NovelToon NovelToon
Love Scandal

Love Scandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sia Masya

Sepasang suami istri yang terlihat memiliki hidup bahagia namun tersimpan banyak teka-teki pada setiap hubungan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35

Gion akhirnya memesan sebuah kamar di hotel Arya. Kebetulan hotelnya berada pada jarak yang paling jauh dari lingkungan tempat tinggal mereka. Aletta tidak ingin ditinggal sendiri makanya Gion menemani gadis itu. Situasi saat ini tidak memungkinkan baginya jika membawa Aletta ke resort mbak Klara.

"Makasih Gion untuk pertolongan mu. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika tidak ada kamu disana."

"Dia tidak akan berani melakukan apapun padamu. Aku justru sangat berterima kasih karena kamu telah melibatkan diriku dalam membongkar kebohongan Brian selama ini."

"Justru aku yang harus berterima kasih kamu yang percaya pada kata-kataku serta ikut membantuku hari ini."

Aletta teringat saat kemarin dirinya yang sangat dilema memikirkan harus kemana. Nomor baru yang tidak di kenal menelponnya. Awalnya ia tidak ingin mengangkatnya, takutnya ada orang yang iseng menelpon maupun ingin menipunya. Namun setelah 5 kali panggilan tak terjawab, pada panggilan ke 6, Aletta mengangkatnya. Aletta tidak bersuara. Dia hanya ingin mendengar suara siapakah itu.

"Halo, Aletta. Apakah ini benar-benar nomor kamu. Halo, halo. Kok nggak ada suaranya?" Aletta bingung. Kenapa orang itu bisa tahu namanya. Dan suaranya juga tidak begitu asing di telinga.

"Siapa?" Tanya Aletta ragu.

"Aku Gion."

"Dari mana kamu punya nomorku?"

"Aku meminta pada sekuriti di bawah. Kebetulan dia menyimpan datamu. Maaf Aletta jika aku lancang."

"Ya, aku maafkan. Ada urusan apa kamu menelponku?"

"Aku hanya ingin mengetahui keadaan mu saja. Aku masih sangat mengkhawatirkan mu. Mengingat kamu masih tinggal bersama suamimu. Aku takut dia akan melukaimu."

Aletta menarik nafasnya panjang. Sepertinya dia tahu siapa orang terpercaya yang akan menolongnya. Mengingat Gion beberapa kali memperingati nya tentang Brian.

"Gion. Bisakah kita bertemu?"

"Bertemu? Baiklah. Dimana kita akan bertemu? Kamu yang cari tempatnya nanti aku akan datang."

"Kamu datang saja ke restoran Kalianggat. Di arah timur, dekat pasar malam. Jika kamu tidak tahu maka aku akan mengirim lokasinya ke kamu."

"Aku tahu. Aku akan datang ke sana."

"Sampai jumpa di sana." Aletta mematikan panggilannya dan langsung melajukan mobilnya menuju lokasi yang telah disepakati bersama.

Aletta masuk ke dalam restoran, saat membuka pintu ia bisa melihat Gion duduk di meja paling ujung dan memanggilnya. Keadaan sekitar sangat sepi dan hanya mereka berdua. Aletta memilih restoran itu karena memang tidak terlalu ramai.

"Kamu cepat sekali tibanya?"

"Kebetulan aku berada di area sekitar sini. Ayo duduk dulu. Aku akan memesan minuman untuk kita berdua. Kamu mau minum apa?"

"Apa saja yang ada. Aku akan meminumnya."

"Kalau koffie latte gimana?"

"Boleh."

"Oke, tunggu sebentar."

Aletta mengangguk. Gion pergi ke meja kasir dan memesan minuman untuk mereka berdua. Gion kembali membawa dua cangkir gelas minuman untuknya dan Aletta.

"Ini minumanmu."

"Kamu sudah seperti pelayan saja. Emangnya nggak ada pekerja nya?"

"Ada. Tapi aku ingin membawanya sendiri."

"Makasih ya."

Aletta mencoba seteguk dan ternyata sangat cocok dengan lidah nya.

"Wajahmu terlihat sangat lelah, apa kamu punya masalah?"

"Aku percaya sama kata-katamu Gion."

"Kata-kata apa?" Gion merasa bingung dengan maksud dari perkataan Aletta barusan yang begitu tiba-tiba.

Apa yang sebenarnya Aletta percayai?

