"Aku akan menikahi wanita mana pun yang bisa meluluhkan hati anakku!" Itulah pengumuman yang dibuat oleh Eza. Putra dari lelaki yang dikenal sebagai duda +1.
Karena salah satu orang terkaya di negaranya, sayembara Arkan menjadi viral. Padahal sayembara itu bukan atas kemauannya, melainkan karena ulah sang anak. Ratusan wanita mengantri untuk ikut sayembara. Sampai seorang perempuan yang sangat mirip mendiang ibunya ditemukan oleh Eza. Nama gadis itu adalah Beby. Gadis tomboy yang mendaftar sayembara karena taruhan. Alhasil Eza meminta Arkan untuk menikahi Beby. Masalahnya adalah, Beby ternyata sangat muda, dia masih menginjak kelas dua SMA.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Arkan akan tetap menikahi Beby demi anak semata wayangnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 - Pindah
...༻✿༺...
Pipi Beby bersemu merah. Buru-buru dia dorong Arkan hingga menjauh darinya.
"Kasih tahunya biasa aja kali. Nggak perlu gitu juga," tukas Beby. Dia membuang muka untuk menutupi wajah merahnya.
"Makanya sebelum ngejudge orang, sebaiknya dipikir dulu. Ayo!" Arkan berjalan memimpin lebih dulu. Kemudian barulah Beby mengikuti. Mereka akan menemui pemilik gedung apartemen.
Nama pemilik apartemen adalah Andi. Sekarang dia dan Arkan sedang membahas mengenai unit apartemen yang tersedia.
"Kau mau yang seperti apa?" tanya Arkan sembari melirik Beby.
"Bolehkah aku melihat-lihat dulu? Soalnya aku nggak pernah melihat tempat begini sebelumnya," ungkap Beby.
"Ya sudah. Ayo kita melihat-lihat," ujar Arkan. Dia mempersilahkan Andi untuk memimpin jalan.
Sebuah unit apartemen dimasuki oleh Beby. Gadis itu langsung berdecak kagum.
"Oh... Jadi begini ya yang namanya apartemen," gumam Beby. Dia berjalan menuju balkon. Saat itulah Beby menyadari kalau dirinya berada di ketinggian. Wajahnya langsung memucat.
"Nyaman bukan?" tukas Arkan.
"Enggak. Aku phobia ketinggian. Bisa kah kau carikan tempat yang tidak tinggi?" pinta Beby dengan senyuman kecut. Ia juga bergegas pergi meninggalkan balkon.
Arkan memutar bola mata jengah sambil melonggarkan dasinya. Ia mencoba bersabar dalam menghadapi sikap labil Beby.
Arkan lantas meminta unit apartemen yang terletak di lantai bawah. Jadi Beby tidak perlu menggunakan lift.
Kini Arkan dan Beby kembali ke mobil. Keduanya mengenakan sabuk pengaman.
"Jadi apa selanjutnya?" tanya Beby.
"Kau dan ibumu harus bersiap untuk pindah. Aku akan menyewa jasa pindahan untuk kalian," jawab Arkan.
"Sekarang?" Beby memastikan.
"Iya!" tegas Arkan.
Beby mendengus kasar. Namun dia tak punya pilihan selain menurut.
"Lalu bagaimana nasib rumahku? Apa akan dibiarkan kosong begitu saja?" timpal Beby.
"Aku akan memikirkannya nanti," sahut Arkan.
Hari itu juga Beby dan ibunya pindah ke apartemen. Semuanya bisa dilakukan dengan cepat karena Arkan menyewa jasa bantuan pindahan. Sekarang yang harus Beby dan Lastri lakukan adalah berbenah.
Kebetulan saat itu Arkan juga ikut membantu. Dia sampai rela meninggalkan pekerjaannya.
Lastri sejak tadi menatap Beby. Dia melihat anaknya itu masih mengenakan seragam SMA. Sekarang jam menunjukkan jam dua belas siang. Seharusnya Beby belum pulang sekolah.
"Beb, kau kenapa sudah pulang sekolah? Kau tidak membolos kan?" timpal Lastri.
Pupil mata Beby dan Arkan membesar bersamaan. Keduanya juga reflek bertukar pandang.
"A-anu, hari ini guru melakukan rapat. Jadi pulang cepat," ucap Beby. Dia terpaksa berbohong. Setelah berucap begitu, Beby langsung mendelik ke arah Arkan.
"Iya, Bu. Makanya aku langsung datang jemput Beby ke sekolah," kata Arkan.
"Oh..." Lastri menganggukkan kepala. Pertanda bahwa dirinya percaya. Arkan dan Beby lantas mendengus lega.
Bersamaan dengan itu, seorang jasa pengangkut barang datang. Dia dan temannya tampak mengangkut sebuah lemari.
"Pak! Itu tadi kami ketemu anakmu. Dia ikut bersama kami ke sini," ujar salah satu pengangkut barang tersebut. Tak lama, Eza muncul dari pintu.
"Papa!" Wajah Eza tampak cemberut. Dia menggembungkan kedua pipi cabinya saat marah. Pemandangan itu tentu sangat menggemaskan di mata semua orang. Terutama bagi Beby, Arkan, dan Lastri.
"Eza! Kau sudah pulang ternyata," sambut Arkan.
"Kenapa Papa nggak bilang mau bawa camaku pindah ke sini. Terus sampai ngajakin dia bolos sekolah lagi," tukas Eza. Dia mengetahui semua itu dari Dini, mata-matanya di sekolah Beby.
"Apa? Membolos?" Lastri membulatkan mata.
tetap semangat
arkan sa ae.. otak nya langsung berharap beby pake bikini🤭🤣🤣