Perjalanan karir seorang penyanyi terkenal bernama Nabil...
Tapi kisah cintanya tidak semudah perjalanan karirnya...
Kisah Cinta Nabil dan Ritha harus mengalami kerumitan saat Nabil bertemu dengan Resa dan Nadya...
Ritha, Cinta pertama Nabil yang jauh disana karena harus melanjutkan pendidikan di pesantren.
Kemudian Nabil Bertemu Resa yang satu sekolah dengannya, Resa juga adalah anak dari sahabat ayahnya dan kedua orangtuanya berharap mereka berjodoh.
Dan Juga kehadiran Nadya wanita cantik yang sangat berjasa dalam perjalanan karir Nabil. Nabil ingin selalu ada untuk Nadya yang selalu kesepian karena kurang perhatian semenjak kedua orangtuanya berpisah..
Siapakah yang akan Nabil pilih di akhir kisah cintanya?, Perjuangan Nabil tidak mudah karena harus menjaga hati ketiga perempuan yang dia cintai..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Yang Indah Bersama Resa
Pagi pun tiba, alarm di handphone ku berbunyi pukul 07:00. Tadi subuh aku sempat di bangunkan ibu, dan habis subuhan kembali aku tidur lagi.
Banyak sekali chat dari Resa, Nadya, dan sisanya aku nggak tahu.
Banyak juga nomer yang aku nggak kenal. Aku baru balas Nadya yang nanyain aku udah bangun apa belum.
Baru juga aku mau balas chatnya Nadya, eh Resa tiba-tiba dia malah nelpon. Aku pun mengangkatnya dengan suara yang pelan soalnya masih lemes banget.
"Hallo Sa Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam. Kok lemes sih, kamu sakit ya?hmmm."
"Enggak ko, orang baru bangun."
"Ih dasar. Terus nggak solat subuh?"
"Solat ko, tapi langsung tidur lagi tadi."
"Hmmm ok deh. Sekarang Jangan tidur lagi ya awas!"
"Gimana bisa tidur lagi kalo di telpon sama orang cerewet kaya gini."
"Hmmm ngeselin. Yaudah bangun gih, mandi, terus sarapan."
"Iya bentar lagi ah sepuluh menit lagi ya. Kan masih pengen di telfon."
"Katanya barusan cerewet Ayo sayangku bangun ya!"
"Bentar lagi, masih lemes tau."
"Hmmm ayo cepetan ah. Semangat dong! Aku udah cantik loh udah mandi."
"Masa? Emang secantik apa sii?"
"Huh gunung Salak saja kalah cantiknya sama aku."
"Hmm gitu ya, yaudah deh iya, aku juga mau mandi dulu, mau ngalahin gunung Salak aku juga."
"Dih panasan gitu. Yaudah nanti kalau mau berangkat kabarin ya Bil."
"Iya nanti aku kabarin, dah bawel sampe ketemu nanti ya Assalamu'alaikum."
"Hmmm. Iya waalaikumsalam."
Waktu pun menunjukan jam 08:00 aku sudah siap untuk berangkat, tak lupa aku kasih kabar Resa kalau aku mau berangkat.
Aku pun hanya pamitan sama ibu, soalnya bapak nggak tahu kemana.
"Bu Aku izin ya mau pergi maen sama temen."
"Jangan sore-sore pulangnya tapi!."
"Iya Bu."
"Eh bentar bentar, ko wangi banget Bil, ah temen apa temen ni, udah gitu rapi banget lagi."
"Temen Bu hmmm, memang nggak boleh anaknya wangi sama rapi? Kemaren aku beli parfum baru, jadi aku pake deh, mungkin kebanyakan kali Bu."
"Ah alesan aja kamu ini, ibu juga pernah muda Bill, dulu bapak pas ngapelin ibu dandanannya juga gini percis kaya kamu."
"Ah ibu bisa aja, udah ah aku pamit ya, Assalamu'alaikum."
Aku langsung mencium tangan ibu, karena bila di ladenin pasti panjang ceritanya.
"Hmm. Iya nak hati-hati. Waalaikumsalam.. "
Aku pun berangkat dengan penuh semangat sambil nyanyi-nyanyi dijalan sendirian.
