Sekuel dari TOBATNYA SANG KETUA MAFIA.
Note: JANGAN NUMPUK BAB YA🚫
NOVEL INI MENGGUNAKAN HITUNGAN RETENSI❗
Velicia yang dikenal sebagai ratu mafia berusaha kabur dari perjodohan yang dilakukan oleh sang ayah, Dave Allen. Ia benci saat memikirkan akan menghabiskan sisa hidupnya dengan Darren si penjahat kelamin.
Velicia terpaksa bersembunyi di dalam masjid dan mengenakan sesuatu yang begitu asing baginya. Hingga akhirnya ia dipertemukan dengan seorang laki-laki yang ia ketahui merupakan seorang ustadz.
"Astagfirullah! Kamu ... setan atau bidadari!" kaget seorang pria tampan dengan wajah bersinar. Saat itulah, pertama kalinya Velicia merasakan jantungnya berdegup tak biasa.
Ia akan membuat laki-laki itu jatuh cinta padanya kemudian memanfaatkannya demi memenangkan lahan milik warga yang menjadi incarannya sekaligus membuktikan eksistensinya sebagai ratu mafia.
Namun, akankah niat Velicia itu berhasil?
Atau ... senjatanya justru akan makan tuan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ratu 35
Mendengar suara bising di luar, Zayn pun menghampiri dengan panik. Apalagi namanya di sebut-sebut oleh warga. Bukan hanya dia yang keluar tapi Max dan Arumi juga. Bahkan Dave telah memerintahkan anak buahnya untuk berjaga-jaga. Bagaimana tidak, para warga membawa obor dan kayu di tangan mereka.
"Ada apa ini?" tanya Zayn tegas seraya menginterupsi para warga untuk tidak berteriak. Salah satu warga pun maju.
"Maaf, Ustadz. Sebagian warga pemilik lahan yang belum setuju, menuduh Ustadz Zayn sebagai pembuat makar," lapor warga tersebut. Hingga sebagian warga kembali berteriak emosi.
"BERHENTI ANARKIS! KITA BISA BICARAKAN SEMUA MASALAH DENGAN DAMAI!" seru Max, dengan kedua tangan yang ia angkat ke udara.
"Makar apa?" Kening Zayn berkerut tanda bingung.
"Kebun ketela sebanyak satu hektar habis terbakar. Belum lagi ternak yang tiba-tiba mati keracunan dan juga ikan di tambak yang mengambang. Para pemilik telah menuduh Ustadz memaksa mereka menyetujui penjualan lahan tersebut untuk pembangunan pesantren. Padahal, ustadz sendiri yang memberi mereka waktu tiga hari untuk memutuskan," jelas warga itu lagi yang bertugas sebagai penengah.
"ASTAGFIRULLAH!" Zayn mengusap dadanya. Ia menarik napasnya dalam. Tak lama ketua dewan masjid datang. Ikut membantu mengkondisikan situasi. Salah satu tokoh masyarakat itu tak terima jika Ustadz mereka mendapatkan tuduhan sekeji itu.
"Bagaimana mungkin, Ustadz melakukan hal sekeji itu. Kecurangan adalah hal yang di benci Allah. Menuduh tanpa fakta adalah fitnah! Kalian tidak bisa sembarangan!" kata ketua dewan masjid itu tegas.
Para warga tersebut nyatanya tak semudah itu percaya. Karena di tengah-tengah mereka ada provokator yang mengipasi asap hingga menjadi bara api.
Di dalam sana, Velicia merasa gelisah. Sejak tadi dengar suaminya terus di pojokkan. Dalam hatinya ia tak percaya jika Zayn akan mengambil langkah curang untuk mendapatkan lahan tersebut. Velicia ingin keluar tapi tidak tega jika harus meninggalkan sang mommy.
Anne, ternyata menyadari kegelisahan putrinya. "Keluarlah, beri dukungan untuk Zayn. Mommy tau jika dia adalah pria yang baik. Zayn tidak mungkin sejahat itu. Buktinya, dia bahkan bisa merubah rubah jahat sepertimu menjadi kelinci yang manis begini," kata Anne yang entah pujian atau sindiran untuk putrinya itu.
"Mom, kau tega sekali mengatai putrimu ini rubah jahat," cebik Velicia. Namun hati kecilnya mengiyakan penilaian sang mommy terhadapnya. Secara tak sadar ia telah berubah menjadi wanita penurut dan patuh. Macam kelinci yang lucu dan manis.
"Pergilah, Mommy sendiri pun tak apa," usir Anne pada Velicia.
"Baiklah, Mom. Nanti biar ummi Arumi yang di sini ya." Velicia pun keluar kamar. Menghampiri Arumi kemudian membisikkan sesuatu.
"Ummi masuk saja ya. Udara di luar tidak bagus untukmu. Temani mommy saja, biar Vel yang temani Zayn," kata Velicia pelan. Arumi mengangguk. Karena memang Velicia yang di butuhkan putranya saat ini.
