"Kak Zavin kenapa menciumku?"
"Kamu lupa, kalau kamu bukan adik kandungku, Viola."
Zavin dan Viola dipertemukan dalam kasus penculikan saat Zavin berusia 9 tahun dan Viola berusia 5 tahun. Hingga akhirnya Viola menjadi adik angkat Zavin.
Setelah 15 tahun berlalu, tak disangka Zavin jatuh cinta pada Viola. Dia sangat posesif dan berusaha menjauhkan Viola dari pacar toxic-nya. Namun, hubungan keduanya semakin renggang setelah Viola menemukan ayah kandungnya.
Apakah akhirnya Zavin bisa mendapatkan cinta Viola dan mengubah status mereka dari kakak-adik menjadi suami-istri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Zavin masih berdiri di depan gerbang rumah Victor, menatap kosong ke arah pintu yang tertutup rapat. "Ini semua salahku. Ngapain aku tadi langsung cium gitu saja," bisiknya pelan, penuh penyesalan. Sudah berkali-kali ia mencoba menghubungi Viola, tetapi panggilannya tak kunjung tersambung. Ia semakin cemas. "Apa nomorku diblokir?" pikirnya.
Beberapa saat kemudian, Ryan menghampirinya dan berdiri di samping Zavin. "Kak Zavin pulang saja. Percuma Kak Zavin menunggu Viola. Kak Zavin tahu sendiri kan kalau Viola sudah marah, dia gak mudah memaafkan."
Zavin hanya terdiam. Ia tahu, Viola memang seperti itu. Hati Viola ibarat kaca yang mudah pecah dan sulit untuk disatukan kembali jika terluka. Dan kali ini, ia benar-benar telah menyakitinya.
"Tunggu sampai Viola tenang dulu, baru Kakak minta maaf," saran Ryan lagi, mencoba menenangkan situasi. Tapi Zavin hanya menggeleng pelan.
"Tapi kalau dia gak memaafkanku gimana? Aku gak tahu harus gimana lagi," ujarnya dengan putus asa.
Ryan menarik napas panjang dan memandang Zavin. "Selama ini, aku gak pernah lihat Viola menangis seperti itu. Lagian, Kak Zavin kenapa harus mencium wanita lain? Viola jelas akan sangat marah. Dia sudah terlalu sering dikhianati dan dibohongi."
Zavin menundukkan kepalanya. Ia merasa sangat bersalah. "Aku mengira dia adalah Viola karena saudara sepupuku bilang Viola mau kasih kejutan. Aku yang bodoh," ucapnya dengan penuh penyesalan dan rasa bersalah.
"Sebaiknya Kak Zavin pulang saja. Kasih waktu buat Viola untuk berpikir," ujarnya sambil menepuk bahu Zavin sebagai tanda dukungan terakhir. Setelah itu, Ryan meninggalkannya.
Zavin menghela napas panjang karena dia merasa berat untuk pergi. Namun, ia tahu bahwa tidak ada gunanya memaksa. Dengan langkah yang lesu, ia kembali ke mobilnya, menatap sebentar ke arah rumah itu untuk terakhir kali sebelum akhirnya melajukan kendaraannya.
...***...
Viola mengakhiri panggilan dengan Ryan. "Ya sudah, kalau Kak Zavin sudah pergi," gumamnya pelan sebelum meletakkan ponsel di atas meja. Ia masih duduk di depan meja rias, menatap bayangan dirinya di cermin. Matanya sembap dan memerah. Kejadian itu masih terekam jelas di benaknya, menghantuinya dengan segala emosi yang belum bisa ia lepaskan.
Tak lama kemudian, suara ketukan lembut di pintu mengalihkan perhatiannya. Suara ayahnya terdengar dari balik pintu. "Boleh Ayah masuk?"
"Iya, Ayah," jawab Viola.
Pintu terbuka perlahan, dan Victor masuk ke dalam kamar itu. "Viola, kamu belum tidur? Ini sudah malam."