Singkat cerita aku sampai di depan rumah Resa, dia sudah siap ternyata nungguin aku di teras rumahnya.
Resa terlihat cantik, memakai setelan baju dan kerudung berwarna coklat dengan celana kulot, aku baru lihat dia secantik itu, soalnya aku sehari-hari hanya melihat dia pakai seragam sekolah.
"Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam."
"Aduuuh cantik bener. Mau kemana neng?"
"Mau main dong, yuk langsung berangkat ah!"
"Bentar dulu atuh Sa, gak sabaran amat aku aja baru sampe hmm."
"Haha. Mau minum apa Bil?, air putih aja deh ya biar cepet."
"Dia yang nawarin dia yang jawab sendiri hmm. Nggak usah ah aku bawa minum ko ini."
"Haha oke deh"
"Heh, pake jaket yang tebel, masa mau pake Kardigan gitu."
"Ini aja ah, gerah nanti."
"Yaudah kalo gamau nurut nggak usah jadi berangkatnya."
"Ihhhhh harus jadi ah"
"Yaudah cepet ganti, atau aku pulang lagi nih!"
"Iya iya iya iya ih berisik amat. huh cerewet dasar."
Resa pun kembali dengan memakai jaket yang agak tebal..
"Jelek kan Bil ih pake jaket tebel gini kaya lagi sakit aja."
"Emang mau dilihatin siapa sih?"
"Dilihatin kamu lah."
"Udah ah, orang cantik gini juga, nanti juga kan bisa dibuka kalau sampe sana."
"Hmmm iya iya bawel. Beneran Kamu mau minum dulu ga?"
"Nggak usah ah, mau liatin kamu aja."
"Ih nggak jelas dasar. Yukk ah, nanti keburu siang coba."
"Bentar atuh pamitan dulu, nanti aku disangka nyulik kamu lagi sama bapak dan ibu kalo gak pamitan."
"Iya ya lupa maaf. Bentar ya aku panggil dulu, cuma ada ibu doang sih.. Bapak sama Nisa lagi keluar nggak tahu kemana."
"Hmmm yaudah nggak papa, ayo sana panggilin!"
Ibunya Resa pun tak lama keluar setelah di panggil oleh Resa..
"Bu. Aku mau minta izin bawa Resa main. Boleh nggak?"
"Iya silakan Bil ibu izinin. Nitip Resa ya jagain jangan pulang sore-sore!"
"Iya Bu siap pasti aku jagain ko. Makasih ya Bu udah izinin."
"Iya sama-sama, hati-hati ya di jalannya, pelan-pelan aja."
"Iya Bu siap."
Kami pun salim & berangkat. Perjalanan kayanya sekitar 1.5 jam dari sini.
Baru juga beberapa meter perjalanan Resa memanggilku.
"Bil?"
"Iya Sa kenapa?"
"Kamu wangi banget tumben"
"Masa si?"
"Iya ih, parfum baru ya sengaja kamu?"
"Iya parfum baru, kok tau."
"Ya beda aja aku kan suka ciumin wanginya tiap deket kamu, tapi yang ini enak ih wanginya, jadi betah."
"Hmmm, awas ya jangan nempel-nempel ah nanti ilang lagi wanginya."
"Idih geer, tapi nggak papa atuh nempel juga kan hari ini kamu punya aku nggak boleh ada yang ganggu."
"Udah bisa ngaku-ngaku ya sekarang."
"Biarin aja. Emmmmmm." (Resa pun memelukku dari belakang, mungkin karena jalanan juga sepi)
"Hmmm dasar. Oh iya, itu di kantong jaketku ada sesuatu Sa, kamu ambil deh sengaja aku beli semalem."
Resa pun memasukan tangannya ke kantong jaket yang aku pakai.
"Apaan ih, kok bulet-bulet gini?"
"Ambil aja dulu!"
"Apaan sih ini? Ih Nabil ini kan kinder joy, masa aku dikasih ginian, memangnya aku anak kecil, jahat ih."
"Semalem kan katanya mau coklat."
"Ya enggak kinder joy juga atuh Nabil, nyebelin ih asli."
