Di malam merayakan hari pernikahannya dengan wanita yang sangat Dia cintai, Zean jatuh pinsan membuat seluruh keluarganya baru tau kalau Zean selama ini mengidap kanker stadium akhir yang sudah tidak bisa di tolong lagi.
Zean menghempuskan napas terakhirnya.
Olivia yang sudah sah menjadi istrinya sangat terpukul atas kepergian Zean.Dia pernah menyangka suaminya akan meninggalkan dirinya selamanya.
Karena Cintanya yang sangat besar kepada suaminya Olivia memilih tidak mau menikah lagi dan memilih hidup dengan status jandanya selama bertahun tahun,namun tidak sadar nanti hidupnya akan berurusan dengan Adik iparnya yaitu Zein,setelah kematian kakaknya,dia sering pulang menemui Mommynya.
Bagaimana Kisahnya,yuk simak,menarik sekali ya...==>>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps.35
Zein tadi pergi menuju kamarnya,lalu dia masuk kedalam ruangan pribadinya dan ruangan itu tidak ada yang pernah masuk kesana kecuali Papinya.
Sedangkan di kamar lain.sebelumnya Olivia kembali kedalam kamarnya dan segera meminum obatnya.Olivia membuka pintu balkon kamarnya lalu dia duduk disana.
"Ternyata Zein benar memiliki hubungan lebih dari sekedar rekan bisnis dengan wanita itu..." Olivia menarik pelan napasnya lalu membuangnya.
"Kenapa aku kesal mendengarnya..sadar Olivia, kamu istri dari kakaknya..." Olivia mengusap wajahnya.
"Ya ampun aku kenapa...Kenapa hatiku sakit ya Tuhan..." Gumannya lalu masuk kedalam menutup lagi pintu balkon kamarnya itu.Olivia memilih membaringkan tubuhnya.
Olivia mencoba memejamkan matanya namun tidak bisa juga dia memejamkan matanya. Ingatannya selalu teringat dengan ucapan Julio tadi.
"Sepertinya aku sudah gila.." Gumannya bangun lalu pergi menuju kamar mandi.Olivia memilih mencuci wajahnya lalu dia keluar lagi dan dia memilih berbaring lagi sembari memainkan ponselnya sampai matanya membawa dia terlelap tidur.
Saat tengah malam itu pintu kamar Olivia terbuka perlahan,Zein yang masuk kedalam kamar Olivia.
"Akhirnya aku melihatmu lebih dekat Olivia.." Gumannya lalu membubuhkan ciuman di pucuk kepala Olivia.
"Apa kamu menaruh rasa cemburu padaku Olivia..kalau benar aku sangat bahagia..." Ucap Zein membelai rambut panjang Olivia.
Olivia bergerak dan saat itu matanya terbuka terkejut.
"Zein..." Olivia lansung bangun lalu duduk.
"Kamu ngapain kekamarku?" Ucap Olivia sembari melihat jam yang sudah menunjukan pukul 2 malam.
"Ingin melihatmu..Apa kamu benar-benar sudah pulih.." Ucap Zein menatap dalam Oliva.
"Sebaiknya kamu keluar dari kamarku Zein,nanti Papi sama Mommy tau,mereka akan salah paham melihat kamu disini.Bisa-bisa mereka memarahi aku atau kamu.." Ucap Olivia.
Zein membuka bajunya membuat Olivia terkejut bahkan Zein lansung menelentangkan tubuhnya diatas tempat tidur Olivia.
"Zein..Kamu.."
"Aku mau tidur disini..!" Ucap Zein membuat Olivia semakin melebarkan matanya.
"Zein...Kamu gila hah,kamu mau tidur di kamarku.. Kamu mabuk apa hah..?" Ucap Olivia menatap Zein yang saat itu juga menatap dirinya.
"Haha...Olivia kenapa kamu takut..Aku tidak akan melakukan sesuatu padamu,kamu tenang saja.. Pergilah tidur.." Ucap Zein.
"Zein..Aku mohon keluarlah dari kamarku..Nanti papi sama Mommy tau Zein..mereka akan salah paham.." Ucap Olivia.
"Kamu tidur saja Olivia..berbaringlah..tenanglah.." Ucap Zein.
"Zein...kamu menjengkelkan juga ya..baiklah, kalau kamu nggak mau keluar,aku yang keluar..!" Olivia bangun,berjalan menuju Pintu namun dengan cepat Zein menahan pintu lalu kembali menguncinya bahkan kunci kamar Zein ambil. Zein lansung memeluk Olivia dari belakang.
"Zein...Kamu gila Zein..lepaskan aku..." Ucap Olivia kesal.
"Kamu tidak merindukan aku..satu minggu kamu tidak melihatku kan.." Ucap Zein masih memeluk Olivia.
"Lepaskan Aku Zein..kalau nggak aku triak.." Mendengar itu Zein tersenyum lalu memencet tombol yang ada di kunci kamar dia sembunyikan di saku celananya.Zein mengubah ruangan itu dengan mode Kedap suara.
"Sekuat apapun kamu berteriak kamu tidak akan bisa Via,seluruh ruangan dalam rumah ini sudah terpasang kedap suara..." Zein membalikkan Olivia agar menghadap kearahnya.
