Aku adalah seorang pacar dari pengusaha kaya dan terkenal di kota ku. Bahkan aku mampu mengalahkan cinta suami orang kepada ku daripada ke istri sah nya. Dendam memang lah sudah terpendam di dalam hati kecil ku yang paling dalam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjalanan
Akbar dan Ersya beranjak menuju ke gedung pertunangan Rega dan juga Via. Selama dijalan mereka sangat menikmati banyak sekali obrolan panjang yang di peroleh dari keduanya.
Ersya juga menceritakan bagaimana keadaan hatinya setelah putus dengan Rega. Begitupula sebaliknya Akbar menceritakan bahwa dirinya memendam rasa cinta dengan seseorang. Hal itu membuat Ersya sangat penasaran.
"Kamu tahu nggak sih perasaan aku setelah putus kaya hancur dunia aku" ucap Ersya mengutarakan isi hatinya kepada temannya. Ia berharap bahwa Akbar bisa menjadi penenang walaupun hanya sementara saja.
"Iya aku tahu kok. Hal itu pasti akan kamu rasakan ketika kamu putus cinta" ucap Akbar. Ia tidak bisa banyak menghakimi Ersya. Karena Akbar tahu bagaimana perasaan seseorang setelah putus cinta.
"Aku sangat sedih rasanya bahkan sampai saat ini hanya bahagia di luarnya saja" ucap Ersya. Ia jujur-jujuran dengan Akbar. Tanpa menutupi sesuatu apapun. Bahkan lebih jujur kepada Akbar daripada kepaa Renata sahabatnya.
"Kamu jangan berlarut-larut dong sedihnya harus tunjukkan bahwa kamu bisa tanpa dirinya" ujar Akbar. Ia tak ingin teman wanitanya itu berlarut-larut dalam hal percintaan.
"Nggak bisa bar di paksa pun akan sama saja hasilnya" ucap Ersya. Ia merasa bahwa dirinya tidak bisa hidup tanpa dampingan seorang Rega. Padahal tanpa di sadari banyak sekali yang mengantri kepada Ersya.
"Hstt... Jangan bilang nggak bisa hanya butuh proses dan waktu saja" ucap Akbar kepada Ersya. Sebenar nya Akbar mendengarkan hal ini juga terasa sakit. Tapi dirinya harus dipaksa kuat. Kekuatan dari seorang lelaki dan wanita memang sangatlah berbeda. Mungkin jika Akbar adalah seorang wanita. Ia tidak akan mampu mendengarkan cerita seperti ini dari seseorang yang ia sayangi.
Kekuatan wanita dan pria memang sangat berbeda. Tapi juga tak jarang wanita yang memendam masalahnya sendirian. Namun Ersya bukan orang yang pandai memendam masalahnya kepada orang-orang terdekatnya termasuk teman dan juga para sahabatnya.
Ersya lebih memilih mengungkapkan isi hati dan pikirannya. Karena bagi Ersya dengan begitu ia bisa merasa lebih lega dari sebelumnya.
Oleh karena itu manusia sebagai makhluk sosial mereka akan saling membutuhkan satu sama lain. Tidak percaya jika manusia bisa hidup sendirian. Bahkan hewan juga butuh seekor teman. Padahal hewan tidak berakal. Tetapi ada juga hewan yang merasakan stress karena tidak punya teman di sekitarnya.
"Nanti disana gimana ya bar,kalo aku sampai pingsan?" tanya Ersya kepada Akbar. Walaupun pertanyaan seperti ini menurut Akbar adalah pertanyaan konyol tetapi Akbar merespon pertanyaan tersebut dengan sangat senang hati.
"Hahaha... Mana ada sih independen woman yang pingsan cuman karena lihat mantan tunangan" jawab Akbar sambil sedikit meledek Ersya namun tetap menjaga perasaan perempuan.
"Ihhh kok kamu jad ngeledekin aku sih" ucap Ersya kesal dengan Akbar. Bukan jawaban seperti itu yang Ersya inginkan. Tapi sudah di jawab oleh Akbar juga Ersya sudah merasa senang. Dirinya tidak pernah merasa di abaikan oleh Akbar.
Akbar memang suka mencuri perhatian kecil dari Ersya. Menurut Akbar respon Ersya sudah cukup untuk menjadi teman yang baik. Tanpa julid dengan Ersya mungkin Akbar tidak bisa sedekat ini dengan Ersya. Namun yang ada di fikiran Akbar apakah renata begitu dengan banyak jenis lelaki. Hal seperti ini juga dapat membuat Akbar over thinking.