"Bagus tau, kan ada hadiahnya juga mainan, nanti kamu dapet boneka robot lucu."
"Seneng banget kamu mah ngerjain aku ya? hmm."
"Hehe yaudah yaudah, nanti kita beli ya coklat beneran jangan ngambek ah."
"Nggak mau coklat ah ganti aja jadi eskrim."
"Bisa berubah gitu. Iya iya nanti beli sayang ya."
"Hmmm oke deh, Bil Makasih ya."
Resa yang kembali memelukku dari belakang.
"Makasih buat apa Sa? Kinder joy?"
"Bukan ih hmmm."
"Terus buat apa atuh bilang?"
"Udah bikin aku seneng terus."
"Bukannya sebel terus ya kalo ketemu aku?"
"Iya sih, tapi banyakan senengnya ko suer ,serius nih ya aku nggak lagi becanda."
"Iya iya aku juga seneng ko Sa, pokoknya hari ini aku punya kamu deh, sok puas-puasin."
"Nggak mau hari ini aja ah."
"Tuh kan suka minta lebih ini anak."
"Pokoknya nggak mau."
"Ya terus maunya gimana?"
"Pengennya juga terus-terusan " (Resa Sambil meletakkan dagunya di pundakku).
"Akunya yang Gamau ah."
"Ko gamau? Kenapa, kamu gak sayang ya sama aku?"
Akupun memegang tangannya yang dia taruh di perutku.
"Dengerin aku deh sini, Aku jujur, saat ini emang kamu doang Sa yang bisa buat aku senyaman ini, tapi aku nggak mau janji dulu ya, aku takut ngingkarin janji aku terus nanti kamu kecewa sama aku, kita kaya gini aja dulu ya sekarang, perjalanan kita juga masih jauh Sa, kamu ngerti kan?"
"Aku gamau kehilangan kamu Bil ih"
"Aku bakal selalu ada buat kamu ko, jadi kamu gausah takut yah."
"Tapi, kalo ada yang lebih dari aku gimana nanti? .nggak mau ah, nggak boleh ada yang gantiin aku."
"Kamu ngomong apaan sih Sa, udah ah suka makin jauh gitu ngomongnya."
"Lagian kamu kaya nyembunyiin sesuatu gitu."
"Enggak ada yang aku sembunyiin. Yaudah sekarang kamu maunya gimana sok bilang?"
"Aku nggak mau kamu berubah sama aku."
"Iya iya aku nggak bakal berubah sama kamu janji nggak usah takut ya udah."
"Beneran janji?"
"Iya Resa ku yang bawel, aku janji."
"Hmm iya deh aku percaya."
"Udah ah kita kan hari ini mau seneng-seneng masa jadi tegang-tegangan gini sih."
"Hmm iya iya maaf deh, aku kan cuma takut."
"Udah ah gausah takut ya, nggak akan ada yang gantiin kamu ko, tenang ya"
"Iya Bil, nggak boleh ada pokoknya."
"Iya sayang gak akan ada."
Sebenarnya hati ini ingin sekalian jujur kepada Resa bahwa aku sudah ada seseorang yang jauh disana.
Tapi entah kenapa aku nggak mau dia kecewa dan sakit hati. Karena saat ini dia sudah menganggap ku orang yang spesial di hatinya.
"Sa, tapi ngomong-ngomong pegel loh ini di tempelin terus."
"Biarin aja, lagian nyaman banget si"
"Iya deh terserah, nggak salah berarti ya aku pilih parfum."
"Bukan parfumnya ih tapi kamunya."
"Hmm. Awas ketiduran tapi!"
"Engga atuh ah, mentang-mentang aku ketiduran terus kamu mah jahat hmmm"
"Haha."
"Bil, tapi kamu sayang kan sama aku?"
"Iya Resa aku sayang banget sama kamu"
"Gak kedengeran ih. Sekali lagi coba!"
Aku pun teriak sambil memegang tangannya
"Iya Resaaaa, aku sayaaaaaang banget sama kamu!"
"Haha. Berisik Oneng."
Sambil memukul paha ku.