"Kamu gila Zein..." Olivia sudah kesal melihat Zein.
"Iya kamu benar..Aku memang sudah gila Via.. Aku gila karenamu.." Ucapnya membelai pipi Olivia.
Olivia ingin mengangkat tangannya menpar Zein namun segera Zein menahannya. Seketika itu Zein membawa tubuh Olivia kedalam gendongannya lalu dia membawa Olivia naik keatas tempat tidur.
"Zein...lepaskan aku,jangan gila kamu Zein..Zein sadar lah Zein.." Olivia memukul Dada Zein.
"Sust...Diamlah..dengarkan aku..Aku hanya ingin mengajak kamu tidur bukan melakukan hal lain.. " Ucap Zein membawa Olivia berbaring sembari berpelukan.Zein sama sekali tidak mau melepaskan pelukannya dari Olivia.
"Zein..." Olivia kesal ingin melepaskan rangkulan tangan Zein.
"Diam Olivia..tidurlah,jangan bergerak lagi,kau bisa membangunkan ular cobraku sedang tidur.." Ucap Zein.
"Kamu menyebalkan Zein..." Kesal Olivia sama sekali tidak bisa bergerak,tubuhnya di peluk erat oleh Zein.
"Zein...kenapa kamu melakukan ini sama Aku.. Zein...?" Kesal Olivia.
"Kamu ingat jawabannya. Olivia..jadi menurut lah, Aku hanya ingin tidur seperti ini.." Ucap Zein lalu membawa wajahnya mendekati ceruk leher Olivia membuat Olivia merinding bulu kuduknya dan ada rasa geli saat itu dia rasakan.
Olivia mencoba ingin lepas dari pelukan Zein namun tidak Mampu.
"Menyebalkan kamu Zein...!!" kesal Olivia sudah merasa lelah mencoba melepaskan tangan Zein dari perutnya namun tidak juga bisa,lalu Olivia pun memejamkan matanya yang sudah mengantuk.
Zein membuka matanya perlahan dia membawa Olivia menghadap kearahnya lalu kembali memeluk Olivia.
"Kamu tau..aku menahan diriku untuk tidak bertemu sama kamu semingguan ini.." Ucapnya kembali mengecup kening Olivia lalu kemudian Zein menyusul Olivia tertidur.
Pukul 4 pagi,Zein bangun lalu perlahan melepaskan Olivia dari pelukannya.Zein keluar dari kamar Olivia menuju kamarnya. Zein lansung membersihkan tubuhnya lalu setelah selesai dia keluar lagi dari kamarnya turun kebawah menemui bibik untuk memberitahu menyiapkan sarapan sehat untuk pemulihan kesehatan Olivia.
Zein lansung berangkat pagi itu menuju Kota A melihat proyeknya yang harus dia sendirian yang menyelesaikan masalah disana.
Pagi itu..
pukul 5 pagi lewat 20 menit,Olivia terbangun lansung teringat kejadian semalam,dia pun lansung menoleh kearah kanannya. Olivia duduk lalu mengusap wajahnya.
"Apa aku bermimpi ya semalam,Zein tidur bersamaku..tapi pagi ini dia tidak ada disini...tapi semalam nyata sekali,Zein kemari dan dia juga memeluk aku tidur,bahkan memaksaku.." Gumannya.
Olivia bangun melihat pintu kamarnya lalu mengecek kuncinya.
"Kuncinya masih disini..Apa aku bermimpi ya Zein disini semalam." Gumannya lagi.
Olivia meraba seluruh tubuhnya lalu dia berjalan menuju kaca lalu melihat seluruh tubuhnya dari pantulan kaca.
"Apa mungkin benaran aku yang bermimpi Zein tidur disini..Aaa Bodoh kau Olivia..." Gumannya lalu masuk kedalam kamar mandi untuk segera membersihkan tubuhnya.
Olivia turun kebawah menemui Mommy dengan Papi sudah duduk di ruangan tamu.
"Pagi Ma..Pa..." Ucap Olivia.
"Pagi juga sayang..sini duduk dulu.." Ucap Mommy.
"Gimana tidur kamu semalam,nyenyak sayang..?" Ucap Mommy membuat Olivia kembali memikirkan Zein.
"Ems..Nyenyak Mom mungkin karena obat yang aku minum.." Ucap Olivia tampa menyadari Papi James tengah membaca buku tersenyum di balik bukunya.
Tuan James tau Putranya semalam menyelinap kekamar Olivia,bahkan Dia mendengar perdebatan mereka berdua sebelum Zein mengaktifkan mode kedap suara kamar itu.
"Syukurlah sayang...Oh ya,Pagi ini Mommy sama Papi mau berkunjung kepanti asuhan binaan Mommy dulu yang sekarang di urus oleh Zein juga.m,kamu mau ikut..?" Ucap Mommy.
"Emm di rumah sepi Mom..aku ikut saja Mom.." Ucap Olivia.
"Baiklah..Kalau begitu kamu sarapan dulu setelah itu baru kita pergi.." Ucap Mommy.
"Iya Mom..Aku sarapan dulu.." Ucap Olivia di angguki Mommy.