NovelToon NovelToon
3M's True Love

3M's True Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:442
Nilai: 5
Nama Author: Phine Femelia

Cerita ini berkisah tentang perjalanan ketiga saudara kembar...Miko, Mike, dan Miki dalam menemukan cinta sejati. Bisakah mereka bertemu di usianya yang sangat muda?
Ikuti kisah mereka bertiga ^^



Harap bijak dalam membaca...
Plagiat dilarang mendekat...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

"Lo gak perlu sebut Bella lagi. Gue sudah putus"

"Apa? Sejak kapan?"

"Sudah beberapa minggu yang lalu"

"Kak Mike masih saja gak berubah. Lalu tadi siapa?"

"Kenapa lo jadi ingin tahu? Biasanya lo acuh"

"Bukan begitu. Gue kasihan dengan semua perempuan yang pernah jadi pacar Kak Mike. Disakiti terus"

"Kapan gue yang menyakiti? Selama dia jadi pacar gue memperlakukan dengan baik"

Miki menghela napas dengan mengangkat bahu dan berjalan pergi karena malas. Keesokan harinya. Silvia berjalan menuju kelas Winda untuk mendatangi temannya itu. Winda melihat Silvia dan Silvia duduk di sebelah Winda yang kebetulan bangkunya sudah kosong.

"Win, gimana? Gimana? Gue dengar lo sangat sedih. Kenapa lo juga gak telepon gue?"

"Gue tahu kalau lo sibuk membantu mama lo"

"Gue memang ada kesibukan di warung tapi kalau lo telepon gue berusaha untuk meluangkan waktu" kata Silvia pelan.

"Sudahlah lupakan saja ya? Gue berusaha untuk terus belajar ikhlas" 

Silvia jadi merasa kasihan dan menghela napas.

"Gue paham rasanya jadi lo" kata Silvia pelan.

Silvia memegang dan mengelus pelan bahu Winda.

"Rasanya kalau cinta bertepuk sebelah tangan" lanjut Silvia dengan memikirkan Miko.

"Memang gak segampang yang dikatakan gue tapi gue harus bisa" kata Winda pelan.

Winda berpikir sebentar.

"Novita di mana?"

"Novita gak akan ke sini. Katanya ada perlu dengan guru"

"Gue lapar. Ayo ke kantin"

Silvia menggeleng.

"Lo bawa dari rumah?"

"..."

Winda berpikir sebentar.

"Sampai kapan lo gak ke kantin cuma karena gak mau bertemu si sombong? Kalau hari ini lo bawa dari rumah gak masalah. Nanti lo sakit kalau gak makan"

"Gak. Siapa yang gak mau ke kantin karena si Miko?"

"Lalu apa?"

"Gue...lupa gak bawa uang jajan"

"Gampang. Lo bisa pinjam gue. Kapan lo mulai segan dengan gue? Aneh"

"Ya. Ya. Ayo" kata Silvia pelan.

Mereka berdiri dan berjalan keluar. Jam demi jam berlalu. Winda, Novita dan Silvia membuat janji petang nanti datang ke rumah Winda untuk kerja PR bersama. Pukul 18.00. Devie datang ke kamar Winda.

"Kamu jadi mau kerja PR bersama?"

"Jadi, Kak"

Devie melihat terus Winda yang belajar. Sekian lama akhirnya terdengar suara Devie.

"Win, Fandi mau bertemu kamu?"

"Kenapa, Kak?"

"Temui ya? Sebentar saja"

Winda berhenti belajar dan berpikir.

"Sepertinya gak bisa. Kak Devie lihat sendiri aku sedang sibuk belajar. Maaf aku bukan menolak tapi Kak Fandi bisa bicara melewati Kak Devie kalau ada sesuatu dengan aku. Memangnya ada apa, Kak?" kata Winda berusaha bersikap seperti biasanya.

"Sebentar saja"

"Bisa lain waktu ya, Kak? Besok aku ulangan dan temanku sudah mau sampai"

"Cuma sebentar"

"Maaf sekarang sungguh gak bisa. Ada apa memangnya?" kata Winda pelan.

"Gak ada salahnya kalau Fandi ingin bertemu kamu"

"Gak salah cuma kenapa? Aku sedang belajar"

"Kalau begitu lain waktu ditemui ya?"

Winda mengangguk.

"Aku pergi dulu. Kalau papa dan mama tanya aku keluar. Mungkin mereka lupa"

Winda mengangguk dan Devie berjalan pergi lalu Winda berpikir dan menghela napas pelan.

"Gue memang penasaran alasan Kak Fandi mau bertemu. Sepertinya memang penting tapi gue masih belum mau bertemu" pikir Winda pelan.