Di jalan pun kami terus aja ngobrol dan bercanda, aku juga sering megang tangannya dan Resa sering memelukku.
Hari ini terasa indah sekali rasanya, setelah perjalanan sekitar 30 menitan lagi, kami pun istirahat dan mampir ke sebuah minimarket, kami membeli makanan untuk disana nanti dan juga eskrim yang Resa mau. Kami pun istirahat di meja depan minimarket sambil memakan eskrim.
"Oh iya. Bil Aku mau foto kamu ya, Aku bawa kamera pocket ini. Sini liat aku!"
"Sini-sini ah pinjem, kamu dulu mending yang aku foto, mubazir kan udah cantik gini ga di foto, sini pinjem!"
"Ihh maen rebut aja ngeselin. Hmmm"
Aku pun memotretnya yang sedang memakan eskrim.
"Sini ah udah, orang aku bawa ini buat fotoin kamu juga."
"Hmm, yaudah deh iya nih. Nanti aja atuh di sana fotonya masa di sini ah."
"Biarin..wlee."
Resa pun memotret ku beberapa kali,
"Banyak amat Sa?"
"Biarin atuh. Mau aku koleksi."
"Hmmm ada aja kelakuan kamu ini."
"Sini foto bareng Bil!"
"Hmmmm Iya iya."
Setelah foto-foto aku pun mengajaknya kembali melanjutkan perjalanan..
"Udah yuk ah! Lanjut lagi jalannya."
"Iya hayu Bil."
"Hayu atuh bangun kamunya!"
"Pegangin tangannya sini!"
"Hmm dasar. Ayo sini!"
Semakin ke sini Resa makin manja kepadaku.
Singkat cerita kami pun sampai dilokasi dan membeli tiket masuk.
Di sini sejuk sekali udaranya. Di sini ada beberapa wisata, di antaranya Jembatan gantung, curug sawer, dan area kemah danau situ gunung.
Kami bertujuan ke jembatan dan curug sawer. Yang baru sih jembatannya, jadi jembatan ini tuh penghubung menuju ke curug sawer.
Dulu sebelum ada jembatan gantung, bila mau ke curug sawer harus berjalan kurang lebih 1 jam karena rutenya harus melewati bukit. Tapi sekarang sih cukup 20 menit karena jembatan gantung ini.
Aku pun dan Resa berjalan menuju kesana, sambil ku pegang tangannya dan dia juga sering senyum-senyum gitu. Hmm nyaman banget rasanya.
Jembatan gantung ini merupakan jembatan gantung terpanjang di Asia Tenggara dengan panjang 243 meter dan tinggi 121 meter di bawah permukaan tanah di bawah hutan tropis. Indah banget kelihatannya, aku juga sudah gak sabar menuju ke sana.
Akhirnya kami sampai juga di lokasi dan langsung berjalan ke tengah jembatan. Degdegan sih soalnya di bawah tinggi banget, Resa juga langsung foto-foto karena pemandangannya keren sudah seperti terbang dan melihat kebawah hutan tropis yang masih asri. Kami pun bergantian di foto, bahkan sampe minta tolong ke orang buat fotoin kita.
Setelah dari sini kami berdua terus berjalan menuju curug sawer. Jalannya banyak bebatuan, dan udaranya sejuk sekali.
Sampai di sana pun tak lupa untuk foto-foto dan minta tolong orang juga sih buat minta foto di jembatan kecil di bawah curug.
Setelah puas berfoto aku pun mengajak Resa untuk makan siang karena waktu juga sudah pukul 11:30. Aku mengajaknya ke sebuah Resto yang view nya bisa langsung melihat pemandangan sekitar.
Singkat cerita aku dan Resa sampai di tempat makan tersebut. Sambil menunggu makanan datang, Resa terus aja memotret ku sibuk sendirian.
"Hei. Udah, hayoo aja ya motoin aku."
"Lagian kamu keren si di foto kaya gimana juga."
"Lebay ah hmm.. Udah atuh aku dicuekin nih jadinya?"
"Iya iya udah ko terakhir nih yaa ayo senyum yang cakep!"
"Hmm ampun deh."
Setelah beberapa saat, makanan pun datang, kita akhirnya makan sambil ngobrol-ngobrol.
