NovelToon NovelToon
OBSESI Sang Presdir

OBSESI Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:30.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lintang Lia Taufik

Seharusnya Marsha menikah dengan Joseph Sebastian Abraham, seorang duda dengan anak satu yang merupakan founder sekaligus CEO perusahaan kosmetik dan parfum ternama. Setidaknya, mereka saling mencintai.

Namun, takdir tak berpihak kepadanya. Ia harus menerima perjodohan dengan seorang Presdir yang merupakan rekan bisnis ayahnya.

Saat keluarga datang melamar, siapa sangka jika Giorgio Antonio Abraham adalah kakak kandung pria yang ia cintai.

Di waktu yang sama, hati Joseph hancur, karena ia terlanjur berjanji kepada putranya jika ia ingin menjadikan Marsha sebagai ibu sambungnya.

~Haaai, ini bukuku yang ke sekian, buku ini terinspirasi dengan CEO dan Presdir di dunia nyata. Meskipun begitu ini hanya cerita fiksi belaka. Baca sampai habis ya, Guys. Semoga suka dan selamat membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lintang Lia Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29. Berseteru

Meja makan di ruang keluarga Abraham menjadi saksi bisu ketegangan yang terjadi antara kakak beradik yang sejak kecil dibesarkan dalam persaingan. Ya. Mereka memang sudah didik untuk selalu bersaing sejak mereka masih anak-anak.

Seluruh keluarga berkumpul, kedatangan Jessica yang tiba-tiba merusak suasana hati seluruh anggota keluarga.

"Aku datang mau menjemput Steven, aku yang hamil dan melahirkan anak itu. Jadi aku akan mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku!" serunya tak tahu malu.

Tuan Abraham dan Giorgio tersenyum sinis. Sementara Giorgio hanya bisa menghela napas berat.

"Bisa, sangat bisa. Aku tidak melarang. Lagi pula aku yakin dia putraku. Tetapi karena nama baikku sudah hancur karena menikahimu, maka sebelum kamu ambil ... test DNA harus dilakukan bukan?"

Jessica yang duduk di samping Joseph dengan ekspresi angkuh, seolah kehadirannya adalah hal yang wajar. Ia bahkan tak peduli dengan ucapan Joey yang terdengar menyakitkan.

"Apa karena ada wanita baru yang menjadi sainganku?" tanyanya mengejek.

Marsha duduk di seberang Giorgio, berusaha sebisa mungkin menenangkan pikirannya.

Kejadian beberapa hari lalu di rumah sakit masih membekas di benaknya. Fakta bahwa Giorgio telah berbohong tentang Jessica membuatnya sulit mempercayai pria itu lagi.

Namun, ketegangan antara Marsha dan Giorgio bukanlah satu-satunya yang memenuhi ruangan ini. Ada bara api lain yang sejak tadi membakar emosi semua penghuni rumah, sesuatu yang lebih gelap dan berbahaya dari sebelumnya.

“Lucu juga,” suara Joseph tiba-tiba memecah keheningan. “Sejak dulu aku selalu bertanya-tanya kenapa kau tidak pernah benar-benar tertarik pada wanita, Ko Gio.”

Giorgio yang sedang mengaduk kopinya tiba-tiba berhenti. Rahangnya mengeras, tetapi ia tetap diam.

"Sepertinya kamu sengaja memberikan Jessica sebagai umpan untuk menjebakku," tuduhnya, membuat suhu ruangan semakin panas.

Joseph menyeringai, menikmati ketegangan yang mulai muncul. “Kau tahu? Kadang aku berpikir, mungkin itu karena kau lebih suka pria.”

Pernyataan itu membuat suasana meja makan berubah drastis. Keheningan menyesakkan tetapi menciptakan suasana menjadi tegang.

Marsha menegang, menoleh ke arah Giorgio yang kini menatap tajam adiknya.

“Kau bercanda, 'kan?” Suara Giorgio terdengar rendah, bergetar menahan amarah.

Joseph justru tertawa kecil. “Aku serius, Ko. Lihat saja hidupmu. Kau selalu menghindari komitmen. Bahkan ketika punya wanita yang kau sukai, kau memilih menjauh. Mungkin karena sebenarnya kau memang tidak menginginkan mereka. Dan aku yakin ... Marsha hanya dijadikan topengmu saja 'kan?”

