SECOND LIFE, LIORA!

...33...

Setelah mendengar jawaban dari Putra Mahkota, Liora semakin merasa frustrasi. Namun, ia tidak bisa semakin marah pada pria tampan di depannya, apalagi pria tersebut merupakan seorang Putra Mahkota Kekaisaran Valoria. Menahan rasa frustrasinya, Liora kembali duduk dengan kesal.

"Sejak pertemuan terakhir kita, aku benar-benar tidak mengharapkan pertemuan ini lagi, karena Anda sama sekali tidak menepati janji Anda," ujar Liora dengan nada dingin.

Liora memalingkan wajah dari Putra Mahkota. Ia tahu bahwa perilakunya bisa membuatnya mendapat hukuman, tetapi ia sudah terlalu kesal pada pria tampan tersebut. Mendengar kata-kata Liora, Putra Mahkota hanya terdiam, menatapnya seolah sedang mengamati setiap gerak-geriknya.

Menyadari tatapan Putra Mahkota, Liora langsung membalasnya, seakan tak mau kalah dan merasa bahwa pria itu sedang mengajaknya bertarung melalui tatapan.

"Mengapa Anda melihat saya seperti itu? Apakah ada yang aneh dari saya?" tanya Liora dengan nada heran, membuat ekspresinya berubah canggung.

Sudut bibir Putra Mahkota sedikit terangkat.

"Aku ingin mengajukan sebuah tawaran kontrak kepadamu. Tentunya, kontrak ini akan sangat menguntungkan," ujar Putra Mahkota dengan nada santai, namun nadanya yang dingin membuat bulu kuduk Liora merinding.

Timbul kerutan di antara alis Liora, ia menatap Putra Mahkota dengan penuh curiga. "Kontrak? Tapi mengapa harus saya yang Anda pilih? Apa yang sebenarnya Anda rencanakan, Putra Mahkota?"

Perkataan Liora dipenuhi kecurigaan. Putra Mahkota hanya terdiam sejenak, kemudian mengeluarkan seberkas kertas kontrak dan menunjukkan kepada Liora.

"Ini adalah kontrak mengenai pertunangan kita. Aku ingin kita kembali bertunangan," ucap Putra Mahkota dengan tenang.

Bagi Liora, kata-kata Putra Mahkota terdengar seperti lelucon. Ia terdiam sejenak, mematung mendengar permintaan tersebut, lalu tertawa pahit, seolah dunia ini begitu memuakkan baginya.

"Apakah Anda sudah tidak waras? Setelah terang-terangan berselingkuh dengan Lady Fransisca, Anda ingin saya kembali bertunangan dengan Anda, setelah pertunangan kita dibatalkan? Ini benar-benar tidak masuk akal, Putra Mahkota. Saya sama sekali tidak diuntungkan, justru saya yang dirugikan oleh Anda."

Suara Liora terdengar penuh emosi, tatapannya tajam tertuju pada Putra Mahkota.

"Satu tahun. Aku hanya butuh satu tahun. Setelah itu, kau bisa membatalkan kontrak ini kapan saja, dan aku akan memberimu sebuah tambang emas di tanah Abiss," ucap Putra Mahkota dengan ekspresi datar dan suara yang serius.

Ia kembali mengulurkan surat kontrak itu kepada Liora. Dia tahu bahwa tawarannya tidak akan mudah diterima oleh Liora, namun ia tetap berusaha keras, seolah hanya dengan Liora ia bisa menjalani kerja sama ini.

Masih dalam keadaan emosi, Liora mengambil kertas itu dengan terpaksa. Ia melirik Putra Mahkota sejenak dengan tajam, lalu mulai membaca isi surat kontrak tersebut.

Di sana tertulis sepuluh aturan yang tidak boleh dilanggar, serta jaminan-jaminan yang akan Liora dapatkan jika menandatangani kontrak itu.

Setelah membaca semua peraturan yang tertera, ekspresi Liora perlahan melunak. Aturan-aturan di dalam kontrak tersebut ternyata tidak terlalu buruk, bahkan cenderung menguntungkan dirinya.

...****************...

...Aturan Kontrak:...

Tidak ada campur tangan pribadi: Kedua belah pihak tidak boleh ikut campur dalam kehidupan pribadi masing-masing, baik dalam urusan sosial, politik, maupun emosional.

Pertunangan hanya di depan publik: Pertunangan ini hanya berlaku untuk keperluan publik dan acara formal. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada kewajiban untuk berinteraksi lebih dari yang diperlukan.

Tidak ada kewajiban romantis: Tidak ada keharusan untuk menunjukkan atau memupuk hubungan romantis. Setiap pihak bebas menjalani kehidupan pribadi tanpa tekanan dari pihak lain.

Tidak ada tuntutan kewajiban keluarga: Keduanya tidak perlu menghadiri pertemuan keluarga satu sama lain, kecuali untuk acara formal yang melibatkan negara atau kerajaan.

Kebebasan dalam mengambil keputusan pribadi: Setiap pihak memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan terkait urusan pribadi, bisnis, atau politik tanpa perlu persetujuan dari pihak lain.

Durasi kontrak: Kontrak ini berlaku selama satu tahun penuh. Setelah itu, pihak mana pun bisa mengakhiri kontrak tanpa konsekuensi atau sanksi.

Penghormatan terhadap ruang pribadi: Masing-masing pihak berhak memiliki ruang pribadi yang tidak boleh dilanggar tanpa izin.