Viola hanya mengangguk lemah, tidak tahu harus berkata apa.
Victor mendekat dan duduk di samping putrinya. Tangan hangatnya menggenggam tangan Viola, memberi kehangatan dan kenyamanan yang sangat ia butuhkan.
"Ayah tahu ini berat buat kamu," kata Victor lembut. "Kamu masih bingung dengan semua ini, ya? Tentang perasaan kamu sama Zavin, juga tentang tiba-tiba menjadi anak Ayah dan tinggal di sini."
Viola menunduk, membiarkan kata-kata itu meresap ke dalam dirinya. Benar, ia memang masih menyesuaikan diri dengan semua perubahan yang terjadi begitu cepat.
Victor menghela napas panjang sebelum melanjutkan, "Di kampus, Ayah dengar kamu juga punya masalah dengan teman-temanmu."
Viola mendongak, menatap ayahnya dengan mata terkejut. "Dari mana Ayah tahu?"
"Ayah tahu dari Ryan," Victor mengakui sambil tersenyum tipis. "Selama ini, dia yang memberi kabar pada Ayah. Mungkin Ayah belum bisa jadi ayah yang baik dan memahami sepenuhnya perasaan kamu, Viola. Tapi, Ayah ingin kamu tahu bahwa Ayah selalu ada untuk kamu."
Ada keheningan sejenak sebelum Victor melanjutkan perkataannya. "Viola, apa kamu mau pindah ke Singapura bersama Ayah untuk sementara waktu?"
Viola terdiam dan menatap ayahnya bingung. "Pindah ke Singapura?"
Victor menganggukkan kepalanya. "Iya. Di sana kamu bisa mencari ruang dan waktu untuk menenangkan diri, tanpa bayang-bayang orang tua angkatmu dan kamu juga bisa meyakinkan perasaanmu pada Zavin. Kamu bisa mulai menerima Ayah sepenuhnya, membangun hidup baru tanpa terus dihantui oleh masa lalu."
Viola menggelengkan kepalanya pelan, seolah mencoba memproses semuanya. "Tapi, Ayah..."
Victor tersenyum lembut untuk menenangkannya. "Hanya satu atau dua tahun, Viola. Anggap saja ini kesempatan buat kamu untuk berdamai dengan perasaanmu. Tapi, kalau kamu merasa tidak ingin, Ayah tidak akan memaksa. Yang terpenting adalah kebahagiaan kamu. Ayah ingin kamu menjalani hidup dengan nyaman."
"Tapi bagaimana dengan kuliahku?" Viola masih belum sepenuhnya yakin.
"Kamu bisa melanjutkannya di sana," jawab Victor yakin. "Singapura punya banyak universitas bagus. Ayah akan membantu mengurus semuanya."
Viola terdiam untuk berpikir. Pindah ke Singapura? Mungkin ini adalah kesempatan untuk meyakinkan semua perasaannya. Akhirnya ia menganggukkan kepalanya. "Baik, aku akan ikut ke Singapura sampai lulus kuliah. Setelah itu, aku akan kembali."
Senyum lega terukir di wajah Victor. "Kalau begitu, Ayah akan segera mengurus semuanya. Sekarang, tidurlah. Jangan menangis lagi." Victor mengusap puncak kepala Viola sesaat lalu ia keluar dari kamar itu.
Viola mengangguk pelan. Ia kini merasa lebih tenang. Setelah ayahnya keluar dari kamar, ia menghempaskan dirinya di atas ranjang dan menatap langit-langit dengan perasaan bercampur aduk. "Sampai jumpa, Kak Zavin. Jika aku sudah yakin dengan semua ini, aku pasti akan kembali."
Thanks Mbak Puput
Ditunggu karya selanjutnya ❤️
perjuangan cinta mereka berbuah manis...
Semoga cepat menghasilkan ya, Zavin
semoga cepat diberi momongan ya ..
udah hak Zavin...
😆😆😆
Siapa ya yang berniat jahat ke Viola?