Muridku Suamiku

"Kami minggu besok ke Las Vegas dan pulang tiga minggu kemudian, bagaimana kalau pernikahannya kita adakan setelah kami kembali dari Las Vegas yaitu tiga minggu lagi ?" om Bobby lagi-lagi memberi usul

"Apa....secepat itu ?" batin Wulan kaget

Sementara yang lain pun kembali manggut-manggut tanda setuju. Gilang tersenyum dengan sangat lebar. Ia menatap Wulan dengan mata yang tajam entah apa artinya, Wulan pun risih dan tak nyaman.

"Ya Tuhan semoga pilihan hamba tepat" batin Wulan dengan terus berdoa dalam hati

Akhirnya keputusan pun telah diambil bahwa Wulan dan Gilang akan menikah tiga minggu lagi dan semua urusan pernikahan akan tante Dian handle dengan menunjuk sebuah WO (wedding organizer). Mulai besok sampai jum'at pagi, Gilang yang akan mengantar jemput Wulan kemanapun. Walaupun Wulan menolak tapi om Bobby bersikeras, tujuannya agar mereka berdua bisa saling mengenal lebih dekat sebelum pernikahan.

Keluarga om Bobby pun berpamitan pulang dengan senyum lebar diwajah mereka. Wulan akhirnya bisa bernafas lega.

"Nak, bisa bicara sebentar ?"

"Ada apa bu ?" Wulan pun mendekati ibu dan duduk disampingnya

"Apa kamu bahagia nak ?"

"Tentu saja bu, kalau ibu bahagia Wulan pun bahagia" ucap nya menenangkan sang ibu.

Ibu pun tersenyum dan memeluk Wulan dengan erat.

"Semoga Tuhan selalu menjaga mu nak dan memberikan yang terbaik buatmu, ibu yakin" doa ibu kemudian.

Wulan pun mengaminkan. Setelah melihat kebahagiaan di wajah ibu malam ini, ia mencoba ikhlas dan menerima dengan lapang dada. Semoga Tuhan berbelas kasih memberi nya suami yang benar-benar mencintainya lahir dan bathin.

🌹🌹🌹

Royal loyalty hotel

Jack terus menekan tombol bell di pintu kamar Alex, tapi tidak ada jawaban. Ia pun merasa cemas. Jack segera membuka tombol kunci dan menekan kode nya dengan benar, pintu pun terbuka. Jack melihat suasana kamar sangat gelap, tidak ada satu pun lampu yang hidup.

Ia semakin khawatir. Sejak ia mengantar Alex dan Wulan kekamar hotel, Jack belum bertemu dengan Alex. Saat dihubungi Alex tidak menjawab telpon nya.

Jack menghidupkan semua tombol lampu dan mencari Alex ke bagian kamar. Ia membuka pintu dan melihat Alex dengan mata terpejam terduduk dilantai dengan kepala bersandar ke bahu kasur.

"Tuan...tuan..." Jack menggoyang-goyang tubuh Alex. Alex menggeliat dan membuka matanya. Jack melihat kondisi Alex yang memprihatinkan, wajahnya kuyu rambutnya kusut. Pertama kali nya Jack melihat Alex seperti ini. Jack ingat saat Alex memegang perusahaan, ia tidak pernah kacau begini walaupun ia rugi milyaran rupiah.

Penampilannya benar-benar menyedihkan. Alex berdiri sempoyongan, Jack dengan sigap membantu agar Alex tidak jatuh. Alex pun merebahkan badannya di atas kasur.

"Wulan meninggalkan ku Jack, seperti mama" Alex kemudian terisak dengan pelan, air mata nya berjatuhan tanpa mampu ia tahan.

Jack tidak terkejut, ia sudah mengetahuinya dari anak buah yang ia kirimkan untuk menjaga Wulan dari jauh.

"Tuan tahu kenapa ?" tanya Jack

"Katanya ia hanya main-main denganku" Alex tersenyum pahit, air mata tidak mau berhenti mengaliri pipi nya. Jack menghela nafas iba. Ini pertama kali nya ia melihat air mata seorang Thunder. Bos mafia paling ditakuti.

"Tuan yakin ? Atau ada alasan lain ?" pancing Jack. Alex menggeleng pelan, sungguh otaknya buntu untuk berpikir. Ia hanya ingat kata-kata Wulan bahwa gadis itu tidak mencintai nya.

"Tuan tahu kalau nona dijodohkan ?" selidik Jack

"Apa ?" Alex pun kaget

"Apa maksudmu Jack ?" Alex kembali duduk dan memandang Jack dengan penuh tanya.

"Nona Wulan terpaksa menerima perjodohan dengan keluarga sahabat mendiang ayahnya tuan" jelas Jack, ia tidak ingin Alex larut dalam kesedihan.

"Jadi maksudmu Wulan mencintaiku ? Ia tidak membenci ku ?" tanya Alex dengan penuh harap.

"Soal cinta atau tidak bukankah tuan bisa buktikan sendiri dengan nona Wulan ?" ucap Jack sambil tersenyum. Ia sudah menyiapkan sesuatu yang akan membuat Alex bahagia.

Bagi nya kebahagiaan Alex adalah yang utama. Hanya Alex keluarga Jack satu-satu nya. Ingatan Jack melanglang buana ke masa dua puluh satu tahun yang lalu.