"Makan yang banyak ya Sa, biar ga diomelin aku nanti sama ibu kamu."
"Hmm iya, kamu juga Bil yang banyak biar kuat nanti bawa motornya."
"Nggak mau makan ah aku mah"
"Ih kenapa? marah bukan?"
"Enggak aku gak marah."
"Terus kenapa?"
"Pengen disuapin."
Sambil mengedipkan mata.
"Ihhh kirain marah. Yaudah deh khusus hari ini aku suapin.. Sini!"
"Akhirnya."
Selagi dia nyuapin aku, aku selalu memandangnya. Sebenarnya aku juga takut kehilangan Resa suatu hari nanti, kalau di bilang jatuh hati, ya mungkin memang aku jatuh hati saat ini sama Resa.
Tapi hati terdalam ku nggak bisa lepas dari Ritha. Aku nggak tahu kedepannya akan terjadi hal seperti apa, aku siap ko menanggung resiko ini semua, aku nggak bermaksud menjadikan Resa hanya sekedar rumah singgah disaat seperti ini, yang aku rasakan saat ini memang aku jatuh hati kepadanya.
Sudah terlambat juga kalau aku jujur sama Resa bahwa ada orang yang aku tunggu disana, karena aku sudah nggak bisa jauh dari Resa saat ini.
Maafin aku ya Sa, aku belum bisa sepenuhnya sayang sama kamu. Tapi aku juga nggak mau kehilangan kamu.
"Nabil. Kok bengong, kamu kenapa?"
"Hmm. Enggak ko."
"Udah jangan dibengongin sayang, aku kan emang cantik."
"Hmmm. Kumat deh mulai."
"Hehe, abis ini kita mau kemana Bil?"
"Langsung pulang aja deh kayanya Sa, kan nggak boleh sore-sore kata ibu juga"
"Hmmm cepet banget dong yaa?"
"Sabar, nanti kalo ada waktu kita main lagi ya."
"Bener yaa janji?"
"Iya sayang janji"
"Hmm Oke deh."
"Oh iya nanti mampir dulu ya kita beli oleh-oleh buat ibu sama bapak, sama Nisa juga tuh si bawel."
"Nggak usah Bil, kamu kan harus nabung jangan boros-boros ah, ini aja kamu udah banyak banget."
"Nggak papa ko Sa, kan jarang-jarang ga sering ini."
"Ahh kamu, yaudah, kalo gitu makan aku yang bayar aja ya tapi."
"Enggak-enggak ah, orang aku yang ngajak."
"Nggak mau ahh. Pokoknya kalo aku nggak boleh bayar aku nggak mau main-main lagi."
"Kok gitu dih... Suka ngancem gitu apa-apa teh."
"Biarin wlee."
"Iya deh terserah ah. Daripada ribut akhirnya juga aku yang ngalah pasti."
"Haha kamu pasrah banget. Nah gitu dong."
"Kan memang iya perempuan itu wajib menang. Cowok itu mustahil tau kalo menang. Bener kan?"
"Pasti dong itu mah wajib. Kalo cowok ngalah berarti itu tandanya dia sayang sama ceweknya, nah berarti kamu sayang kan sama aku tandanya?"
"Hmmm. bisa aja menjebaknya."
"Cieee. Bilang aja atuh ih jawab, iya aku sayang kamu gitu, ayooo!"
"Ih maksa ya. nggak mau ahh wleee."
"Hmm yaudah ah terserah."
"Huh dasar betina, iya Resa aku sayang sama kamu."
"Nah gitu kan enak."
Setelah makan selesai, aku dan Resa bergegas pulang, aku juga menyempatkan untuk mampir ke toko oleh-oleh dan membeli beberapa keranjang mochi untuk keluarganya Resa.
Kami pun melanjutkan perjalanan pulang, dan sampai rumah pukul 14:00.
Dirumahnya lengkap, ada Bapak, ibu dan Nisa juga. Aku salim sama bapak dan ibunya, Nisa juga salim kepadaku. Mereka sedang menonton televisi di ruang keluarga.
