NovelToon NovelToon
Pelakor Itu Sahabatku

Pelakor Itu Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Dikelilingi wanita cantik / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dinni Iskandar

Alina tidak menyangka sahabat yang dia kira baik dan pengertian telah menghancurkan biduk rumah tangga yang telah di jalin Alina selama tiga tahun lamanya. Lenna adalah sahabat Alin. mereka berdua telah menjalin persahabatan sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. ternyata Lenna menyukai suami Alin sejak lama. Lenna merasa tidak adil kenapa Alin bisa mendapat seorang pria tampan dan kaya seperti Revan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinni Iskandar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.33 Ŕencana Alina

          Seperti tidak terjadi apapun, pagi itu Alina masih tetap melayani suaminya seperti biasanya. Meskipun hati dan perasaannya dipenuhi rasa marah, kecewa, benci dan cemburu melebur menjadi satu. ia mencoba menekan perasaannya untuk sebuah pembuktian.

          Ia mencoba sedikit lebih bersabar untuk mengungkapkan rahasia suaminya, jika benar suaminya berselingkuh ia akan mencari bukti yang valid, tidak mungkin menuduh suaminya tanpa tendeng alih-alih.

          Sesekali Alina melirik tajam kearah suaminya yang sedang menikmati sarapannya yang nampak begitu santai. Lalu ia kembali mengunyah sarapannya, meskipun saat ini kepalanya dipenuhi oleh rahasia antara sahabat dan suaminya.

        Pesan singkat yang dikirim sahabatnya melalui aplikasi biru itu masih tercetak jelas dibenaknya. Diam-diam Alina menyunggingkan seringainya, "Jika dugaan ku ini benar, aku nggak akan maafin kalian berdua" Ucap Alina didalam hati.

Tiba-tiba suara Revan mengejutkannya. "Sayang? Ada apa?" tanya Revan menatap Alina dengan penuh tanya, ia melihat istrinya itu hanya mengaduk-aduk sarapannya tanpa memakannya.

Sontak pertanyaan Revan menyadarkannya, "Hah.. Nggak ada apa-apa kok, Mas" jawabnya dengan ekspresi dibuat senormal mungkin.

"Yakin?" Revan tampak ragu dengan ucapan istrinya, tidak biasanya Alina hanya diam seperti ini. "Iya" jawab Alina menganggukkan kepalanya dengan tersenyum, seolah-olah semuanya baik-baik saja. "Emang. Ada apa, Mas?" Alina bertanya balik.

"Kamu, kayak lagi banyak pikiran"

Alina tampak mengulum senyumnya, menunduk sebentar lalu menatap kembali kearah suaminya. "Nggak ada apa-apa kok, Mas?" Jawab Alina.

Helaan nafas panjang. "Kalau ada masalah cerita sama, Mas, ya?". Kata Revan, tangannya menggenggam tangan Alina, mencoba membuat Istrinya merasa dilindungi.

Alina hanya mengganguk dan tersenyum kearah Revan sebagai responnya.

Tidak lama, Revan mengambil tissue diatas meja makan, mengelap mulutnya dengan tissue, pertanda makannya telah selesai.

Lalu dia langsung berpamitan kepada istrinya, keduanya berjalan beriringan menuju pintu utama.

Cup

Kecupan lembut mendarat dikening Alina. Kebiasaan Revan jika ia akan pergi. Setelah kepergian Suaminya Alina masih berdiri mematung didepan pintu utama dengan wajah dinginnya.

Setelah mobil yang dikendarai Revan tidak terlihat kembali, barulah ia berbalik badan pergi melangkah menuju kelantai atas.

Kini Alina telah berada dikamarnya, menutup pintu, ia menghela nafas, dadanya terasa sesak. "Apa, Mas Revan akan mampir keapartemen yang dikatakan Lenna itu?" ucapnya dengan suara bergetar.

Matanya mulai berkaca-kaca. Sebenarnya, ia tadi berencana membuntuti suaminya pagi ini. Tapi ia mengurungkan niatnya itu, ia hanya belum siap mengetahui fakta apa yang sedang disembunyikan oleh Revan.