Giorgio meletakkan cangkirnya dengan kasar. Matanya kini benar-benar merah padam, seperti badai yang siap meledak.

“Jaga ucapanmu, Joseph,” katanya dengan suara yang nyaris bergetar.

Namun, Joseph tak berhenti. Ia bersandar santai di kursinya, menikmati permainan yang ia ciptakan sendiri.

“Aku tidak mengatakan ini tanpa alasan. Dulu kau begitu dekat dengan salah satu asistenmu, bukan? Semua orang mengira kalian pasangan. Tapi anehnya, kau tak pernah membawa wanita mana pun ke dalam hubungan serius. Itu bukan hal yang wajar, Ko Gio.”

Giorgio berdiri dari kursinya, napasnya memburu. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, seolah menahan dorongan untuk menghantam adiknya saat itu juga.

Semestinya, menyadari postur tubuh kakaknya lebih kekar dan besar dari tubuhnya Joey berhati-hati dan menjaga sikap.

Anehnya, hari itu ia seperti sengaja membuat keributan.

“Kau benar-benar melewati batas.”

Joseph mengangkat bahu. “Aku hanya mengungkapkan apa yang banyak orang pikirkan. Dan aku yakin Marsha juga mulai menyadari sesuatu, bukan?”

Tatapan Giorgio seketika beralih ke Marsha.

Marsha tersentak. Ia tidak pernah berpikir seperti itu.

Namun, ucapan Joseph membuatnya sadar—ada sesuatu dalam sikap Giorgio yang selalu tertahan, seolah ada hal besar yang ia sembunyikan.

Tapi ini bukan saatnya memikirkan itu.

“Joseph, hentikan,” kata Marsha cepat, mencoba mengakhiri perdebatan sebelum semakin memburuk.

Tapi sudah terlambat.

Giorgio bergerak lebih cepat dari yang bisa diperkirakan siapa pun. Dalam sekejap, ia mencengkeram kerah kemeja Joseph dan menariknya berdiri.

“Aku lebih memilih mati daripada menjadi sepertimu,” desis Giorgio dengan nada penuh kemarahan.

Joseph tertawa mengejek, meskipun wajahnya kini tegang. “Oh, sungguh? Lalu kenapa kau terus melajang hingga usia jangan-janganDan baru menikahi Marsha setelah tahu aku mengincarnya. Atau jangan-jangan … kau masih belum bisa melupakan pria itu?”

PLAAAAK!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Joseph.

Tidak. Bukan tamparan, tetapi pukulan.

Giorgio meninju wajah adiknya dengan kekuatan penuh, membuat Joseph terhuyung ke belakang dan menabrak kursinya.

Ruangan meledak dalam kekacauan.

Jessica menjerit, sementara beberapa pelayan mendekat dengan wajah panik.

Namun, Joseph tak tinggal diam. Dengan cepat, ia membalas pukulan Giorgio, mendaratkannya tepat di sudut bibir pria itu.

Darah merembes dari sudut bibir Giorgio.

Mata mereka berdua kini penuh kebencian.

“Berhenti!” teriak Marsha, bangkit dari tempat duduknya dan mencoba melerai mereka.

Namun, di saat yang sama, Joseph mengayunkan tinjunya lagi. Giorgio menepis, tapi tubuh Marsha yang berada di tengah-tengah justru terkena pukulan keras di sisi kepalanya.

Brakk!

Marsha terhuyung, lalu jatuh ke lantai.

Giorgio dan Joseph sama-sama membeku.

“Marsha!” Giorgio berlari ke arahnya, menunduk dan segera mengangkat tubuhnya ke dalam pelukannya.

Wajah cantik wanita itu tampak pucat, kelopak matanya setengah tertutup.

“Marsha, bertahanlah! Seseorang panggil ambulans!” suara Giorgio penuh kepanikan.

Joseph berdiri mematung, wajahnya masih menyimpan kemarahan, tapi kini juga dihiasi rasa bersalah.

Marsha mengerjap, mencoba fokus, tapi kepalanya terasa berat. Pandangannya buram saat ia menatap wajah Giorgio yang terlihat begitu khawatir.

