"Aku bosan menjadi polisi pangkat ren dahan, jadi aku memutuskan untuk menikahi Senna demi naik pangkat. Dan maaf Nana, kisah kita selesai sampai di sini."
Nana begitu hancur ketika mengetahui bahwa Darius, sang kekasih meninggalkannya dan menikahi anak komandan mereka.
"Darius, padahal kita berjuang bersama untuk masuk kedalam dunia kepolisian ini, tapi demi pangkat kau meninggalkanku."
Satu tahun kemudian
Nana menatap tak percaya pada lelaki kaya di depannya, lelaki yang tiba-tiba mengajaknya menikah. "haruskah aku terima tawarannya untuk membalas Darius?"
Ikuti kisah mereka di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
memeluk
Aku update dua bab
Nafas Nana sudah mulai teratur, pertanda wanita itu sudah tertidur hingga Jayden, yang membelakangi Nana langsung berbalik kemudian dia mendekat ke arah wanita itu.
Cukup lama Jayden menatap Nana, lelaki itu menerawang ke dalam hatinya, dia mulai bertanya-tanya ada apa dengan dirinya. Kenapa terkadang dia bisa lepas kontrol jika Nana dekat dengan Darius.
"Tidak, itu bukan cemburu." Tapi sayang, ego Jayden masih tinggi. Lelaki itu tidak mau mengakui bahwa dia cemburu, sebaik-baiknya Jayden, Dia adalah seorang Penguasa dan tentu saja Jayden mempunyai standar yang tinggi untuk pasangan, lelaki itu ingin pasangan yang setara. Dan menurut Jayden, hanya Nana pantas untuk dijadikan istri kontraknya demi membohongi putrinya, tanpa Jayden sadari bahwa dia akan menyesali pemikirannya.
Malam berganti pagi, Nana terbangun dari tidurnya ketika alarm berbunyi, ketika dia terbangun Dia merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya hingga Nana menoleh ke arah bawah dan ternyata ada tangan yang melingkar di pinggangnya, siapa lagi jika bukan tangan suaminya. Rupanya tanpa sadar Jayden memeluk Nana.
Nana saat ini masih mengantuk, tapi dia harus segera bersiap untuk pergi ke kantor, dan dia tidak ada waktu untuk bertanya kenapa Jayden memeluknya.
"Kau mau ke mana?" Rupanya Jayden terbangun ketika Nana melepaskan tangannya, hingga Jayden langsung bertanya.
"Aku akan pergi pagi ini, maaf beberapa hari ini aku tidak pulang karena aku akan menjalankan misi di luar kota."
Mata Jayden sempurna ketika mendengar itu, dia yang tadinya mengantuk tiba-tiba bisa membuka mata dengan lebar ketika mendengar ucapan Nana yang mengatakan akan keluar kota, dan tentu saja dia ingat Nana akan keluar kota dengan Darius.
"Batalkan saja, Helena akan tinggal di sini beberapa hari, jadi kau harus tetap tinggal di rumah ini agar Helena tidak curiga, dan biar aku yang berbicara pada komandanmu," ucap Jayden.
"Helena sudah tahu aku akan pergi berdinas, jadi tidak usah khawatir." Tidak ada waktu untuk Nana meladeni Jayden, Nana pun langsung berbalik kemudian masuk ke dalam kamar mandi membuat Jayden mengusap wajah kasar.
"Tunggu, kenapa aku tiba-tiba marah?" Sepertinya setiap Jayden merasa cemburu, ego Jayden kembali muncul hingga pada akhirnya Jayden memutuskan untuk tidak mempedulikan kepergian Nana yang akan pergi bersama Darius.
***
Nana masuk ke dalam ruangan, di sana sudah ada empat orang yang menunggu, yang akan menjalankan misi dengannya.
"Lihat, rumah ini tampak sederhana tapi menurut sumber yang didapat, di dalam rumah ini mempunyai ruang bawah tanah dan itu adalah tempat yang dipakai untuk meracik dan mengolah bahan-bahan nar koba. Tidak mudah untuk masuk ke sana, walaupun rumah itu terlihat sepi dan tidak berpenghuni, tapi ada penjaga yang bersembunyi dan sepertinya dibalik rumput-rumput yang ada di depan rumah itu, terdapat ranjau atau bom kecil.
"Kau seperti sudah pergi kesana saja." olivia mencibir Nana.
Nana yang sedang menjelaskan kondisi rumah targetnya menghentikan ucapannya ketika mendengar Olivia, polisi yang juga akan bergabung di timnya yang sepertinya sama dengan Sena yang tidak menyukai Nana, dan dia terpaksa harus ikut ke dalam tim ini karena Nana malah memilihnya, padahal dia tidak mau masuk ke dalam tim itu karena merasa Nana tidak pantas menjadi seorang kapten.
"Sebelum aku menerangkan ini, aku sudah banyak mencari tahu tentang rumah ini. Aku memilih kalian bisa membantu memenangkan misi ini. Darius sebagai penembak jarak jauh dan kau bisa sebagai pengalih perhatian," ucap Nana, setelah itu Nana kembali fokus ke depan kemudian dia kembali menggerakkan layar lalu menjelaskan keadaan sekitar.
"Aku harap semua sudah jelas, kita hanya mempunyai waktu dua minggu untuk memenangkan misi ini, jangan sampai tim lain turun tangan dan merebut kasus ini. Kita akan berangkat lima belas menit lagi dan aku tunggu kalian di parkiran." Setelah mengatakan itu, Nana pun keluar dari ruangan meeting meninggalkan keempat anak buahnya.
"Sungguh, aku ingin sekali keluar dari tim ini," ucap Olivia ketika Nana sudah pergi.
"Sudahlah Olivia, jangan banyak mengeluh, kita ini bertugas." Darius langsung menasehati Olivia membuat Olivia berdecak.
"Kau mau aku adukan pada istrimu bahwa kau membela dia?" ancam Olivia membuat Darius mengangkat bahunya tak acuh. Lelaki itu pun ikut bangkit dari duduknya kemudian dia keluar dari ruangan meeting.
Baru saja Darius akan pergi keluar untuk mengambil sesuatu di mobilnya, tiba-tiba Darius menghentikan langkahnya ketika melihat Nana dan Jayden sedang mengobrol di pintu masuk, sepertinya Jayden baru saja tiba dan kebetulan Nana juga akan keluar dari kantor.
"Kau kenapa kemari?" tanya Nana setengah berbisik, dia tidak percaya melihat Jayden di kantornya.
"Aku ingin bertemu komandanmu," jawab Jayden, entahlah kenapa tiba-tiba Jayden bisa pergi ke kantor istrinya padahal tadi dia berniat untuk membelikan roti kesukaan Helena. Sepertinya dunia lelaki itu berpusat pada Nana hingga tanpa sadar dia ada di kantor ini.