Ia ingin mengatur rencana sematang mungkin untuk mengetahui rahasia suaminya. Menurutnya jika ia tergesa-gesa malah akan membuat semuanya menjadi kacau

"Untuk saat ini, aku akan membiarkan kalian mempermainkan aku" katanya dengan sorot mata yang penuh dengan kebencian. Dadanya benar-benar terbakar oleh rasa marah dan benci

"Nanti, kalian akan tahu sedang bermain-main dengan siapa? aku nggak sebodoh yang kalian kira" ucapnya lirih dengan suara tertahan, menahan gejolak amarah.

Tangannya meremas kain seprai erat. Tarikkan nafas yang berat ia hembuskan hanya untuk mengurangi rasa sesak didada yang terasa menghimpitnya

Setelah perasaannya merasa sedikit lebih baik, ia memutuskan untuk segera pergi ketoko butik miliknya.

Disepanjang perjalanannya, ia membuang wajahnya kearah luar jendela, hanya untuk mengusir rasa resah dihatinya yang sejak tadi telah bergelayut dihatinya

TING

notifikasi ponselnya menyadarkannya dari lamunan, ia meraih ponselnya yang berada didalam tas. Nama Kayzo tertera dilayar ponselnya, "Kayzo" gumamnya. Tanpa sadar senyum tipis tersungging dibibirnya.

[ Pagi, Humairah ]

Seketika senyumnya mengembang, ia tidak lagi bisa menahan senyumnya untuk terlukis indah diwajahnya. Ia merasa geli membaca pesan dari Kayzo. Namun, disisi lain ia juga bahagia dengan sebutan Humairah untuk dirinya

[ Iya, selamat pagi, Tuan tampan ]

Keduanya akhirnya saling berkirim pesan, nampaknya mood Alina kini telah membaik sekarang. Jantung selalu berdebar kala mengingat pria tampan bermata biru itu.

Karena asyik berkirim pesan, ia tidak menyadari bahwa dirinya telah sampai didepan butiknya.

"Bu" panggil sang sopir, entah itu panggilan yang keberapa yang ia serukan untuk sang majikan.

"Eeh.. Y-ya, kenapa?" ucap Alina terbata

"Kita sudah sampai, bu"

Sontak kalimat itu membuat Alina mengedarkan pandangan disekelilingnya, Lalu menepuk jidatnya pelan.

"Astaga!!" ucapnya terkekeh pelan. Lalu ia segera keluar dari dalam mobilnya dan berpesan kepada sang sopir untuk tetap berada disekitaran butiknya. Tak lupa ia merogoh dompetnya, lalu memberikan uang pecahan lima puluh ribu untuk sang sopir untuk sekendar membeli kopi dan cemilan

Ia melangkah pelan, memasuki butiknya, sapaan dari tiga karyawan nampak terdengar.

"Semangat, ya!!!" seru Alina memberikan semangat untuk para karyawannya.

"Siap, Bu!!" ucap mereka serempak

Lalu Alina berjalan naik kelantai atas, menuju ruanganya. Kendati permasalahannya belum selesai namun ia juga mencoba untuk tetap fokus dengan pekerjaannya

"Aku akan menuntaskan pekerjaanku sekarang, biar besok aku bisa menguntit, Mas Revan" ucapnya dengan nada tegas. " Yah, meskipun nggak kebongkar semua, setidaknya aku tahu sedikit" katanya lagi, menyakinkan dirinya sendiri.

*****

Beberapa jam sebelumnya

Ditempat lain, seorang gadis tengah merajuk, ia melempar ponselnya diatas tempat tidur dengan seberangan.

Saat ini ia sedang dilanda rasa marah, sebab sang kekasih tidak menuruti keinginnya. Entah mengapa sejak hamil ia selalu menginginkan hal-hal yang menurutnya bukan kebiasaannya

"Awas, aja nanti. nggak bakal aku kasih jatah" ucapnya dengan nada marah. Ia tidak tahu saja, jika yang membalas pesannya itu adalah Istri dari kekasihnya.

Dengan rasa malas, ia beranjak dari duduknya lalu berjalan kearah kamar mandi.

sekian menit berlalu, akhirnya ia menyudahi acara mandi paginya. Hari ini, ia memutuskan untuk pergi kesebuah Mall.

