"Jika aku harus mati, maka aku akan mati karena Allah dan kembali pada Allah, bukan menjadi budakmu."
"Hati - hati Jingga, Semakin tinggi kemampuanmu, maka semakin Allah akan menguji dirimu. Tetaplah menjadi manusia yang baik, menolong sesamamu dan yang bukan sesamamu."
"Karena semakin tinggi kemampuanmu, semakin pula kamu menjadi incaran oleh mereka yang jahat."
Dalam perjalanan nya membantu sosok - sosok yang tersesat, Rupanya kemampuan Jingga semakin meningkat. Jingga mulai berurusan dengan para calon tumbal yang di tolong nya.
Dampak nya pun tidak main - main, Nyawa Jingga kembali terancam karena banyak sosok kuat yang merasa terusik oleh keberadaan Jingga. Jingga semakin mengasah dirinya, tapi apakah dia bisa kuat dan bisa menolong mereka yang meminta bantuan nya? sementara nyawanya sendiri juga terancam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 25. TENTANG JONAH. {Mengantar Jonah}
{Flashback Jonah, Tahun 1987.}
Jonah adalah anak yang pendiam, dia lahir dari keluarga yang sangat berada tapi dia tidak mendapatkan kasih sayang yang penuh. Orang tua Jonah sibuk bekerja, baik ayah atau ibunya kedua nya sama - sama pekerja keras.
"Pa, nanti bisa ikut kumpulan orang tua, kan?" Tanya Jonah pada ayah nya.
"Jonah, papa udah bilang kan berkali - kali, papa sibuk. Nanti kamu coba tanya mama kamu coba." Papa Jonah selalu berkata dirinya sibuk.
"Iya, pa." Ujar Jonah.
Padahal Jonah sudah berkata pada ibunya juga, dan jawaban ibunya sama saja. Mereka sama sekali tidak pernah bisa mengikuti perkumpulan orang tua, sehingga jika ada perkumpulan orang tua, Jonah akan datang sendiri tanpa pendamping.
Jonah tidak memiliki teman, tapi sekalinya dia memiliki teman maka teman nya itu hanya memanfaatkan dirinya saja karena dia anak orang kaya. Dan dari hal itu kesialan Jonah bermula.
Hari itu Jonah hendak pulang dari sekolah, dia telat pulang karena dia memiliki kelas tambahan berenang. Penyebab nya adalah seseorang menyembunyikan tas nya yang berisi baju ganti, Jonah harus mencari nya dulu karena dia sudah tahu pasti itu ulah teman kelas nya yang sangat jahat padanya.
Jonah mencari sampai hari sangat gelap dan semua murid hampir semuanya sudah pulang, dan dia masih berkeliling mencari tas nya. Setelah dia menemukan nya di dekat tempat sampah, dia pun segera membawanya dan berganti pakaian. Namun beberapa teman kelas nya sudah menunggu di luar bilik ruang ganti.
"Ikut gue!" Ujar salah satu teman kelas Jonah.
"Eh! Aku nggak mau, aku mau pulang." Ujar Jonah memberontak.
Tapi Jonah di bawa paksa, dan singkat cerita Jonah di bawa ke ruangan yang sangat gelap, Jonah tidak pernah kesana sebelumnya.
"Lepasin aku! Aku mau pulang." Ujar Jonah.
"Diem banci! Lo jangan banyak ngomong." Ujar anak yang sepertinya adalah kepala geng.
Mereka memukuli Jonah, menendang dan bahkan kepalanya di injak sampai telinga nya berdengung hebat. Salah satu di antara mereka merogoh semua barang Jonah dan mengambil uang Jonah, Kepala Jonah di tendang dan Jonah pingsan.
Jonah tidak sadar lagi, dan karena panik, anak - anak jahat itu pun panik dan mengira Jonah mati. Mereka membawa Jonah dan melemparkan Jonah ke lubang galian yang berada di lahan lingkungan sekolah, kebetulan pihak sekolah sedang menanam pohon dan tukang taman menggali lubang untuk pohon - pohon yang akan di tanam.
Lalu Jonah di tinggal begitu saja, tanpa tahu Jonah kembali sadar.
"Tolong.." Jonah merintih kesakitan.
Sayang nya lingkungan sekolah sudah sangat sepi dan gelap, karena semua nya sudah pulang.
"Tolong, ada yang bisa dengar aku??" Panggil Jonah pelan, dia sudah tidak memiliki kekuatan lagi.
Jonah mencoba bangun, tapi susah. Lobang tanah yang basah, licin juga lumayan dalam itu tidak bisa Jonah panjat karena kondisinya sudah sangat lemas. Di tambah lagi kepalanya berdarah, dia merasakan pusing yang teramat sangat.
"Tolong... Tolong.." Jonah merintih kesakitan.
Di angan Jonah, dia berharap ayah atau ibunya datang mencarinya, dia berharap akan sda yang datang mencari nya dan menemukan nya, dia terus menatap ke atas dengan penuh harapan, sampai tidak terasa matanya mulai berat dan tidak bisa di kondisikan.
Dan itu kali terakhir Jonah berjuang dengan hidup nya, karena tidak juga mendapatkan pertolongan, Jonah meninggal dunia di lubang galian yang dingin itu, seorang diri sambil menunggu ada yang datang.
