Aurora, seorang CEO yang merupakan gadis multitalenta harus merenggang nyawa karna keserakahan tangan kanannya sendiri yang berniat merebut perusahaan yang dia bangun sejak dulu.
Ketika sebuah peluru terlepas menembus jantungnya, Dan di detik kemudian gadis itu telah berada di dunia yang berbeda.
Jiwanya menempati tubuh putri dari seorang jendral perang yang terkenal dengan sampah karna tidak mampu berkultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah lelang
Mereka bertiga segera berlalu ke lantai atas tanpa peduli bagaimana keadaan Xie Fei yang sudah menerima serangan Hong Yini.
Salah satu wanita yang bekerja di rumah pelelangan segera membawa mereka ke salah satu kamar.
Hong Yini masuk kedalam kamar itu lebih dulu untuk memeriksa ruangan, Terlihat ada sepasang set kursi panjang dan meja dengan kain putih yang cukup tipis di arah depan untuk melihat platform di lantai bawah dimana barang barang akan di lelang.
Hong Yini mengangguk puas, Lantas segera keluar memberitahu petugas rumah lelang itu jika mereka setuju dengan ruangan tersebut.
Meilan masuk kedalam ruangan tersebut bersama penatua Hong, gadis itu meneliti seisi ruangan hingga pada akhirnya dia mengangguk puas.
Meilan mengalihkan pandangannya kearah bawah, Dimana kini kursi kursi yang sebelumnya kosong kini telah terisi penuh, ada begitu banyak orang bahkan untuk orang orang biasa mereka hanya berdiri sembari menunggu barang barang yang akan di lelang nantinya.
Meilan kembali duduk di kursi miliknya sedikit berbincang dengan Hong Yini, sedangkan penatua Hong, orang tua itu pergi berbincang dengan temannya.
"Aku tidak menyangka jika kau bisa melakukan terobosan secepat itu, Dan aku rasa keputusan kakek untuk memintamu menjadi muridnya juga adalah keputusan yang tepat"
Ucap Hong Yini yang menatap Meilan dengan penuh kagum, dia rasa gadis itu benar benar memiliki keberuntungan surga
"Itu bukan sesuatu yang perlu di banggakan"
Jawab Meilan dengan santai.
Meski tingkat pencapaiannya itu di pandang tinggi oleh orang orang, tapi baginya itu belum seberapa, dia harus segera menginjak ranah surgawi.
"Ohh ya aku belum memberitahumu, besok kita akan berangkat ke akademi dan aku berniat mengajak temanku, apakah itu tidak masalah?"
Tanya gadis itu kemudian, dia hampir melupakannya untuk memberitahu Meilan jika dia akan mengajak temannya untuk berangkat bersama besok.
"Tidak masalah, ajak jika dia mau untuk bergabung"
Ucap gadis itu yang tidak mempermasalahkannya.
"Kau berminat pada sebuah barang yang akan di lelang?"
Meilan bertanya pada gadis itu, cukup penasaran dengan apa yang diminati gadis di hadapannya.
"Aku tertarik untuk membeli sesuatu yang berkaitan dengan kecantikan"
Hong Yini menjawab dengan senyum manis di bibirnya.
Ya dia dengar jika akan ada bedak yang akan di lelang sangat baik untuk wanita yang menggemari kecantikan.
Meilan yang mendengar itu menganggukkan kepalanya, dia cukup mengerti hanya dengan melihat penampilan gadis itu.
Feminim energinya begitu kuat, Baju yang selalu di kenakan bewarna peach, dan juga tidak lupa dengan beberapa hiasan yang bertengger di kepala dan lehernya.
"Kau tidak tertarik Meilan? Maksudku semua gadis pasti tertarik untuk mempercantik diri bukan"
Tanya gadis itu yang menatap serius kearah Meilan
"Aku tidak tertarik untuk sesuatu yang seperti itu"
Gadis itu menjawab dengan singkat, dia bukan pribadi yang feminim dia sedikit tomboy dan tidak terlalu mementingkan penampilan.
"Benarkah? Kalau begitu kita tidak perlu bersaing untuk mendapatkan bedak itu"
Hong Yini terkekeh pelan mengatakannya.