Arumi masuk setelah mendapat anggukan dari Max. Melihat itu, Velicia langsung mendekati suaminya. Menyentuh lengannya hingga Zayn sontak menoleh ke arahnya.
"Pasti ada yang sedang bermain denganmu, Mas Zayn," bisik Velicia. Begitu merdu dan lembut di telinga Zayn. Apalagi panggilan gadis itu begitu tulus tanpa paksaan darinya.
"Biar saja. Allah pasti berada di pihak orang yang benar dan jujur. Lagipula, jika mereka memang tidak mau menjual lahannya, toh pesantren tetap akan berdiri dengan keterbatasan yang ada. Allah pasti akan memberikan jalan keluar untuk hambanya yang berada di jalan jihad," kata Zayn. Hingga senyum Velicia terbit di balik cadar gadis itu.
Zayn mengadakan menawarkan mediasi. Dia akan melakukan apapun untuk kembali mengkondusifkan situasi. Jika memang warga meminta ganti rugi Zayn akan mengeluarkan tabungan yang ia punya. Ia yakin Allah akan memberikannya jalan keluar dari masalahnya ini.
Tengah malam itu, para warga berkumpul di aula masjid. Titik mediasi menemukan inti bahwa Zayn harus mengganti rugi dari semua kerusakan yang terjadi. Ada beberapa bukti yang tidak bisa di elak. Yaitu, potongan sorban miliknya dan juga sebelah sendal yang tertinggal di lokasi kejadian.
Zayn tidak ingin masalah itu menjadi cikal bakal kegaduhan. Sehingga dua kubu warga saling serang. Ia tau mereka dan dirinya hanyalah korban yang sedang di adu domba oleh pihak yang akan mengambil keuntungan dari momen memancing di air keruh. Karena itulah, Zayn dengan segala kebijakan serta ketenangannya dalam menyikapi masalah, memutuskan jalan keluar yang membuat sebagian warga tak terima.
Mereka yang berada di pihaknya merasa saat ini sang ustadz sedang di peras dan di dzolimi. Benar, tabungan yang Zayn miliki habis tak tersisa. Bahkan, ia harus meminjam emas simpanan Arumi untuk melunasi ganti rugi tersebut.
"Insyaallah, Zayn akan ganti emas Ummi ini. Maaf, jika Zayn menyusahkan kalian," ucap Zayn ketika menerima kotak perhiasan milik sang ummi.
"Pakai saja. Jangan berpikir menggantinya. Semua itu bukan kesalahanmu, Zayn," kata Arumi penuh haru. Rasanya tidak tega melihat anaknya di fitnah seperti itu.
Velicia tak tahan lagi. Gadis itu menghampiri sang Daddy.
"Kenapa Daddy diam saja! Bukankah harta Daddy banyak!" seru Velicia. Dave hanya menghela napas mendapati protes dari putrinya.
"Sebelum kau mengatakan ini, Daddy sudah menawarkannya pada pamanmu dan juga suamimu. Tapi, mereka menolak," jawab Dave lesu. Ia merasa tak berguna karena tak bisa melakukan apapun ketika keluarga sang ketua mengalami musibah.
"Kenapa paman Max menolak? Zayn juga?" cecar Velicia heran.
"Kau sadar tidak, darimana uang yang Daddy dapatkan?" Dave balik bertanya. Velicia mengerutkan keningnya bingung. Namun tak lama kemudian kedua matanya membulat sempurna.
"Percuma saja dong Daddy ada di sini. Hartamu banyak tapi nyatanya kita lebih miskin!" Velicia yang kesal berlalu dari hadapan Dave dengan hentakan kakinya. Saat hendak ke dalam, ada Zayn yang menarik tangannya. Pemuda itu membawanya ke balik pintu.
"Mas Zayn?" kaget Velicia. Di saat tubuhnya jatuh ke dalam pelukan suaminya itu. Zayn menatap wajah istrinya dengan keprihatinan.
"Sebagian anak yang baik, tak ada alasan apapun bagimu untuk membentak Daddy seperti itu," kata Zayn lembut seraya mengusap kepala Velicia.
"Tapi, aku--" Velicia tak bisa berkata-kata. Hanya kedua matanya yang berbicara dengan genangan yang akhirnya tumpah.
*
*
Di ruangannya, Darren terlihat tengah tertawa keras. Bahu pria itu sampai berguncang hebat. "Habislah kau anak muda sok pintar! Dia pikir bisa melawan penguasa! Cih!" Darren meludah ke samping. Kemudian tergelak lagi.
"Bawakan aku anak perawan dari desa itu. Aku ingin mencicipi keindahan warga yang ternyata bodoh itu!" titah Darren pada anak buahnya.
MAAF YA ZAYN, 🤧🤧 COBAAN MASIH BANYAK YANG BELOM DI COBAIN
aku tak otw ke lapak papa Dave 🤭