Tawanya, senyumnya, suara lembutnya adalah hal terindah yang pernah aku miliki dalam hidupku. Semua yang membuatnya tertawa, aku berusaha untuk melakukannya.
Meski awalnya dia tidak terlihat di mataku, tapi dia terus membuat dirinya tampak di mata dan hatiku. Namun, agaknya Tuhan tidak mengizinkan aku selamanya membuatnya tertawa.
Meksipun demikian hingga di akhir cerita kami, dia tetaplah tersenyum seraya mengucapkan kata cinta terindah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sweet Marriage 35
Sebulan berlalu, Leina bersiap untuk mundur dari perusahaan. Awalnya Leon dan Dante menolak, tapi saat merela tahu bahwa saat ini Leina tengah mengandung, mereka pun setuju tanpa ada pertanyaan apapun.
Rasa bahagia menyelimuti dua keluarga besar. Baik dari keluarga Leina maupun keluarga Ravi, semua tampak bahagia atas cucu pertama mereka itu.
" Leon, kamu harus bisa bantu Papa lho ya. Jangan seenaknya sendiri mulai sekarang."
" Iya Mbak Na, bawel ih. Tapi kalau nanti aku ada yang ditanyain, Mbak Na masih bisa jawab dan bantu kan?"
Leina mengangguk cepat. Dia akan selalu membuka pintu rumahnya lebar-lebar.
Dan sekarang Leina tidak perlu khawatir jika nanti orang-orang melihat adanya perawat di rumah. Kehamilan bisa dijadikan alasan yang kuat mengapa ada tenaga medi di kediaman mereka.
" Lei, jaga kesehatan mu ya nak. Rav,aku nitip putriku."
" Selalu kabarin Mama ya Rav kalau ada apa-apa sama Leina."
Degh!
Dada Ravi serasa ditimpa batu puluhan kilo. Sedak sekali dan untuk bernafas pun sulit ketika mendengar ucapan Dante dan Ratih.
Sebenarnya saat ini Leina memang sudah kenapa-napa, hanya saja Ravi tetap tidak bisa memberitahu kepada mertuanya itu.
" Iya Ma, Pa, nggak usah khawatir. Mas Ravi selalu jaga aku dengan baik kok."
Ravi hanya mengangguk sambil tersenyum. Bukan senyuman yang bahagia melainkan senyuman kecut penuh kepura-puraan. Ravi, dia harus bisa membuat topeng sebaik mungkin di depan mertua dan juga kedua orangtuanya. Semua itu demi Leina.
Namun saat dia tengah sendirian, Ravi akan meluapkannya. Dan kalimat yang muncul dari mulutnya adalah," Kapan aku bisa menahan semua ini sendiri?"
Kunjungan ke rumah Dante dan Ratih berakhir setelah makan malam. Ravi meminta izin pamit. Dengan dalih besok ada pemeriksaan pagi-pagi ke rumah sakit, akhirnya mereka kembali ke kediaman tanpa menginap.
" Lei, kamu oke?"
" Alhamdulillah baik kok Mas. Aku udah lega. Leon selama sebulan ini beneran banyak berubah. Haah, aku beneran bisa lega sekarang."
Suasana di dalam mobil menjadi sunyi. Tidak ada kata yang keluar baik dari Ravi maupun dari Leina. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing dan tanpa sadar mobil mereka sudah ada di depan rumah.
Salah seorang perawat dan asisten rumah tangga segera menghampiri Leina, mereka berdua membawa Leina masuk lebih dulu untuk meminum obatnya.
Sedangkan Ravi, dia memilih untuk masuk ke dalam ruang kerjanya. Rasanya kepalanya begitu penuh saat ini. Apa mungkin Ravi mengalami stress? Ya itu bisa saja terjadi.
Meski selama sebulan ini Leina tidaklah banyak permintaan dan moodnya juga terjaga dengan baik, tapi Leina mulai melupakan banyak hal. Padahal total masa kehamilan Leina baru berjalan 10 minggu. Hingga saat ini.
" Sampai beberapa bulan ke depan, apa Leina akan semakin parah. Arghhh!!!"
Hanya saat sendiri begini, Ravi bisa meluapkan apa yang dirasakannya. Ya dia tidak mungkin seperti ini jika berada di depan Leina.
Tok! Tok! Tok!
" Masuk! Ada apa Bi Sum?"
" Itu Pak, dicari Ibu. Katanya Ibu pengen makan lagi sama Bapak."
Ravi lebih dulu mengatur nafasnya. Ia juga memperbaiki ekspresi wajahnya sebelum mendatangi Leina. Di hadapan Leina dia harus bersikap seperti tidak terjadi apa-apa dan tidak memikirkan apapun.
" Pengen makan apa sayang? Tadi ditempat Mama udah makan ya?"
" Mas, aku mau mpek-mpek. Beli yuk."
Ravi tersenyum, ini adalah kali pertama Leina meminta sesuatu seperti mengidam. Padahal selama dua minggu ini dirinya khawatir karena nafsuu makan Leina benar-benar turun.
" Oke, ayo kita beli. Apa ada yang lain? Aah iya, sepanjang jalan nanti kalau ada yang kamu mau bilang aja. Mas bakalan beliin," ucap Ravi penuh dengan semangat. Ia sangat senang dengan keinginan Leina yang tiba-tiba itu.
" Oke, mari kita pergi berburu makanan!"
😭😭😭😭😭😭😭
Bnr" nih author,sungguh teganya dirimuuuuu
Semangat berkarya thoor💪🏻💪🏻👍🏻👍🏻
gara" nangis tnp sebab
😭😭😭😭😭
bnr" nih author
pasti sdh ada rasa yg lbih dari rasa sayang kpd teman,cuman Ravi blum mnyadarinya...
bab". mngandung bawang jahat😭😭😭😭😭
Mski blum ada kata cinta tapi Ravu suami yg sangat peka & diandalkan...
aq padamu mas Ravi😍