My Startling Destiny

Alandra, ia baru saja masuk di salah satu bar yang ada di kapal itu. Sambil memasukkan kedua tanganya di saku hoodie yang ia kenakan, Andra melangkah menunju meja bartender.

“What can I get you? (apa yang bisa ku bantu?)” tanya Bartender ketika Andra sudah berdiri di depannya

“I need something to drink. Do you have any specials on? (Aku ingin sesuatu untuk diminum. Apa ada minuman spesial?)” Andra melirik satu-persatu minuman yang ada di rak

“We are famous for our Bloody Mary, and it is on for half price. (Kami terkenal dengan minuman Bloody Mary, dan saat ini sedang ada potongan harga)”

Andra nampak berpikir sejenak, namun sejurus kemudian kembali berkata. “Emmnt, saya pesan mocktail saja!” ucapnya, sepertinya tidak tertarik dengan minuman yang disebutkan tadi. Ia pun memilih mocktail yang tanpa alkohol.

Tidak seperti Kocktail, jika kocktail merupakan minuman yang diracik menggunakan minuman yang mengandung alkohol seperti, Vodka, rum, whiski dan sebagainya. Maka mocktail adalah kebalikannya. Mocktail sendiri merupakan minuman kombinasi dari sari atau jus dengan berbagai macam minuman bersoda tanpa alkohol.

“Adanya mocktail dengan varian apa?”

Bartender pun mulain menjelaskan berbagai macam Varian mocktail yang ada di sana.

“Emmnt, Virgin miami viece mocktail..” sahut Andra memilih salah satu minuman yang disebutkan tadi.

“Tungggu sebentar ya, pak!” dan Andra hanya mengangguk dengan bibir merekah, kemudian duduk di sana.

Damn!! dia malah senyum-senyum sendiri hanya karena mendengar kata Virgin. Tentu bukan tanpa alasan ia memilih varian itu. Ya, setelah mendengar si bartender menyebutkan berbagai macam varian mocktail, dan ia langsung memilih varian yang ada kata Virgin-nya. Mendengar kata itu saja mampu membuat perasaannya porak-poranda seperti orang bodoh. Ingatannya langsung tertuju pada Melany, si -gadis aneh- yang sudah ia renggut keVirginannya. Namun malah menolak untuk dinikahi, dasar -gadis aneh-!

Beberapa menit kemudian, si bartender pun menyerahkan segelas minuman yang Andra minta.

“Thanks..” Andra meraih gelas tersebut dan langsung meneguknya perlahan sambil memerhatikan orang-orang yang tengah bersantai menikmati hari dengan mencoba segala wahana yang ada di sana. Sebagian dinding bar itu memang terbuat dari kaca, hingga semua yang ada di sana bisa dengan mudah melihat pemandangan menakjubkan di luaran.

Bar yang Andra tempati itu, kebetulan berada di open area, dek paling atas dan menghadap tepat ke arah swimming pool dan berbagai wahana yang ada. Memudahkan diri untuk menatap keindahan yang disuguhkan.

Sejauh mata memandang, hanya akan ada keindahan yang dilihat. Sungguh menakjubkan.

“Anda orang yang kemarin memberi teman saya. Lany, tip kan?” tanya si bartender, yang mana langsung membuat Andra menoleh dengan wajah bingung.

Andra yang mendengar itu nampak heran, namun mendengar nama Lany, ia langsung berusaha mengingat wajah si bartender. Ya, dia adalah gadis yang saat itu bersama dengan Lany, ketika ia menemuinya. Jadi, bisa dipastikan bartender ini adalah teman Lany. Namun, mendengar kata tip, membuat raut wajah Andra sejurus kemudian berubah. Seolah bertanya-tanya.

“Tip?” tanya Andra dengan lugunya. Ya, karena memang ia tidak mengerti tip apa yang bartender itu maksud.

