NovelToon NovelToon
Dimana Kasih?

Dimana Kasih?

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Anak Yatim Piatu / Kaya Raya / Keluarga / Karir / Cinta Murni
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

David adalah seorang anak panti asuhan. Ia jatuh hati dengan Kasih yang merupakan putri dari keluarga pemilik rumah panti asuhan tempatnya dibesarkan.

Keluarga Kasih melarang keras hubungan asmara Kasih dengan David.

Setelah melewati manisnya kemesraan dan pahitnya perjuangan. David dan Kasih menjadi pemenang. Selamanya cinta sejati mereka tidak pernah terpisahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjemput Yang Terkasih

Ingatan itu samar-samar. Nada kecil sedang bermain di atas kasur. Di sampingnya ada ibu dan kekasih gelapnya yang tengah bersanggama tanpa sehelai benang pun.

Nada kecil menoleh ke arah pintu. Pintu kamarnya yang tidak dikunci terbuka. Orang yang membuka pintu itu adalah ayahnya.

Itu adalah terakhir kalinya Nada melihat sosok ayah. Nada kecil yang masih belum bisa berjalan merangkak mengejar ayahnya yang pergi begitu saja setelah melihat kejadian di atas tempat tidur kamarnya.

Nada kecil sampai terjatuh dari atas tempat tidur. Ia pun menangis.

*

Hari itu Nada sengaja bolos kuliah.

Ia tidak sabar untuk bertemu dengan ayah kandungnya. Hatinya benar-benar berkecamuk. Ada rasa rindu, ada amarah, ada kasih sayang, dan ada kesedihan.

Walau begitu tidak ada yang akan merubah sikapnya.

Nada tetaplah seorang anak perempuan yang akan selalu mencintai ayah kandungnya. Seperti apa pun nanti kondisi sang ayah.

Pagi-pagi Nada berangkat ke kota besar.

Naik kendaraan umum ia langsung menuju ke rumah sakit tempat dimana terakhir kali ayahnya meninggalkan jejak.

Tiba di rumah sakit itu Nada harus menunggu untuk dilayani. Antriannya begitu panjang.

Pagi sudah berubah jadi siang.

Baru setelah itu nama Nada Indah dipanggil sesuai nomor urutan.

Nada pergi ke bagian informasi. Ia menanyakan riwayat pasien yang bernama Rahman.

Awalnya petugas yang melayaninya tidak terlalu peduli dan bersikap seperti ogah-ogahan untuk mencari data lima tahun silam.

Tapi setelah Nada menceritakan kisahnya. Petugas yang berada di hadapannya itu turut berempati.

Bukan maksud Nada untuk menyuguhkan air mata. Tapi setiap teringat apa pun perihal ayahnya Nada jadi gampang menangis.

Nada meninggalkan rumah sakit itu dengan membawa alamat baru.

Informasi yang didapatnya mengatakan lima tahun yang lalu pasien bernama Rahman itu telah dipindahkan ke panti jompo.

Selama ini ayah Nada dirawat di sana karena usianya yang sudah tua dan tidak memiliki siapa-siapa di kota ini.

Hanya dengan berjalan kaki Nada sampai di panti jompo. Sebuah fasilitas perawatan jangka panjang bagi lansia.

Panti jompo dikhususkan untuk orang-orang yang tidak perlu berada di rumah sakit, tapi tidak juga bisa dirawat di rumah. Panti jompo di kota ini seluruh biayanya ditanggung oleh pemerintah pengurus wilayah.

“Aku mencari pasien bernama Rahman”, kata Nada kepada petugas panti.

Nada juga memberitahukan data lainnya seperti alamat dan tempat tanggal lahir. Dan satu-satunya foto Rahman yang ia punya.

“Maaf kan aku cantik. Tapi kamu salah tempat”,

“Di sini panti asuhan untuk anak-anak”,

“Panti jompo untuk orang tua berada di bangunan sebelah”, ucap petugas panti.

Terlalu bersemangat dan bergejolak Nada sampai keliru masuk panti.

Yang baru saja ia datangi adalah sebuah panti asuhan untuk anak yatim piatu dan anak terlantar.

Panti jompo berada di sebelahnya.

*

“Aku mencari pasien bernama Rahman”, kata Nada kepada petugas panti.

Nada juga memberitahukan data lainnya seperti alamat dan tempat tanggal lahir. Dan satu-satunya foto Rahman yang ia punya.

“Wow, ini sudah lama sekali”,

“Setelah lima tahun ia dirawat di sini, akhirnya ada yang datang menjenguknya”, komentar petugas panti.

“Kamu putrinya?”, tanya petugas panti jompo.

“Benar. Aku anak kandungnya”, jawab Nada.

“Apa kamu datang dari pulau seberang?”, tanya petugas panti.

“Tidak. Aku berangkat dari kota kecil. Aku kuliah di sana sekarang”, jawab Nada.

“Biar aku tebak. Pasti kamu mengambil jurusan musik”, kata petugas itu.

“Tentu saja”, kata Nada yang hari itu juga membawa gitarnya.

Nada diizinkan masuk untuk mengunjungi pasien Rahman. Dengan didampingi salah seorang petugas panti jompo di sana.

Sebelum bertemu dengan ayah kandungnya Nada sudah diberitahu jika pasien bernama Rahman itu telah mengidap demensia atau gangguan ingatan.

Si tua Rahman sedang duduk seorang diri di bangku depan kamarnya. Nada bersama petugas datang menghampirinya.

“Pak Rahman, ada yang ingin bertemu”, kata petugas panti jompo.

Pasien Rahman hanya diam saja. Menoleh pun juga tidak.

Nada tertegun.

Setelah sekian lama akhirnya ia bisa kembali melihat wajah ayahnya.

Sama seperti di foto yang ia bawa. Sekarang bedanya wajah ayah tampak lebih tua. Kulitnya sudah keriput dan rambutnya sudah putih semua.

Nada bersalaman dengan sang ayah. Ia mencium tangannya.

“Ini Nada ayah. Anak ayah. Nada ini anak kandung ayah”, ucap Nada yang sudah tidak bisa lagi membendung air matanya.

Bahkan petugas panti jompo yang mengantarnya pun ikutan mewek.

Nada memeluk dan mencium sang ayah.

Tapi respon si tua Rahman biasa saja.

Diam tidak mengeluarkan satu patah kata pun. Malahan ia terlihat seperti orang bingung.

Nada mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

Sebuah majalah. Majalah music dengan judul “Dewa Gitar”. Ia memberikan majalah itu kepada ayahnya. Rahman pun menerimanya dan mau melihatnya.

Si tua Rahman membuka lembar demi lembar majalah yang berada di tangannya.

Ia kemudian berkata dengan suara yang pelan.

“David”,

“Kemana saja kamu David?”,

“Sejak pagi itu kamu tidak kembali aku terus mencari mu kemana-mana”, ucap si tua Rahman lirih.

Nada kemudian mengeluarkan gitar tua yang ia bawa dari sarungnya.

Sebuah gitar tua yang mempunyai nama di bagian badannya, NADA INDAH.

Nada memberikan gitar itu kepada ayahnya. Sang ayah menerima gitar itu. Ia dengan serius memperhatikan gitar itu.

Untuk pertama kalinya Rahman melihat ke arah Nada.

Wajahnya berseri. Tatapan matanya berbinar. Serta senyum penuh kebahagiaan.

1
Morna Simanungkalit
Thor ceritanya amat sedih ,kok keduanya mati mengenaskan maunya anak yang dikandung Kasih harus lahir dulu tapi itulah cerita makasilah thor tetap semangat .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!