Sebelum kesadarannya menghilang sepenuhnya, ia hanya bisa mendengar suara Giorgio yang berulang kali memanggil namanya dengan penuh kepanikan.

"Marsha, Sayang. Bertahanlah!"

***

Saat Marsha terbangun, aroma antiseptik langsung menyergap hidungnya. Cahaya putih dari lampu rumah sakit terasa terlalu terang untuk matanya yang baru saja terbuka.

Kepalanya masih berdenyut, tetapi sesuatu yang lebih mengganggu pikirannya adalah tangan besar yang menggenggam tangannya erat.

Giorgio.

Pria itu duduk di samping tempat tidurnya, wajahnya terlihat lelah dan dipenuhi kekhawatiran. Begitu melihat Marsha sadar, ekspresinya sedikit melunak.

“Kau sudah sadar?” suaranya pelan, penuh kelegaan.

Marsha menatapnya lama. Lalu, dengan suara lirih, ia berkata, “Lepaskan.”

Giorgio membeku.

“Apa?”

Marsha menarik tangannya dengan lemah, tetapi cukup untuk membuat Giorgio melepaskannya. Ia menatap pria itu dengan ekspresi yang sulit dibaca.

“Aku lelah, Mas Gio.”

Giorgio menelan ludah, lalu berkata dengan penuh penyesalan, “Aku tidak pernah bermaksud—”

“Aku tahu,” potong Marsha, suaranya dingin. “Tapi tetap saja… aku kena imbasnya.”

Tatapan Giorgio meredup.

Marsha mengalihkan pandangannya ke jendela.

“Aku ingin sendiri.”

Giorgio ingin mengatakan sesuatu—ingin meminta maaf lebih banyak, ingin menjelaskan. Tetapi ekspresi Marsha begitu dingin, seolah ada jarak yang kini terbentuk di antara mereka.

Akhirnya, dengan berat hati, Giorgio bangkit dan berjalan keluar.

Saat pintu tertutup di belakangnya, Marsha menatap langit-langit kamar.

Untuk pertama kalinya, ia bertanya-tanya apakah ia benar-benar mengenal Giorgio Antonio Abraham sebagai suami? Ia bingung. Siapa sebenarnya pria yang mengaku mencintainya itu?

Bersambung....

1
partini
aihhh dah gila di terobsesi
partini
👍
partini
aihhh ulet Keket mesti ada di setiap novel
Lintang Lia Taufik: Wah, terimakasih sudah sudi mampir dan meramaikan kolom komentar ya, Kak. /Smile//Heart/
total 1 replies
Teddy
Buktikan Gio
mom'$ nji
pusing gda ujung nya bca nya . gio tu pa sebenernya
Innara Maulida
gio masih misterius sih,,,tapi klo emng bnar yg di kata kan adik nya klo Marsa cuma di jadikan tameng buat menutupi aib nya sendiri kasin juga,,,atu mungkin adik nya cuma memfitnah gio,,dan iri sama gio adik nya yg udah menyebar fitnah itu dan orang2 menggoreng nya..
Innara Maulida: siap ka
Lintang Lia Taufik: Wah Kak, makasih ya komentarnya. Boom komentar dong Kak. Love sekebon 🩷🩷🩷🙏🏻
total 2 replies
Samantha
Seru
Samantha
Huuuaaaa Lintang bikin ketagihan baca. update-nya jangan pelit dong ya
Siti Juaningsih
Luar biasa
Lintang Lia Taufik: Wah, terimakasih banyak ya Kak, sudah mampir di tulisan receh saya, dan memberi Rate. Salam cinta, Lintang. ❤️❤️❤️
total 1 replies
Nina_Melo
Haiis, takut buat topeng si Gio aja tuh
Anne Clair
seru ya
Samantha
nah loh. Pilih duda apa bujang mapan
Samantha
cemburu si bos muda
Samantha
Aku mau sih jadi Marsha
Teddy
perhatian gitu si Gio
Nina_Melo
Jadi rebutan
Nina_Melo
Kok aku jadi sebel sama danu ya
Antonio Johnson
Diksinya keren sih ya
Antonio Johnson
Kenapa tulisanmu sedih semua? Moga tulisanmu sukses ya, biar bahagia. Canda, semangat Thor
Antonio Johnson
pilih aku aja gimana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!