Devie menghela napas pelan dan Fandi merasa ingin tahu.

"Winda sibuk belajar jadi gak bisa datang ke sini" kata Devie pelan.

"Gak apa apa. Bisa lain waktu"

"Maaf, Amour. Entah kenapa sekarang Winda susah untuk bertemu kamu"

Fandi berpikir keras.

"Gak apa apa. Aku cuma mau terima kasih secara langsung. Gak bermaksud mengganggunya tapi kalau sekarang dia sibuk kamu gak perlu memaksa. Jangan memaksa Winda ya?"

Devie mengangguk pelan.

"Apa sebenarnya Winda menghindar mengingat dulu dia selalu menghampiri begitu tahu kalau gue yang datang?" pikir Fandi pelan.

Fandi dan Devie berjalan keluar. Kebetulan Novita dan Silvia datang.

"Kak Devie" panggil Novita dengan tersenyum.

Silvia tersenyum tanda sapa.

"Eh...kalian. Cari Winda ya? Kalian langsung masuk saja ke kamarnya. Winda sedang belajar" kata Devie dengan menuding sebentar ke dalam.

"Ya, Kak" kata Silvia.

"Kak Devie mau pergi ya?" tanya Novita.

Silvia melihat sekilas Fandi yang berdiri di samping Devie.

"Ya. Mau pergi"

Novita tersenyum.

"Kami pergi ke Winda, Kak" kata Novita.

"Ya. Ya. Langsung saja ke kamarnya"

"Permisi, Kak" kata Silvia.

Devie mengangguk lalu Silvia dan Novita berjalan masuk. Silvia dan Novita membicarakan dengan suara pelan.

"Itu Kak Fandi" kata Silvia.

"Lo tahu?"

Silvia mengangguk.

"Waktu gue datang ke sini tanpa lo kebetulan Winda saling bicara dengan Kak Fandi. Setelah Kak Fandi pergi Winda memberitahu gue"

"Oh...begitu. Ayo kita segera ke Winda. Winda pasti murung. Gak mudah. Ini masalah perasaan" kata Novita prihatin.

Silvia mengangguk pelan. Winda menyapa Novita dan Silvia karena sudah membaca chat Silvia kalau sampai di rumahnya.

"Hai" sapa Novita.

Silvia melihat terus Winda dan Winda melihat Silvia dengan pandangan bertanya.

"Lo...baik saja, bukan?" tanya Silvia hati-hati.

"Memangnya gue kenapa? Lo baru datang dan tanya begitu" kata Winda dengan merasa heran.

"Bukan begitu, Win. Maksud Silvia itu lo gak apa apa? Baru saja kami bertemu Kak Devie bersama Kak Fandi"

Winda terdiam dan Silvia merasa ingin tahu. Novita mengelus pelan lengan Winda.

"Memang gak mudah. Sementara gue gak mau melihat Kak Fandi" kata Winda pelan.

"Sabar ya?" kata Novita pelan.

Silvia dan Novita memang merasa sejak kembalinya hubungan Devie dengan Fandi Winda sudah tidak lagi ceria meskipun selama ini terlihat temannya itu berusaha menjalankan aktifitas keseharian. Novita berhenti mengelus lengan Winda.

"Sudahlah. Ayo kita kerja PR. Sil, dari kita bertiga lo yang paling paham jadi ajarkan gue, donk"

"Gue juga" kata Novita.

"Lebih baik kata-katanya diubah kita belajar bersama. Gue gak sepaham itu. Gue yakin masih paham Miko daripada..."

"Ternyata masih gak bisa lupa ya?" potong Novita pelan.

Winda hanya melihat Silvia.

"Upps...maaf"

Novita tersenyum.

"Ya..memang gak bisa lupa. Seandainya kalau gue kehilangan Miki pasti gak gampang lupa juga jadi...Win, Sil, kalian gak perlu terburu-buru untuk melupakan cowok yang disayang. Semua itu butuh waktu" kata Novita memberi semangat.

Winda berpikir sebentar.

"Lo sudah memberitahu Miki kalau bersama gue dan Silvia?"

"Tentu saja sudah" kata Novita dengan tersenyum.

"Win, sepertinya dari kita bertiga kisah cinta Novita yang beruntung" kata Silvia.

Winda tersenyum tipis.

"Gue ikut bahagia. Jangan seperti gue" kata Silvia dengan berusaha tersenyum.

"Apalagi gue, Novi. Gue bodoh bisa gak paham signal dari Kak Fandi dan Kak Devie" kata Winda pelan.

"Sudah. Jangan dipikirkan lagi ya?" kata Novita pelan dan mengelus sebentar lengan Winda.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!