Meilan hanya tersenyum tipis, Baginya untuk apa dia bersaing dalam hal yang tidak penting, jikapun untuk mempercantik diri penting baginya, dia cukup berendam di danau ying dan yang karna air dari danau itu memiliki manfaat lebih untuk kecantikan.
Tiba tiba sebuah ide terlintas dalam benaknya, bagaimana jika suatu saat dia melelang air itu, sepertinya dia akan kaya.
Gadis itu terkekeh memikirkan hal tersebut.
"Hong Yini, apakah lelang ini masih lama?"
"Mungkin tidak lama lagi, karna aku dengar tungku yang akan di lelang belum datang"
"Apa kau ingin pergi?"
Tanya gadis itu yang menebak jika Meilan memiliki urusan.
"Ya tapi itu tidak lama"
Meilan menjawab dengan cepat.
"Pergilah, Tapi cepat kembali"
Meilan segera menganggukkan kepalanya kemudian bergerak keluar dari ruangan tersebut.
setelah mendapat tempat yang pas, Meilan segera pergi ke ruangan dimensi miliknya.
"Huiii"
Meilan berteriak dengan keras memanggil nama Phoenix itu.
"Ada apa, ini bukan hutan berhenti berteriak seperti itu, kau benar benar mengejutkanku"
Oceh Hui yang keluar dari tempat istirahatnya dengan tergesa gesa.
"Berhenti mengomel, apa bunga di belakang danau ying dan yang itu memiliki manfaat untuk kecantikan?"
Meilan bertanya tanpa basi basi.
"Tentu saja, Kau ingin"
Seperti biasa, belum sempat Hui menyelesaikan perkataannya Meilan sudah menyelanya.
"Berhenti bertanya, Segera ambil bunga itu untukku"
Perintah gadis itu.
Hui merotasi malas melihat tingkah tuannya itu, namun dia tetap melakukan pekerjaannya seperti apa yang di perintahkan oleh Meilan.
Selang beberapa saat Hui datang kearah belakang, dengan mulutnya di penuhi beberapa tangkai bunga yang di inginkan oleh tuannya.
"Nah anak pintar"
Puji Meilan yang segera mengambil bunga tersebut.
Hui seketika meradang mendengar meilan menyebutnya anak.
"Anak pantatmu, umurku sudah beratus ratus tahun"
Teriak Hui tidak terima.
"Kalau begitu, KAKEK yang pintar"
Ucap Meilan yang menekan kata kakek.
"Kakek katamu, panggil aku dengan sopan, panggil aku leluhur"
Ralat Hui yang jengah melihat tingkat gadis itu.
Namun Meilan tidak lagi peduli, gadis itu fokus dengan kegiatannya saat ini. Dia tengah meremas bunga bunga tadi dengan seluruh kekuatannya, setelah mendapat air dari remasan bunga itu dia segera mencampurkannya dengan air ying dan yang kemudian segera memasukkannya di botol.
Hui telah pergi dari sana, dia merasa tidak tertarik dengan apa yang dilakukan gadis itu yang tampak membosankan.
...****************...
Penatua Hong yang baru saja masuk kedalam ruangan tersebut seketika merasa heran ketika tidak mendapatkan sosok murid kesayangannya.
"Dimana Meilan?"
Dia segera bertanya kepada cucunya Hong Yini.
"Dia pergi sebentar, katanya dia tidak akan lama"
Jawab gadis itu yang kemudian segera memperhatikan kembali wajahnya di cermin yang ada di tangannya.
Namun selang beberapa saat, Meilan juga masuk kedalam ruangan tersebut.
"Kau dari mana?"
Penatua Hong segera melayangkan pertanyaannya.
"Aku pergi menemui petugas rumah lelang, ada sesuatu yang ingin aku lelang"
Jawab gadis itu yang kemudian segera duduk di samping Hong Yini.
Mendengar apa yang dikatakan gadis itu membuat Hong Yini dan Penatua Hong penasaran dengan apa yang di lelang gadis itu.
"Apa yang kau lelang Meilan?"