Semalam, sebelum Revan pulang kerumah, suami orang itu telah mentransfer sejumlah uang yang nominalnya lumayan.

Lenna memutuskan untuk shopping hari ini, apalagi setelah menerima penolakannya pagi ini, semakin membuat perasaan Lenna semakin kesal

Ya, hari ini. Ia juga meminta izin kepada rekannya dikantor, bahwa ia belum bisa masuk kerja.

"Kayaknya, aku perlu perawatan badan deh" ucapnya memindai tubuhnya didepan cermin. Efek kehamilan membuat tubuhnya sedikit lebih kurus. Mungkin karena nafsu makannya tidak terjaga dengan baik.

"Aku yakin, setelah aku melahirkan bayi untuk Mas Revan, pasti dia makin lengket sama aku". Ucapnya dengan percaya diri tingkat dewa. "Apalagi Alina belum bisa ngasih keturunan untuk keluarga besarnya, Mas Revan"

Sebelum pergi dari apartementnya, Wanita sexy itu meraih ponselnya, bermaksud akan memberitahu sang kekasihnya.

[Nanti siang temuin aku dimall ssss, awas aja kalo Mas nggak jemput aku. Nggak akan aku kasih jatah sebulan]

Ia mengirim pesan singkat tersebut dengan ancaman. Tidak menunggu balasan dari Revan, Sahabat Alina itu memutuskan untuk segera pergi ke mall.

Ia ingin menyenangkan hatinya, berfoya-foya menggunakan uang yang dikirimkan Revan semalam.

Sesampai diMall, lagi-lagi Lenna bertemu dengan mertua Alina. "Dunia emang sesempit ini, ini nenek-nenek hobi banget deh shopping". Ucapnya dalam hati. "Kayaknya asyik juga ini nenek-nenek kalo deketin"

Dia mempercepat langkahnya, mencoba mencuri hari mama mertua Alina.

"Tante" sapanya tepat disamping Mama Rita, sontak panggilan itu membuat Mama Rita menolehkan kepalanya, wajahnya sedikit terkejut

"Kamu?" jawabnya dengan ramah. Berbeda saat bertemu dengan Alina yang terlihat ketus dan tidak perduli.

"Sendirian aja nih, Tante?" tanya Lenna berbasa-basi, ia sebenarnya malas harus bersikap baik atau berpura-pura seperti ini. Namun demi kelancaran rencananya dengan terpaksa wanita sexy itu melakukannya

"Enggak kok, tadi bareng temen arisan Tante, cuma mereka udah pergi ada urusan" Jawab Mama Rita dengan suara renyahnya

"Ooh.. Sekarang Tante mau langsung pulang atau keliling dulu nih"

"Kalo kamu mau temenin Tante, Tante nggak langsung pulang"

Dengan antusias Lenna mengangguk cepat dan melemparkan senyum paling manisnya didepan Mama Rita.

Akhirnya, ia berkeliling dan sekalian mengajak mertua Alina itu untuk melakukan perawatan.

"Kayaknya enak banget ya, Tan, kalo bisa jadi istrinya Mas Revan, nggak kerja cuma ngurusin anak sama Suami aja". Ucap Lenna sengaja menyinggung soal keturunan

Sontak saja mertua Alina itu menghela nafas. "Iya, tapi sayangnya, mereka belum punya anak". Jawab Mama Rita dengan nada kecewa. "Padahal, Tante udah kepengen banget gendong cucu"

Senyum licik tersungging dibibir Lenna yang tebal, "Sabar ya, Tan. Mungkin belum dikasih aja" Jawabnya seolah memberi semangat.

"Kamu sendiri, kenapa belum menikah?" tanya Mama Rita setelah beberapa menit terdiam. Pertanyaan itu membuat Lenna menghembuskan nafasnya.

"Belum ketemu yang pas, Tan" jawabnya dengan wajah dibuat sedih.

"Sabar ya" jawab Mama Rita tangannya menyentuh tangan Lenna, mencoba membuatnya merasa nyaman.

"Kalo aku, kepengennya punya suami kayak, anak Tante" katanya dengan nada penuh penekanan di kata Anak.