Tidak ada kewajiban untuk pewarisan: Pertunangan ini tidak akan menuntut adanya pernikahan atau menghasilkan pewaris. Ini adalah murni kontrak pertunangan, bukan ikatan pernikahan.

Perlindungan nama baik: Kedua belah pihak harus menjaga nama baik satu sama lain di depan publik dan tidak boleh mempermalukan atau menyebarkan kabar buruk tentang pihak lain.

Kerjasama terbatas: Kerjasama hanya berlaku dalam hal-hal yang menguntungkan kedua belah pihak secara politik atau ekonomi, tanpa mengorbankan kepentingan pribadi.

...Jaminan yang didapat oleh Anda:...

Tambang emas di tanah Abiss: Setelah kontrak selesai atau dibatalkan, Anda akan menerima hak penuh atas sebuah tambang emas di tanah Abiss, beserta semua keuntungan ekonominya.

Kebebasan penuh setelah satu tahun: Setelah satu tahun, Anda berhak mengakhiri pertunangan ini tanpa syarat dan dengan kehormatan tetap terjaga.

Perlindungan kerajaan: Selama masa kontrak, Anda akan mendapatkan perlindungan penuh dari Kekaisaran Valoria, termasuk perlindungan pribadi dari segala ancaman.

Kebebasan finansial: Anda akan menerima sejumlah dana besar sebagai jaminan selama masa kontrak untuk memastikan kebebasannya dalam menjalankan urusan pribadi.

Pengaruh politik: Dengan pertunangan ini, Anda akan memiliki akses ke lingkaran kekaisaran, yang memungkinkannya meningkatkan pengaruh politik dan sosialnya tanpa harus tunduk pada perintah Putra Mahkota.

Kemerdekaan dalam keputusan pribadi: Selama kontrak, Anda tidak akan dipaksa melakukan hal-hal yang bertentangan dengan prinsip atau keinginannya.

Perlindungan hukum: Dalam segala urusan yang melibatkan kontrak ini, Anda akan mendapatkan dukungan penuh dari sistem hukum kekaisaran.

...****************...

Namun, meskipun demikian, tatapannya masih dingin saat memandang Putra Mahkota. Liora sadar bahwa ia tidak bisa langsung menyetujui kontrak tersebut. Ia harus tetap waspada dan mencari tahu niat tersembunyi dari Putra Mahkota.

"Anda masih belum menjawab pertanyaan saya, Yang Mulia. Mengapa harus saya? Anda bisa saja menawari kontrak ini kepada Lady lain yang jauh lebih baik dari saya. Saya belum bisa melupakan kenangan buruk yang pernah terjadi karena ulah Anda," ucap Liora dengan nada dingin, mengingatkan Putra Mahkota akan perbuatan masa lalunya yang membuat luka dalam hati Liora.

Liora tetap menahan emosinya meski hatinya dipenuhi kemarahan dan keraguan. Sementara Putra Mahkota, dengan tatapan tenang dan sikap yang begitu dingin, tak bergeming dari posisinya. Bibirnya kembali membentuk senyum tipis, seolah semua ini hanyalah permainan baginya.

“Karena, Liora,” ucapnya perlahan, suaranya begitu tenang namun penuh misteri. “Kau adalah satu-satunya orang yang bisa menandingi tekadku. Kali ini kau kuat, cerdas, dan tidak mudah diperdaya. Itulah alasan mengapa kau sangat sempurna untuk kontrak ini.”

Kali ini? Liora menatap Putra Mahkota dengan tatapan penuh kecurigaan. Ia tahu pria di depannya adalah seseorang yang berbahaya, dan meski kontrak ini tampak menguntungkan, Liora tidak bisa mengabaikan perasaan was-was yang terus menghantuinya.

“Tekad? Anda merusak kehidupan saya, menghancurkan reputasi saya, dan sekarang Anda berbicara tentang tekad?” Liora mendesis dengan getir, matanya menyipit, penuh amarah yang ditahan.

Putra Mahkota hanya mengangkat alis, tampak sama sekali tidak terpengaruh oleh tuduhan tersebut. “Mungkin aku telah melakukan kesalahan di masa lalu, tapi ini adalah kesempatan untuk memperbaikinya.”

Liora menahan tawa pahit. “Kesempatan? Bagi siapa? Anda atau saya?”

“Keduanya,” jawab Putra Mahkota cepat. “Kau akan mendapatkan keuntungan politik, finansial, dan kebebasan yang selalu kau dambakan. Sementara aku… aku mendapatkan dukunganmu. Itu saja.”

Tatapan Liora semakin tajam. Dukungan? Dia tahu bahwa Putra Mahkota pasti memiliki tujuan yang jauh lebih besar di balik kata-katanya. Ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar tawaran pertunangan ini.

Akan tetapi sulit baginya untuk bertanya lebih jauh lagi. Ia meletakan surat kontrak itu, memijat keningnya dengan lelah.

"Akan saya pertimbangkan," ucapnya dingin, menghela napas sembari bangkit dari posisi duduknya. "Jika begitu saya akan pulang."

Liora pergi dari hadapan Putra Mahkota, meninggalkan kesunyian yang tebal. Putra Mahkota menatap kepergian sang putri dengan pupil mata merahnya, seolah sedang mengamati Liora dengan dalam.

"Siapa kau!" ucapnya hampir berbisik.

...^^To be Continued^^...