Hong Yini bertanya dengan penuh rasa penasaran
"Bukan sesuatu yang berharga"
Jawab gadis itu dengan santai.
Namun Hong Yini dan Penatua Hong jelas saja tidak percaya, tidak mungkin gadis seperti Meilan akan melelang sesuatu yang tidak penting.
Beberapa saat kemudian, acara pelelangan segera dimulai terlihat pemandu acara pelelangan mulai memperlihatkan benda pertama yang akan di lelang.
Tusuk konde antik yang katanya pemiliknya adalah permaisuri dahulu.
Beberapa para putri terlihat saling adu harga mendapatkan itu hingga benda tersebut, Hingga tusuk konde itu jatuh di tangan putri salah satu pejabat di kekaisaran.
Beberapa benda telah di lelang yang menurut Meilan tidak begitu menarik, hingga selanjutnya kini air miliknya telah muncul di platform di bawah.
"Selanjutnya ini adalah air Yilos, ini adalah air ying dan yang kualitas rendah yang di campur dengan bunga lotus es yang sangat baik untuk kecantikan"
Jelas petugas tersebut
"Karna air ini sangat berharga maka akan di mulai dengan harga 300 koin emas"
Kini suasana rumah lelang semakin riuh.
"itu terlalu murah"
"Benar, air ying dan yang sangat langka dan memiliki banyak manfaat, terutama bunga lotus es, ini benar benar suatu keberuntungan jika bisa mendapatkan air itu"
"Benar benar"
"350 koin emas"
"400 koin emas"
"500 koin emas"
Itu adalah suara milik Xie Fei, gadis yang menerima serangan dari Hong Yini tadi.
"550 koin emas"
Hong Yini juga mulai membuka suaranya, Dia sudah lama menanti itu.
Meilan menarik senyumnya.
"600 koin emas"
Xie Fei kembali bersuara, dia mengeretakkan giginya ketika mengetahui kini di bersaing dengan gadis yang tadi menyerangnya.
Hong Yini di ruangan sebelah menjadi tidak senang dengan gadis itu.
"Tawar lebih tinggi"
Hong Yini mengalihkan perhatiannya pada Meilan yang tiba tiba membuka suaranya.
"Hei gadis berhenti memperebutkan sesuatu yang tidak penting"
Penatua Hong menggelengkan kepalanya melihat kedua gadis itu.
"Kakek ini penting untuk seorang wanita, pria tidak akan mengerti"
Timpal Hong Yini kemudian.
"Aku tawar berapa Meilan"
"1000 koin emas"
Mendengar itu membuat Hong Yini membulatkan matanya.
"Apa itu tidak terlalu mahal?"
Dia bertanya dengan ragu.
"Lakukan, kamu tidak akan rugi"
Ucap gadis itu kemudian
Melihat sikap gadis itu membuat Hong Yini merasa yakin.
"1000 koin emas"
Semua orang yang mendengar itu merasa riuh, 1000 koin emas terlalu mahal untuk sebotol air.
Xie Fei yang melihat Hong Yini tidak ingin mengalah membuat gadis itu meradang, dia adalah tipe orang yang menjunjung tinggi harga dirinya dan mengalah pada orang yang sudah mempermalukannya di depan umum tentu dia tidak mau.
"1.500 koin emas"
Ucap gadis itu dengan lantang.
Hong Yini ingin kembali menyebutkan harga namun Meilan menghentikannya.
"Tidak ada lagi yang menawar?"
setelah memperhatikan jika tidak ada yang menawar kini sebotol porselen itu kini jatuh di tangan Xie Fei.
Gadis itu menepuk dadanya bangga, dia menatap Hong Yini dengan tatapan remeh.
Melihat itu membuat Hong Yini merasa jengkel.
"Aiss Meilan jika saja tadi kau tidak menghentikan ku, aku pasti bisa mendapatkan botol itu dan mengalahkannya"
Hong Yini mengeluh pada gadis itu.
Namun Meilan tampak menyodorkan sebuah botol porselen tepat dihadapannya.
"Ini air yang sama, ambilah, ini gratis"
Melihat itu membuat Hong Yini melototkan matanya.