Bapak : "Aduh pada abis maen dari mana ini? Pake bawa oleh-oleh segala."
Resa : "Hmm dari jembatan Ci gunung pak, bagus loh pak enak tempatnya."
Bapak : "Jauh amat maennya, yaudah istirahat, udah pada makan belum?"
Resa : "Udah kok pak, kata Nabil kalo aku gak dikasih makan nanti yang ada di marahin sama Bapak dan ibu"
Aku : "Ih apaan sih ember ya hmmm."
Bapak : "Ahh bisa aja kamu."
Ibu : "Yaudah duduk dulu Bil istirahat dulu aja disini ya."
Resa : "Iya tunggu diruang tamu yuk, tapi nanti tunggu aku dulu ya, aku mau ganti baju dulu. Oke."
Aku : "Hmm iya Sa."
Nisa: "Kak Nabil, Nanti nyanyi yaa!"
Aku: "Iya de, nanti ya."
Ibu : "Nisa. Kamu ini yang dibahas nyanyi mulu, bikinin minum dulu gih sana buat Kak Nabil."
Nisa : "Hmmm, iya Bu, Nanti ya kak Nabil janji"
Aku : "Hmm iya de Nisa."
Aku pun menunggu di ruang tamu, dan Nisa membawakan ku segelas air minum.
"Makasih ya de."
"Iya kak sama-sama. Aku tinggal ya ka tapi nanti bener ya."
"Iya de bener nanti ya tunggu si teteh dulu."
"Oke deh"
Kalo gak diturutin kayanya ini anak cerewet juga kaya kakaknya hmmm.. Tak lama pun Resa keluar dan sudah ganti baju.
"Minum dulu Bil!"
"Iya Sa makasih, oh iya itu ade kamu kalo belum diturutin cerewet juga ya kaya tetehnya ampun ih."
"Lagian kamu yang janjiin sih, tapi nggak papa atuh sekali-kali nyanyiin buat aku juga sekalian, yuk!"
"Engga ah. Malu kan ada Bapak sama ibu."
"Dihh kok penyanyi maluan gitu si."
"Ya beda atuh ah kalo sekarang mah hmmm."
Tiba-tiba Resa memanggil adiknya
"De. Katanya Kak Nabil udah siap nih."
"Ihhh apaan si, enggak ah enggak. Ngeselin ya."
Nisa : "Ye... Sini ka"
Nisa sudah duduk aja di depan pianonya.
Di tengah rumah memang ada piano elektrik yang suka dimainin oleh Nisa.
"Ayo Bil ayo, tenang ada aku ko, nggak usah malu."
"Parah sih kamu, lagian ibu sama Bapak lagi nonton TV juga.. Nggak sopan kan."
"Tenang nanti aku suruh kecilin gampang, ayo sayang!"
"Ih parah sumpah ini mah."
"Ayok Bill ah, kan aku temenin."
"Iya deh iyaa hmmm."
Aku pun dengan sedikit terpaksa duduk di samping Nisa, Resa berdiri di sampingku sambil memegang pundakku. Bapak lagi tiduran di kasur lantai sedangkan ibu duduk sambil nyender ke tembok.
Resa : "Pak, Bu, mau request lagu nggak nih mumpung ada artis mau nyanyi."
Aku bete banget di situ, ngeselin banget emang ini anak. Disaat itu ibu sama Bapak sedang menonton sinetron hidayah gitu, dan soundtrack nya lagu Rossa yang takkan berpaling darimu,
Ibu : "Nahh Bil lagu ini saja, ibu suka banget sama lagu ini."
Bapak: "Iya bener, Bapak juga penasaran, Resa suka cerita katanya kamu keren kalo nyanyi."
Aku hafal sih lagunya, soalnya ibuku juga suka nonton sinetron beginian dirumah jadi aku hafal sendiri sama lagu itu, tapi aku belum pernah nyanyiin sih.
Tiba-tiba Nisa maen gas aja membunyikan pianonya dan nyalain intronya.
Nisa : "Ayo kak, mulaii!"
Resa pun bisik-bisik di telingaku "semangat ya sayang!"
Ngeselin emang bener Resa ini. Mau nggak mau aku pun jadi nyanyi deh dengan wajah yang terpaksa tersenyum.