Flashback on

Jack ingat masa kecilnya sangat suram. Ia terlahir dari keluarga yang sangat miskin. Ibu nya bekerja sebagai buruh tani didesanya sedangkan ayahnya tidak pernah bekerja. Sepanjang hari ayahnya hanya mabuk-mabukkan dan berjudi.

Ayah Jack sebenarnya berasal dari keluarga yang sangat kaya. Kakek Jack adalah juragan tanah didesa nya. Tapi harta warisan untuk mereka telah habis di jual oleh ayah Jack untuk berjudi dan mabuk-mabukkan. Sepanjang hari ibu dan Jack tak pernah lepas dari pukulan sang ayah terutama ibunya. Ada saja yang salah dimata ayah. Apalagi saat tidak ada uang untuk membeli minuman dan berjudi, ia akan menggila.

Hati Jack sangat hancur melihat ibu nya menangis dan lebam-lebam akibat ulah ayahnya. Ia sudah berulang kali mengajak ibu nya kabur, tapi ibu nya selalu menolak. Ibu lebih memilih pasrah dan menjalani saja hidup yang bagai dineraka.

Ayah dan ibu Jack dulu dijodohkan. Ibu menjadi alat pembayar hutang keluarga nya, padahal ibu dulu memiliki kekasih yang sangat baik dan mencintai ibu tapi karna ia miskin maka ia tidak mampu membayarkan hutang keluarga ibu pada keluarga ayah Jack.

Saat Jack berumur delapan tahun, ibu nya mengalami sakit yang berkepanjangan. Sudah hampir dua bulan ibu tidak juga kunjung sembuh. Jack yakin ibu nya sakit karna bekerja terus menerus dan mendapat tekanan batin dan fisik dari ayah nya.

Jack pun menggantikan ibunya yang bekerja banting tulang untuk membeli makanan dan obat buat ibu nya. Sedangkan ayahnya seperti biasa hanya mabuk-mabukan dan berjudi. Ayahnya tidak peduli dengan kondisi sang ibu.

Jack bekerja seharian menjadi kuli panggul dipasar. Jika ia sudah gajian maka Jack akan menyembunyikan uangnya agar ayah tidak mengambilnya. Jack sering kena pukul karna ia menolak memberi uang pada ayah. Badan Jack sangat kurus dan dipenuhi luka akibat perbuatan ayahnya. Para tetangga tidak bisa menolong karna ayahnya akan mengamuk dirumah orang yang berusaha menolong Jack dan ibunya.

Pagi itu ibu melarang Jack untuk bekerja. Ia ingin menghabiskan hari bersama Jack.

"Ibu, ayo makan dan minum obat dulu" Jack pun menyuapi ibu nya dengan sabar dan penuh sayang.

"Maafkan ibu nak, hidup kamu menjadi sangat sulit karna ibu, seharusnya kamu sekolah bukan bekerja" isak ibu dengan uraian air mata. Ibu hanya bisa berbaring tidak kuat duduk lama-lama.

"Jangan bersedih bu, Zen tidak apa-apa. Ibu harus sembuh" ujar Jack, ia pun menghapus air mata ibu. Nama asli Jack adalah Zendra.

"Jika suatu saat kau menemukan seseorang yang mencintai dan menyayangimu setulus hati jangan kau lepas ya nak, jaga dan cintai ia. Jangan menyesal seperti ibu berjanjilah Zen" ibu pun menangis dengan pilu, Jack pun ikut menangis. Ia tahu ibu nya pasti menyesal telah memilih perjodohan dengan ayahnya bukannya menikah dengan kekasih ibu yang dengan tulus mencintai nya.

"Iya bu, Zen janji" ujar Zen. Ibu pun tersenyum makin lama mata ibu makin tertutup dan senyumnya pudar. Jack mengira ibu nya hanya tertidur. Ia pun memeluk ibu nya dan ikut tertidur dengan posisi Jack yang duduk.

Tak lama kemudian, ia mendengar suara ayahnya membentaknya.

"Hei anak bodoh, bangun. Mana uang mu berikan pada ayah" bentak ayah Jack. Ia mendorong Jack dengan kasar hingga Jack jatuh dan terbangun.

Jack pun bangun dan mendorong tubuh ayahnya. Ia sangat muak dengan kelakuan ayahnya.

"Kau sudah berani melawanku ya ? Cepat berikan uangmu atau ibu mu aku pukul" ancam ayah nya

"Jangan...jangan ganggu ibu, ibu sedang sakit"

"Maka nya berikan uang mu bodoh"

"Uangku sudah habis membeli beras dan obat ibu"

"Apa...."

Ayah Jack mengamuk, ia menarik tubuh ibu dari atas kasur. Jack berteriak marah ia berusaha memegang ayahnya tapi kekuatannya kalah jauh.

Ayah menarik ibu hingga terjatuh ke lantai tapi ibu tetap diam tak bergerak. Ayah pun menendang-nendang tubuh ibu. Jack memeluk tubuh ibu nya ia merasa badan ibu nya dingin.

"Ibu....ibu...." Jack menggoyang-goyang tubuh ibu, ayah yang melihat ibu hanya diam tak bergerak menjadi curiga. Ia memegang hidung ibu dan kaget. Kemudian ayah pergi meninggalkan mereka berdua.

"Ibu...bangun bu bangun..." Jack terisak, dada nya sesak.

"ibuuuuu....."

...****************...