap Mbok Ningsih.
" Saya pergi dulu. " ucap Gus Azi menuju rumah milik Cia.
BRMM...
BRMM...
" Ada apa Pak Gazi, senja seperti ini. " tanya Pak satpam rumah milik Cia.
" Cia ada pulang kesini Pak? " tanya Gus Azi.
" Oh, gak ada Pak. emangnya Non Cia kemana? "tanya Pak Satpam.
" Saya juga gak tahu Pak, Cia pergi gitu aja. " ucap Gus Azi.
" Astaga!!! saya bantu cari pak sekitaran seni nantinya. " ucap Pak Satpam.
" Iya makasih Pak, tapi Bapak tahu tempat yang biasa Cia datangi setiap harinya. " tanya Gus Azi.
" Setahu saya, Non Cia cuman sering pergi ke butik sama ke panti tempat tinggal lamanya saja Pak. " ucap Pak Satpam.
" Kalau boleh tahu dimana Panti Asuhan nya Pak. " tanya Gus Azi.
" Kalau tidak salah, dari sini ke kota J kurang lebih 4 jam-an Pak. " ucap ucap Pak Satpam mencoba mengingat lagi.
" Bapak tahu alamat lengkapnya. " tanya Gus Azi.
" Ya, biar saya catatkan. " ucap Pak Satpam memberikan secarik kertas.
" Makasih Pak. "ucap Gus Azi segera pergi dari sana.
Tanpa membuang waktu lagi, Gus Azi menancapkan gasnya menuju alamat yang diberikan satpam rumah Cia, Gus Azi sempat menghubungi keluarganya mengatakan akan pergi ke alamat yang dituju kemungkinan besar Cia berada disana.
Disamping itu, Papa Adam, Mama Arinda serta orang-orang sekitar mereka turut mencari keberadaan Cia. begitu juga dengan Hamdan lelaki itu mencari setiap alamat yang dituju Cia yang pernah lelaki itu ketahui.
Namun, nihil tidak ada tanda-tanda dimana Cia pernah menjejakkan kakinya ke tempat mereka datangi seperti tempat Gus Azi datangi ditengah malam.
PANTI ASUHAN MUARA KRISTIANI
TOK...
TOK..
TOK...
"Permisi selama malam. " teriak Gus Azi sembari mengetuk-ngetuk pintu yang sudah tertutup rapat dengan lampu-lampu yang sudah mati.
Sepertinya pemilik panti dan semua orang sudah tertidur, Gus Azi baru sampai kemari tepat pukul 22.30. Dari dalam Gus Azi mendengar suara seruan seseorang membuat langkah Gus Azi yang berniat ingin pergi di urungkan nya.
KLEK...
" Ada yang bisa saya bantu? anda siapa ya? "tanya seorang perempuan paruh baya yang hanya membuka setengah pintunya.
" Maaf menggangu malam-malam, saya Gazi suaminya Ciara Tamara. apa Cia ada disini? " tanya Gus Azi tanpa basa-basi.
" Ciara? sejak kapan dia menikah? " ucapan wanita paruh baya itu membuat Gus Azi yakin Cia tidak pernah datang kesini.
" Maaf, apa Cia tidak pernah datang kesini? "tanya Gus Azi mengoreksi ucapan nya.
" Ya, terakhir dia kemari 4 Bulan yang lalu. " jawab perempuan paruh baya itu.
bahagia selalu buat gua Azi, mba CIA dan keluarga 🤲🤲🤲🥰
udh qu kasih kopi nih,,,/Rose/
makin penasaran kan aku sama ceritanya,,,