“Iya, tip. Karena sudah memberikan pelayanan extra di kamar anda kan?” tanya si bartender lagi, dengan lebih lugu dari Andra.

“Pffffft..” Alandra yang mendengar itu malah ketawa, bukannya menjawab, ia justru makin terkekeh yang mana membuat si bartender mengkerut heran.

“Seriously?” Tanya Andra yang masih setengah tertawa.

Si bartender mengangguk dan kian membuat tawa Andra meledak.

Tip? Pelayanan kamar ekstra? Haha, Lany memberikan alasan seperti itu hanya demi menutupi kejadian yang sebenarnya. Ah, Melany! Andra dibuat gemas.

Jadi dia menggunakan alasan itu untuk menutupi semuanya? Ck, astaga. Tapi itu memang benar, Lan! Kamu memberiku pelayanan extra, extra yang sangat luar biasa dengan ending yang mengejutkan! Kamu masih virgin dan itu memaksa ku ingin bertanggung jawab atas tindakan yang kulakukan, tapi kamu justru menolak niat baikku. Hmmmnt!

Alandra masih senyum-senyum sendiri, demi mengingat kejadian malam itu. Meski berada di bawah pengaruh alkohol, namuna ia masih bisa merasakan sensasi yang luar biasa itu. Rasanya ia ingin mengulanginya namun dengan orang yang sama tentunya.

“Jadi dia bilang, aku kasih tip ke dia? oh my god, she is sho cute..”

“Lany, Lany...” Andra menggeleng kecil dengan senyum merekah “Kamu kok lucu banget sih! Pintar banget ngelesnya.” tanpa sadar Andra berucap menggunakan bahasa Indonesia yang mana membuat si bartender terkejut bukan main.

“Hah???” teriak si bartender dengan ekspresi setengah menganga dan menggambarkan keterkejutan yang nyata.

...______...

Celin, ia sedang melanjutkan shiftnya setelah beberapa jam yang lalu break sejenak. Dan sore ini ketika sedang bekerja, Ia melayani seorang pria yang seperti tidak asing baginya. Pernah lihat atau mungkin bertemu, namun ia lupa dimana tepatnya. Ia dan pria itu pun berinteraksi, mulai berbincang layaknya bartender dan pengunjung bar pada umumnya.

Namun saat tengah meracik mocktail pesanan pria tersebut, ia justru mulai mengingat siapa pria itu. Yeah, dia adalah pria yang seminggu lalu pernah menemui Lany saat di bar yang ada di lantai bawah. Menurut cerita yang didengarnya dari Lany, jika pria itu adalah tamu yang memberikan tip karena ia membersihkan kamarnya secara extra.

Namun pria itu justru kelihatan bingung ketika mendengar kata tip.

Saat ia menjelaskan detail yang ia tahu dan siapa Lany baginya. Pria itu justru terkekeh. Itu membuatnya semakin heran.

Tak sampai di situ, ia sama sekali tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat pria itu bicara menggunakan bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa Inggris separuh.

“Jadi dia bilang, aku kasih tip ke dia? oh my god, she is sho cute..”

“Lany, Lany...” Andra menggeleng kecil denga senyum merekah “Kamu kok lucu banget sih! Pintar banget ngelesnya.”

What the fuc*k??

He is Indonesian guy??

Celin melotot tak percaya, Dengan ekpresi yang sama ketika Lany tahu jika Andra juga orang Indonesia.

“Kamu orang indo?” tanya Celin bodoh, sangat bodoh dengan ekspresi yang Nggak banget.

Tanpa sadar, Andra juga tak kalah terkejutnya ketika mendengar dia si -bartender- juga menggunakan bahasa Indonesia.

Andra yang tadi hanya kebetulan menggunakan bahasa Indonesia juga sangat terkejut. Ya, mereka sama-sama melongo menyadari diri berasal dari Negara yang sama. Coincidence again!

