" Aku menyukai nya maka dia harus jadi milikku" ucap Raisya pada teman-teman nya menatap pria tampan yang sedang meeting di ruang VIP restoran itu .
" Bebz Kakak tampan itu tidak akan mau dengan anak SMA seperti kita ?" ucap Agnes mengelus punggung Raisya seolah iba .
" Kalian yakin dia akan menolakku?" tanya Raisya mengibas rambut panjang sambil berkaca membuat teman-teman nya melongo .
Yuk baca perjuangan Raisya meluluhkan hati pria tampan pujaan hatinya dan bagaimana perasaan Vicenzo yang berwatak keras dan dingin tiba-tiba dicintai secara ugal-ugalan oleh gadis cantik yang entah datang dari mana .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22 Ada Saya
" udah dari 5 tahun yang lalu " jawab Zo singkat.
" Dih , kita nikah aja yuk kasihan hati kakak pasti iri ya liat mereka mesraan " tawa meledak Raisya memeluk lengan Zo yang terus berjalan itu .
" Saya lebih kasihan dengan emosi Saya kalau nikah sama gadis nakal kayak kamu, bisa darah tinggi Saya" ucap Zo .
" Karena nahan cemburu " ucap Raisya lagi semakin menggoda Zo .
" Ee,,, enggak . Emosi Saya liat kelakuan Kamu" ucap Zo walaupun sedikit gelagapan.
" Ini bajunya tuan " ucap pelayan Zo memberikan paper bag berukuran sedang pada Zo .
" uihhhh montoknya" ucap Raisya dengan mata melotot menatap tubuh pelayan Zo yang memakai pakaian cukup terbuka .
" Memang jelalatan ya mata kamu sampai wanita pun suka " omel Zo menggenggam tangan Raisya menuju kamar untuk mengganti baju .
" Ehhhh, mata Kakak yang jelalatan . Apaan kasih seragam pelayan kek gitu sampai paha dan dadanya kelihatan mana sexi banget lagi " ucap Raisya mengomeli Zo balik .
" Saya tidak suka dengan orang dekil yang menjadi pelayan Saya, jadi harus rapi dan bersih . Paham " komplen Zo juga tidak terima dengan ucapan Raisya.
" Alah bilang aja suka yang terbuka biar bisa cuci mata " ucap Raisya semakin meledek Zo .
" ganti semua baju pelayan ini menjadi tertutup kapan perlu rambutnya jangan kelihatan " ucap Zo yang kesal diledek Raisya langsung menghampiri kepala pelayan nya .
" puas kamu " ucap Zo menatap gadis sialan yang kini berdiri senyam-senyum seolah tanpa dosa itu .
" bagus " ucap Raisya mengacungkan 2 jempol .
" Sini. Bajunya " kata Raisya dengan ceria mengambil paper bag di tangan Zo lalu berlari ke kamar tadi untuk mengganti baju nya .
............
Hampir jam 9 malam Zo yang baru keluar dari ruang kerja nya sayup-sayup mendengar suara tangisan dari kamar nya .
" Hai kenapa menangis?" tanya Zo menghampiri Raisya yang kini sudah duduk ditengah ranjang , padahal tadi Zo tinggal sedang nonton TV dengan antusias nya .
" Papa kemana sih Kak " tangis Raisya sampai sesenggukan saat Papa ataupun Mama nya belum ada yang bisa di telfon sampai sekarang.
" Apa Papa dan Mama udah nggak sayang Aku lagi , hiks , sampai Aku dalam bahaya kayak gini pun tak ada satu dari mereka yang peduli " tanya Raisya pada Zo sambil menangis sesenggukan, karena sudah tak sanggup menahan sesak di dadanya.
" Ehhh, nggak boleh mikir gitu " ucap Zo dengan spontan memeluk Raisya yang sudah terlihat begitu rapuh itu .
" Aku takut kak" tangis Raisya dalam pelukan Zo , dibalik senyum ceria nya Raisya benar-benar takut dengan kondisi sekarang.
" Udah jangan takut ada Saya yang akan melindungi kamu" ucap Zo yang paham sekali akan apa yang ditakutkan oleh Raisya .
" Dengar ya, Papa kamu itu sangat menyayangi kamu hanya saja sekarang dia berada dipilihan antara anak dan istrinya" ucap Zo dengan lembut mengelus punggung Raisya .
" Jadi Mama sedang dalam bahaya?" tanya Raisya dengan spontan yang jadi berkesimpulan mendengar ucapan Zo .
" Kakak , jadi Mama kek mana " Raisya yang tadinya hanya sedih kini menjadi semakin kacau saat pikiran buruk berdatangan di pikiran nya .
" Enggak, enggak . Mama kamu baik-baik saja kan ada Papa " ucap Zo memegang wajah Raisya dengan kedua tangannya lalu berkata dengan lembut agar Raisya tenang .
" Nggak . Aku harus pergi cari Papa sama Mama" ucap Raisya dengan begitu panik .
" Hei tenanglah , diam disini Papa itu tau bagaimana cara menyelesaikan masalahnya dan Kamu cukup diam agar masalah Papa tidak bertambah " ucap Zo yang membuat Raisya sadar kalau jika dia pergi menyusul justru akan menambah masalah Papa nya .
" Tapi kalau Papa sama Mama kenapa-kenapa gimana Kak, Aku nggak mau biarin Aku ikut mati aja sama mereka " ucap Raisya akan menyusur orang tuanya, benar-benar tidak bisa hidup tanpa kedua orangtuanya di dunia yang begitu jahat ini .
" shhht, udah tenang. Papa dan Mama kamu baik-baik saja kalaupun dalam bahaya nanti Saya yang akan membantu mereka " ucap Zo menenangkan Raisya sambil terus mengelus punggung nya.
" Bener kakak mau bantu " tanya Raisya mendongak menatap Zo dengan air matanya yang masih mengalir deras .
" Iya ucap Zo menghapus air mata Raisya yang berjatuhan dengan tangan nya .