Setelah itu hujan turun dan Jonah yang sudah meninggal itu terendam air sampai akhirnya di temukan esok harinya dengan keadaan sudah membengkak seluruh tubuh nya. Pihak sekolah tidak tahu apa yang sudah di lalui Jonah, dan mengira Jonah jatuh kedalam lubang itu sendiri dan meninggal di tempat.
Tapi orang tua Jonah tidak terima dan melakukan autopsi pada Jonah, hasilnya Jonah meninggal karena pendarahan di kepala dan di otak nya, di akibatkan oleh benturan benda keras. Jonah melihat kedua orang tuanya menangis menyesali kepergian nya, Jonah pun akhirnya tidak tenang dan masih menunggu pelaku yang sudah mengambil nyawa nya.
"Mama.. Papa.. Maaf.." Gumam Jonah, pada kedua orang tua nya yang sudah tak bisa lagi dia sentuh.
Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun ke tahun, Jonah masih juga belum menemukan para pelaku itu. Mereka sepertinya pindah, tapi Jonah masih mencari keberadaan mereka dan menunggu mereka di sekolah itu, meski nyatanya sampai sekarang Jonah masih belum menemukan nya.
Dan sejak kematian Jonah, tempat duduk milik Jonah selalu di nyatakan angker. Pada tahun - tahun itu semua orang tahu kisah Jonah yang meninggal di sekolah, bahkan sampai sekarang pun masih berseliweran cerita tentang hantu Jonah.
Mengapa? Karena Jonah kadang mengganggu orang yang duduk di bangkunya, sampai dia bertemu Jingga dan mereka berteman.
{Flashback Jonah End.}
Jingga, Gani dan Elang kini berada di bawah sebuah pohon yang dulunya menjadi tempat meninggal nya Jonah. Pohon itu sudah sangat besar dan sangat rindang, siapa yang tahu pohon besar yang berada di area sekolah itu memiliki kisah di dalam nya, menjadi tempat perjuangan terakhir seorang siswa yang malang, sampai akhir nafas nya.
"Semua itu sudah sangat lama, Jonah. Mereka tidak kembali berarti mereka sadar mereka bersalah. Kamu tidak memiliki salah apapun, kamu tidak seharusnya ada di sini." Ujar Jingga.
Jonah berdiri di depan pohon yang rindang itu dengan wajah sedih nya, ia kembali mengingat bagaimana dirinya bisa meninggal, ia kembali mengingat perjuangan terakhirnya.
"Mereka akan selamanya di hantui rasa bersalah padamu karena sudah membunuh kamu, tapi kamu nggak harus menaruh dendam sama mereka. Allah maha melihat, dia maha tahu hambanya yang mana yang sudah di sakiti, mereka yang menyakiti kamu pasti akan mendapat balasan nya." Sambung Jingga.
"Bener, kamu bisa pergi dengan damai Jonah. Gue yakin mereka juga nggak akan hidup damai." Ujar Elang.
"Pergilah, Jonah. Alangkah lebih baik kamu lepasin semuanya, kamu berhak damai di tempat yang bagus." Ujar Gani.
Jonah menatap Jingga, dan Jingga juga menatap Jonah dengan mata nya yang sudah sembab karena menangis sejak tadi.
"Apa aku bisa pergi Jingga?" Tanya Jonah, dan Jingga langsung mengangguk dengan kuat.
"Iya, kamu lepasin semua kemarahan kamu, kamu nggak salah, kamu bisa pulang ke tempat yang lebih baik." Ujar Jingga.
Dan saat itu Jonah melihat sebuah cahaya yang muncul di antara pepohonan di sana, Jonah tersenyum karena itu kali pertamannya Jonah bisa merasa setenang itu.
"Pergilah Jonah." Ujar Jingga.
"Makasih Jingga, kamu sangat baik. Makasih udah ingetin aku, makasih.." Ujar Jonah, Jingga mengangguk sambil air matanya terus menetes.
"Makasih Elang, Gani. Kalian jagain Jingga ya, banyak yang mau celakain Jingga. Terus jagain Jingga, jangan tinggalin Jingga." Ujar Jonah pada Elang dan Gani.
"InshaAllah." Sahut Gani, tapi Elang tidak bisa menjawab karena tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
"Aku pergi ya Jingga??" Ujar Jonah, dan Jingga kembali mengangguk.
Jonah pun berjalan menuju kearah cahaya yang terang itu, Jingga, Elang dan Gani sama - sama mengantar Jonah dengan membacakan doa untuk Jonah, dan perlahan Jonah pun hilang bersama cahaya itu.
"Alhamdulillah." Gani dan Elang berucap bersamaan.
Jingga menghapus air matanya dan masih membaca doa untuk Jonah, dia akhir nya bisa mengantar Jonah pergi, tapi kini dia kembali teringat dengan Raka yang juga masih menyangkut di dunia.
Setelah selesai berdoa, Jingga, Elang dan Gani pun akhirnya pergi dari pohon itu dan mereka pulang dari sekolah, bersamaan dengan anak - anak yang ikut kelas ekstrakulikuler.
'Damailah Jonah, terimakasih sudah menemaniku beberapa tahun ini, kamu adalah anak yang baik, teman yang baik.' Batin Jingga, sambil berbalik menatap pohon besar itu.
BERSAMBUNG...
Bakar aja skalian dgn rumahnya. Jangan kasih kesempatan idup, berbahaya tuh orang
pokok Ny Makasih 😍,
Msh Ada 2 Jones Belum Ada Jodoh Ny tu