“Ternyata orang indo juga?" tunjuk Andra

...__...

Lany, ia baru saja memutus sambungan teleponnya. Setelah berusaha menolak untuk mengirim uang lagi. Namun Ibu tirinya berhasil membujuk Ayah untuk memaksanya dan itu berhasil membuat ia terpojok. Lagi dan lagi hanya bisa jadi penurut dalam keterpaksaan!! Poor, Lany!

“Kirim uangnya, kalau tidak mau jadi anak durhaka!” begitu kata Ayah menghardiknya

“Belum kaya saja sudah hitung-hitungan sama keluarga. Dasar sombong!” Kata-kata ini menghantam telak di relung hati Lany.

Ia yang awalnya masih mampu menolak kini hanya diam dan melenguh pasrah ketika dihadiahi bacotan yang menghujam, menghantam telak di hatinya.

“Kirim uangnya! Kalau bukan karena kami, kamu tidak akan bisa begini!”

“Iya, nanti ku kirimkan!” Lany berucap pasrah kemudian memutus panggilan secara sepihak.

Ia yang tadinya baru ingin beristirahat, kini harus pergi lagi untuk mentransfer uang.

Lany sakit hati, Lany kesal!! Ia benci dirinya yang terlalu lemah jika berurusan dengan keluarga. Kenapa jika di dunia luar dia begitu tegar namun saat dengan dunia keluarga tipu-tipu itu, ia justru selemah ini.

Lany baru meraih hoodie abu-abunya ketika ia mendengar suara panjang yang memekakan telinga.

Lany tersenyum mendengar suara itu. Wajah yang tadinya lusuh mengkerut, kini berubah kencang seperti sudah disetrika. Dia langsung berbinar dan bersemangat.

Ya, suara panjang itu merupakan suara klakson kapal (Ship's Whistle). Yang mana suara panjang itu merupakan suatu kode jika sebentar lagi kapal ini akan bersandar di dermaga. Selain memberi sinyal untuk petugas yang ada di pelabuhan jika kapal akan bersandar, klakson juga memiliki fungsi sebagai alat peringatan bagi semua yang ada di sekitar perairan untuk menyingkir dan menjauh agar tidak tertabrak.

Setelah beberapa minggu yang lalu berlayar dari Meksiko, dan New york menyebrang lautan. Dan sekitar dua hari yang lalu sempat berlabuh di New Orleans kini kapal pesiar itu tiba dan akan segera berlabuh di Miami Port, Florida Amerika Serikat, yang merupakan pelabuhan penumpang terbesar nomor 1 di dunia.

Setelah mengambil hp dan tas yang berisi kartu-kartu pentingnya, Lany langsung berlari menyusuri koridor, naik tangga dan memasuki lift, melalui ruangan-ruangan indah nan mewah yang ada untuk pergi menuju bagian luar dek. Ia akan menyaksikan bagaimana kapal akan bersandar dan disambut oleh semua pasengger baru yang akan ikut berlayar di pelayaran selanjutnya.

“Welcome to Miami Port!!” Lany bergumam kecil. Kini langkahnya mulai melambat saat matanya sudah menangkap jelas jejeran gedung menjulang yang ada di kota Miami dari kejauhan.

Setelah beberapa hari berlayar tanpa melihat daratan, biasanya para crew member akan mendapat izin untuk turun ke kota tempat kapal berlabuh. Dan tentu itu menjadi suatu kebahagiaan dan keuntungan tersendiri bagi semua pelaut. Termasuk Lany, ia sering menggunakan kesempatan itu untuk ikut jalan-jalan menyusuri kota tempat berlabuh. Terkadang sendiri atau bahkan bersama para kru yang lain.

Tentu saat ini juga begitu, sudah ada rencana apa yang akan terlintas ketika sampai nanti. Ia akan mengajak Celin menjelajahi kota dan akan pergi ke tempat favorit yang sering mereka datangi di sana.