"Tentang kecurigaan mu sama Brian. Aku percaya. Hari ini aku baru pulang dari rumah sakit dan menemukan kalau obatku benar-benar ditukar."

"Itu kan apa aku bilang. Dia benar-benar melakukan sesuatu padamu. Makanya kamu kehilangan ingatanmu. Sebaiknya kita melaporkannya pada polisi. Itu termasuk tindak kejahatan."

"Aku tidak punya bukti yang akurat."

"Bukankah kamu bilang obatnya ditukar? Dan dokter juga sudah memberikan hasil lab nya kan. Kita bisa melaporkannya dengan bukti itu."

"Bukti seperti ini tidak dapat menunjukkan apapun. Bagaimana jika dia membela dirinya dan mengatakan semua hanya halusinasi ku saja. Karena aku sendiri punya riwayat penyakit. Belum lagi jika aku hanya menyerahkan surat seperti ini, justru akan membuat para pekerja apoteker itu yang mendapat masalah. Karena obat ini dari mereka."

"Iya juga. Aku baru kepikiran. Justru hal seperti ini malah memberatkan mereka dan nama mereka ikut tercoreng. Orang-orang akan mengira mereka salah kasih resep dan tidak mau membeli pada mereka lagi. Dan ini malah merugikan mereka. Padahal mereka tidak tahu apa-apa. Apa kamu tidak punya bukti lain?"

"Aku punya sepotong video saat dia mengambil obatnya dari tempat rahasianya itu. Hanya saja dia membelakangi kamera ku jadi tidak terlihat apa yang dia keluarkan dari sana. Aku takut jika nanti saat kuserahkan pada polisi mereka akan mengira aku mengambil video koleksi album saat aku merekam suamiku yang sedang membuka hadiah dari belakang."

"Mana, coba kulihat dulu." Aletta membuka video nya dan ditunjukkan pada Gion. Video yang hanya berdurasi 5 menit saja. Benar-benar bukti yang kurang akurat.

"Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan sekarang? Apa kamu punya ide?"

"Ada satu cara. kita akan membuat video baru. Dia yang akan membongkar semua kebusukannya sendiri di dalam video itu nanti."

"Apa maksud mu. Dia tidak mungkin mau mengakui perbuatan nya dengan lapang dada."

"Bukan dengan lapang dada. Kita yang akan membuatnya mengakui sendiri. Asalkan dia tidak mencurigai mu. Aku yakin kita akan mendapatkan buktinya. Aku akan menjelaskan rencananya."

Gion mulai menceritakan ide yang dia punya pada Aletta. Aletta mendengar dengan seksama. Ia memahami setiap tugas yang Gion berikan padanya.

"Baik akan kulakukan." Itulah akhir dari pembahasan mereka.

"Apa kamu sudah mengambil kameranya?" Tanya Aletta.

"Sudah. Saat aku memukulnya, aku langsung mengambil kamera itu."

"Lalu dimana kameranya?"

"Ada di dalam sakuku." Gion mengeluarkan dari dalam saku celananya dan langsung diserahkan pada Aletta.

"Kamu bisa menontonnya kembali."

"Tidak perlu. Aku yakin buktinya sudah sangat akurat."

"Apa kita akan menyerahkannya besok ke kantor polisi?"

"Tidak. Tunggu dulu. Aku ingin mencari seseorang."

"Mencari seseorang?"

"Inez, selingkuhan Brian."

"Dia selingkuh?"

"Iya, makanya dia menghilangkan ingatan ku saat aku tahu perselingkuhan nya itu dan aku pernah meminta untuk bercerai darinya."

"Apa kamu punya fotonya?"

"Itu dia, aku tidak punya foto Inez. Aku juga tidak mengingat wajahnya. Tapi aku punya catatan tentang dia."

"Bagaimana kita bisa tahu siapa Inez ini, sedangkan ada ribuan orang yang bernama Inez di kota ini."

"Aku menulis catatan tentang nya, karena aku tahu aku akan kehilangan ingatan ku lagi. Dan aku tahu di mana tempat saat dia bertemu dengan ku. Dia naik ke mobilku saat di apartemen kita. Hanya saja aku lupa tanggal berapa."

"Apa dia tidak memberi tahu di mana alamat rumahnya?"

"Kalau untuk hal itu seperti nya tidak ada sama sekali. Dia tidak mengatakan apapun tentang alamat rumahnya."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!