Tak kuduga ternyata Nisa jago juga maen pianonya, Lama-lama akupun nyanyi jadi ga canggung lagi melihat Nisa yang main dengan serius.
Tapi mereka semua malah melihatku dengan wajah yang serius juga, mungkin menikmati sekali dan membuatku jadi sedikit degdegan.
Di akhir lagu, mereka semua pun tepuk tangan.
Bapak : "Waduh. Keren banget atuh ini mah, berati bener apa kata Resa ya?"
Ibu : "Iya, ibu juga jadi nggak nyangka ternyata sebagus itu, perfect ini mah Bil kerenn."
"Hmm makasih Pak, Bu."
Nisa : "Iya ih keren banget kak Nabil, aku aja nyaman banget ngiringin nya."
"Kamu juga keren De, ternyata jago ya kamu ini."
Resa pun membisikan ku lagi.
"Cie awas tuh hidung terbang."
Seneng banget dia kalo mojokin aku gini hmm..
Aku pun bernyanyi beberapa lagu, sampe akhirnya ibu dan bapak juga gak ada ditempat.
Ibu katanya mau ke dapur, kalo bapak sih keluar biasa katanya ada urusan.
Tiba tiba Resa menyuruh Nisa bangun dari kursi piano.
"De, de, bangun de gantian!"
Nisa : "Yaudah aku juga mau bantuin ibu dulu ah, nanti pasti aku dipanggil soalnya. Kak Nabil makasih ya, kapan-kapan lagi ya."
"Iya De sip sama-sama."
"Hei emang kamu bisa?"
"Hmm nyepelein aku ya , Aku tuh pernah tau dulu kursus sama kaya Nisa, tapi aku mah nggak terlalu diseriusin"
"Masa si, yaudah coba pengen denger."
"Tapi lagunya Rossa ya yang ayat-ayat cinta ,kamu yang nyanyi ya ayoo!"
"Waduh kayanya ini sekeluarga pecinta Rossa ya."
"Haha iya juga ya dari tadi."
Aku pun bernyanyi, dan ternyata benar dia jago juga main piano ga nyangka, kirain bohongan, soalnya kan dia suka bercanda.
Yaudah aku nyanyi sambil ngeliatin Resa, dan sebaliknya dia juga menatapku, aku pun jadi berkaca-kaca jadinya Resa juga sama ..
Sampai di akhir lagu, kita jadi senyum-semyuman gitu.
"Kok mau nangis gitu Bil mukanya?"
"Hmmm nggak tau nih terharu mungkin."
"Aku seneng deh kamu nyanyi deket aku gini."
"Iya Sa, kamu juga keren, nggak nyangka aku."
Resa memegang tanganku sambil tersenyum.
"Kenapa?"
"Jangan dulu pulang ya!"
"Aku jam 4 ada acara Sa, sama temen-temen mau latihan."
"Hmmm. Sebentar lagi berarti ih. Baru juga bilang."
"Memangnya belum kenyang dari pagi, hmm."
"Enggak nggak kenyang, pokoknya nggak mau jauh."
"Nanti kan bisa telponan."
"Ahh kamu mah orang pengennya juga deket gini."
"Hmmm yaudah Sini-sini emmmmm."
"Hmmm iya emmmmm"
Aku memeluknya agar hatinya tenang sebelum aku pulang, sebenernya aku juga masih betah sih, tapi kan nggak enak sama temen-temen.
"Bil Kamu janji ya bener nggak akan berubah sama aku?"
"Iyaa aku janji Sa, udah makanya gausah takut lagi ya kalo aku lagi nggak sama kamu. Ok."
"Hmm. Iya deh iya nggak takut lagi, aku sayang kamu Bil."
"Iya aku juga sayang kamu Sa."
"Hmmm. Seneng banget aku Bil emmmmm."
Resa kembali memelukku
"Iya sayang emmmmmm"
Resa semakin memelukku, sampai akhirnya dia terlepas sendiri.
"Bil, kamu solat dulu aja disini, biar tenang perginya nanti."
"Hmmm iya Sa, makasih."
