Rania Salsabila, gadis berusia 15 tahun, yang memiliki paras cantik, pintar dan sopan. Rania memiliki seorang ayah dan 2 kakak laki-laki,mereka sangat membenci rania.
Rania pun harus rela terusir dari rumahnya, hanya karena sang ayah yang tidak bisa menerima dirinya atas kematian bu Indah istrinya. Tapi, dibalik terusir nya Rania, takdir membawa dirinya menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rika sukmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
"Kamu itu, anak yang nggak pernah saya harapkan!" Bentak wijaya papah nya.
"Tapi kenapa pah?" Tanya Rania.
"Kamu mau tau kenapa saya membencimu?" Ucap pak Wijaya.
Rania mengangguk. "Iya pah, Rania ingin tahu kenapa papah membenci Rania!"
Rania Salsabila, gadis berusia 15 tahun, yang memiliki paras cantik, pintar dan sopan. Rania harus hidup dengan keluarga yang membencinya, ia sering kali di pukul, dicaci maki oleh ayah dan kedua kakak nya.hanya karena bu Indah meninggal saat melahirkan Rania.
"Jangan panggil saya papah!"
"Saya nggak sudi dipanggil papah sama anak yang telah membunuh istri saya!" Bentak pak Wijaya sambil menunjuk - nunjuk Rania.
"Maafkan Rania pah." Ucap Rania sambil menangis.
"Saya benci sama kamu, karena kamu istri saya meninggal!" Pekik pak Wijaya
"Kenapa kamu harus ada di dunia ini, kenapa tidak kamu aja yang mati! Kenapa harus istri saya!"
Rania menangis melihat papah nya begitu marah. "Maafkan Rania pah, maaf."
"Aku tidak butuh maaf kamu!" Ucap pak Wijaya
"Sekarang juga, pergi kamu dari rumah ini!" Bentak pak Wijaya sambil menyeret Rania.
"Pah Rania mohon, jangan usir rania pah. Rania mau tinggal dimana kalau Rania papah usir." Ucap Rania memohon sambil menangis.
"Saya nggak perduli, mau kamu tinggal di jalanan pun saya enggak perduli!" Bentak pak Wijaya
"Pah Rania mohon, maafkan Rania pah." Ucap Rania memohon.
"Ehh itu si anak sialan ngapain diluar, mana nangis-nangis gitu?" Tanya Keenan paka kakak nya Reno,karena mereka baru aja tiba di halaman rumah.
"Mana gua tahu!" Jawab Reno acuh.
"Mending sekarang kita sana aja, daripada terus disini." Ucap Keenan mengajak kakaknya masuk rumah.
Sedangkan Rania yang melihat kedua kakaknya muncul, langsung mendekatinya.
"Kak keen, kak Ren. Tolong Rania, bilang sama papah untuk enggak ngusir Rania." Ucapnya sambil menangis.
"HEH! Ngapain gua harus bantuin lo. Gak ada untung nya buat gua!" Ucap Reno dengan sinis.
"Memang seharusnya lo itu pergi sejak dulu, atau mati aja sekalian sana.daripada nyusahin orang, pembawa sial!" Bentak Keenan.
"Apa salah Rania kak, sehingga kakak membenci Rania?" Isak Rania.
"Lo itu bego ya, gara-gara lo nyokap gua meninggal!" Bentak Keenan sambil menunjuk Rania.
"Rania juga enggak mau mama meninggal kak, Rania juga sayang sama mama!" Ucap Rania sambil menangis.
"Halah! Gara-gara lo gua dan kak Reno kehilangan mama, ngerti gak lo!" Pekik Keenan.
"Kalau bisa disuruh memilih, rania juga nggak mau kehilangan mamah. Lebih baik aku gak lahir kedunia ini, jika taruhan nya mama!" Ucap Rania.
"Baguslah, memang seharusnya lo itu mati dari dulu.anak pembawa sial!"
"Sekarang juga,pergi dari sini! dan jangan pernah kembali lagi!" Usir Reno.
"Pergi yang jauh, gua gak mau keluarga ini kena sial gara-gara lo tinggal disini." Ucap Keenan sambil masuk kedalam rumah.
BRAK!
Keenan membanting pintu dan langsung menguncinya dari dalam. Rania hanya bisa menangis, meratapi nasib nya karena harus di usir oleh keluarganya.
Setelah diusir, Rania terpaksa pergi dari rumah. Entah harus kemana Rania pergi.
"Ya Allah, aku harus kemana sekarang." Isak Rania.
"Aku udah enggak punya siapa-siapa lagi."
"Ma, kenapa enggak aku aja yang pergi.kenapa harus mama!" Ucap Rania sambil menangis.
"Aku bingung harus kemana ma." Ucap Rania lagi.