Perkataan itu seketika membuat kepala mertua Alina itu menatap kearah Lenna. Tidak ada respon apapun dari Mama Rita, namun matanya masih menatap Lenna. Membuat Lenna merasa canggung.

"Mau jadi istri keduanya anak, Tante?" ucap Mama Rita setelah sekian menit terdiam. Kalimat yang terlontar tersebut membuat Lenna tersedak oleh air ludahnya sendiri.

"Ma-maksudnya, Tan?" tanya Lenna dengan penuh kebingungan.

Kedua wanita berbeda generasi itu hanya saling tatap untuk beberapa detik.

"Maksudnya, Tante. Kamu menjadi istri keduanya Revan. Kamu juga cocok kalo bersanding sama anak Tante" ucapan tegas dari mertua Alina itu membuat tenggorokan Lenna tercekat. "Kamu--- maukan ?"

( Berhenti melukai diri sendiri untuk seseorang yang tidak bisa membalas perasaanmu )

1
Triyas Hayu
wuiihhh akirnya menuju konflik yang sesungguhnya keren tor
Queen Hinata: maaf y kak, terkesan lambat konfliknya. makasih udh mampir kak
total 1 replies
Siti Nafiah
semangat thor,,lanjut trs up nya
Queen Hinata: makasih kak.
total 1 replies
Triyas Hayu
keren tor mulai muncul nih konfliknya up banyak dong tor
Queen Hinata: makasih kak udah setia baca
total 1 replies
Siti Nafiah
kpn ketahuannya thor,,jgn lama2
Queen Hinata: sabar ya kak
total 1 replies
Triyas Hayu
keren tor 👏
Queen Hinata: Makasih kak/Rose//Rose/
ditunggu kelanjutannya yaa
total 1 replies
Triyas Hayu
makin seru tor ceritanya gak sabar ngu kelanjutannya..
Queen Hinata: makasih kak... tetap nantikan kelanjutannya ya kak
total 1 replies
Siti Nafiah
up trs dong thor
Siti Nafiah
up nya jangan cuma 1 thor
Queen Hinata: iya kak, sabar dulu ya. insyaallah besok kalau sempet up 2 bab.
makasih udah mampir kak
total 1 replies
Triyas Hayu
semangat up tor 👏
Queen Hinata: makasih kak
total 1 replies
Triyas Hayu
tor up yang banyak dong tor..semangat up ya tor
Queen Hinata: ok kak...
makasih udah mampir
total 1 replies
Triyas Hayu
semangat up tor
Queen Hinata: Ashiap kak. Makasih udah mampir, ditunggu kelanjutannya ya kak
total 1 replies
merry jen
karma bntrr lgg otw moga cepat gk macet biar Revan Lena dpt karma yaa
Queen Hinata: sabar ya kak. ini belum masuk konfliknya kak
total 1 replies
Pitri Nurhasanah
menarik
Queen Hinata: makasih banyak kak. ditunggu kelanjutannya ya kak
total 1 replies
Mutiara 123
bikin penasaran, cpt kelanjutannya gak sabar nunggu bkn greget
Queen Hinata: sabar ya kak hehehe
total 1 replies
Mutiara 123
aku yang baca slalu dag dig dug ,, moga cpt terbongkar
Queen Hinata: ini sebenarnya belum masuk kedalam konfliknya loh kak. ini masih awal-awal perselingkuhan suami dan sahabatnya /Grin/
total 1 replies
Sunarmi Narmi
Revan baik apanya sdh pny istri lihat yg seksi matanya lngsung.ijo...dah jelek ahklaknya Revan..
Queen Hinata: iya nih si Revan emg minta dihajar.
Terimakasih sudah mampir kak/Drool/
total 1 replies
Nurhaedah Syarif
lanjut
Queen Hinata: ashiap kak/Drool/
total 1 replies
🏹💕mycupidaneko💘🐈
Ingin baca lagi!
Queen Hinata: makasih kak. ikutin terus yaa/Smile/
total 1 replies
Talklesswinmore
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
Queen Hinata: makasih banyak kakak. /Drool/jangan lupa terus ikutin ya?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!