Akhirnya aku numpang Solat di kamarnya Resa, karena mesjid agak jauh dari sini
Tapi saat di kamarnya aku tak sengaja melihat fotoku yang di tempel di meja belajarnya, Fotoku yang sedang makan di kantin, kayanya waktu aku pertama ke kantin sama dia deh dulu.
Diam-diam ternyata Resa suka memfotoku hmmm. Ternyata sampe segitunya Resa sama aku, aku jadi makin takut nantinya, takut ngecewain dia.
Setelah solat, aku pamit sama semuanya, kecuali bapak yang memang sedang keluar rumah. Resa mengantarku sampai gerbang, perasaanku puas banget bisa nyenengin Resa hari ini .
Setelah sekitar 200 meter dari rumah Resa, aku segera menelfon Dendra. Aku takut dia nyamper kerumah, gawat juga kan nanti ibu nanya kalo aku jalan sama siapa hari ini.
Aku belum berani kalo bilang aku jalan sama perempuan.
Dendra langsung mengangkat telfonku.
"Hallo assalamu'alaikum Bill"
"Iya Waalaikumsalam"
"Bil, kamu di rumah kan, aku samper ya?"
"Jangan, jangan Dend aku lagi gak ada dirumah."
"Lah terus dimana? jadi ikut ga hari ini?"
"Baru pulang ini dari rumah Resa, hehe, aku langsung ke studio aja ya kamu nggak usah nyamper."
"Buset Bil. Dari kapan disana?"
"Ah kepo kamu, udah ah sampe ketemu di sana ya Dend"
"Hmmm oke deh Bil. Ini aku mau berangkat juga ko"
"Yaudah assalamu'alaikum Dend."
"Oke Bil waalaikumsalam."
Aku pun sampai di studio. Baru ada Siska sih di sini.
"Hei Bil, tumben kok nggak bareng Dendra?"
"Enggak Sis, tapi bentar lagi dia juga sampe kayanya."
"Ohh oke deh, keren banget kamu Bil, habis nge date ya?"
"Ah biasa aja ko, emang sih tadi abis maen."
"Tuh kan."
"Kamu sendiri dari tadi?"
"Ah baru Bil aku juga."
Tak lama, Mega dan Hendra datang, begitu pula Dendra dia datang paling akhir.
Kami pun saling bersalaman. Hanya ngobrol-ngobrol sebentar langsung aja kami masuk ke studio.
Kami latihan lagu yang kemarin aku bagikan ke mereka. Ternyata enak juga setelah di aransemen, kami latihan satu jam dan hanya membawakan lagu tersebut.
Setelah selesai latihan kami semua istirahat sekalian membahas lagu yang dibawakan tadi.
Hendra : "Enak banget ya lagunya setelah dikasih musik gitu."
Mega: "Iya nih. Harus diseriusin nih harus sampe rekaman semoga aja kita jadi terkenal."
Aku : "Aamiiinn, iya kita rencanain rekaman yu, tapi harus bener-bener latihan lagi nih, biar pas rekaman konsepnya sudah bener-bener jadi semua."
Dendra: "Iya setuju tuh, minggu depan deh kita lebih kompakin lagi ya."
Siska : "Iya. Kita harus semangat guysss ya."
Setelah latihan, kami semua pulang ke rumah masing-masing, aku pasti di cariin nih sama ibu dan bapak sampe pulang se sore ini. Soalnya sudah setengah 6 sore, hmmm.
Setelah sampai di rumah, ibu pun benar pasti nanya kenapa pulang jam segini.
"Aduh ini anak bungsu ibu teh darimana aja?"
"Emmm. Tadi abis maen Bu, terus latihan juga di studio sama temen-temen."
"Oh. Tapi nggak lupa sama makan kan sekarang mah?"
"Udah kok Bu. Aku udah makan tadi."
"Yaudah sana mandi, terus siap-siap ke mesjid, bapak mah udah berangkat tuh."
"Hmmm iya Bu."
Syukur deh kalo bapak udah berangkat, kalo ada pasti bawel nanya-nanya.
mampir di ceritaku judulnya "Istri Rahasia Tuan Muda" semoga suka❤️